Part 29

13.1K 1.3K 41
                                    

Hai guyss

Maap agak telat ya update nyaa

Sebelum baca yuk vote⭐🌟🌟⭐ dan komen kalau boleh follow juga bagii yang mau

Selamat membaca semua🧡🧡

----------------

5 years later (Annie umur 12 tahun)

"Violet ada dimana, Taylor?" Annie bertanya kepada temannya, Taylor, karena tidak melihat Violet sedari tadi. Sekarang, Annie, Violet, dan Taylor sedang berada di rumah Violet untuk belajar bersama karena sebentar lagi mereka akan mengikuti penilaian tengah semester. Dari sekolah dasar, hingga kini mereka sudah menjalani sekolah menengah pertama, belajar bersama selalu menjadi rutinitas mereka ketika akan mengikuti ujian.

"Katanya sih ke toilet, tapi pasti ujung-ujungnya menelepon Nick." Nick adalah pacar Violet yang sekarang. Mereka telah bersama sekitar seminggu yang lalu.

"Owh, kita mau nunggu Violet apa langsung mengerjakan latihan?"

"Langsung aja, ga usah tungguin budak cinta seperti Violet." Annie hanya terkekeh kecil mendengar penuturan kata dari Taylor. Memang sedari dulu Taylor merupakan sahabatnya yang sangat suka berbicara apa adanya, walaupun menyakitkan.

Mereka berdua pun mengerjakan latihannya, ketika Taylor tidak mengerti dia akan bertanya pada Annie, dan Annie akan menjelaskan secara rinci agar sahabatnya ini mengerti dengan baik. Saat Annie sedang menjelaskan, tiba-tiba saja handphone Annie bergetar. Sebenarnya itu bukan handphone milik Annie, tetapi karena Annie akan ke rumah temannya, Ray meminjamkan salah satu handphone miliknya agar Annie dapat dihubungi. Kalau kalian bertanya, mengapa Annie tidak diberikan handphone. Jawabannya adalah, Annie yang tidak mau. Annie menjawab seperti ini ketika Ray ingin memberikannya handphone pribadi,

"Annie belum butuh handphone, papa. Kalau Annie sudah dewasa saja, papa boleh kasih Annie handphone." Ray pun menuruti apa mau Annie. Dia merasa Annie berpikir terlalu dewasa dibalik umurnya yang masih 12 tahun.

Ketika Annie melihat handphone-nya, ternyata yang menelepon adalah Albercio. Dengan semangat yang tinggi, Annie mengangkat teleponnya. Bahkan dia melupakan bahwa dirinya sedang belajar untuk ujian nanti.

"KAKAK!" Teriakan Annie membuat Albercio kaget dan berakhir tertawa.

"Annie jangan teriak-teriak, kakak kaget tahu." Annie hanya terkekeh dan tersenyum malu. Bahkan Taylor yang berada disebelahnya sedang menatap jengkel dirinya karena berhasil membuat kaget.

"Ada apa kakak menelpon Annie? Bukannya sekarang masih jam sekolah kakak?" Sekarang di tempat Annie masih jam 5 sore sedangkan di tempat Albercio sudah jam 8 pagi.

"Tidak, hari ini libur karena guru-guru mengadakan rapat. Annie sedang ada dimana?" Albercio yang melihat latar belakangnya bukan kamar Annie pun bertanya keberadaan Annie.

"Annie ada di rumah Violet, kak. Kami lagi belajar untuk ujian tengah semester nanti." Albercio mengacungkan kedua jempolnya dan memuji Annie yang sangat rajin.

"Hei bro, who are you talking to?" Tiba-tiba Annie melihat wajah Eros di layar handphone-nya.

"Oh, hai Annie! Kak Eros kangen sekali dengan Annie." Pipi Annie pun langsung bersemu merah mendengar ucapan Eros. Sedangkan Eros hanya tertawa kegelian.

"Sana kau! Aku mau berbicara dengan adikku." Albercio mengusir Eros agar dirinya bisa berbicara dengan Annie. Tetapi bukannya mengembalikkan handphone milik Albercio, Eros malah melemparnya kepada kembarannya.

"Eric! Tangkap, Annie ingin berbicara kepadamu!" Eric pun menangkap handphone tersebut. Sedangkan Eros sedang menenangkan Albercio yang sudah berteriak-teriak menyumpahi si kembar.

"Hai Annie."

"Hai Kak Eric. Kakak semua lagi ada dimana? Lagi main-main ya?" Annie memiringkan kepalanya dan wajahnya terlihat bingung.

"Kami lagi di pantai, Annie. Nih, coba kamu liat. Terus yang disitu, itu Kak Philip." Eric pun mengubah tampilan kameranya dengan kamera belakang. Terlihat bahwa mereka sedang di pantai. Eric menunjuk salah satu orang yang sedang bermain jet ski dan itu adalah Philip.

"Wah bagus banget kak. Annie mau kesana." Annie yang melihat keindahan pantainya pun tergiur untuk bermain air.

"Iya nanti kapan-ka--" Eric yang sedang berbicara tiba-tiba saja terpotong dan munculah muka Albercio.

"Annie, sudah ya, kakak matikan dulu. Nanti kakak telepon lagi." Albercio mematikan teleponnya. Annie pun hanya menghela napasnya lelah. Kadang-kadang, Annie suka bingung, kenapa kakaknya mendapatkan teman yang seperti itu. Tetapi mereka semua sangat baik dan itulah yang terpenting.

"Sudah teleponnya?" Taylor berbicara kepada dirinya dan juga Violet yang baru saja muncul. Mereka yang tersangka hanya bisa tersenyum tidak enak. Mereka bertiga pun kembali belajar dengan rajin.

--------------

"Hey girls! Hai cantik." Rafael mendekati meja kantin yang sedang diduduki oleh Annie, Violet, dan Taylor sambil menyapa ketiga gadis tersebut. Terutama Annie. Memang sedari Annie memasuki Hamilton Junior High School, dirinya sudah termasuk siswi yang populer. Tidak hanya dirinya, tetapi Violet dan Taylor pun juga terkenal di sekolahnya. Sampai salah satu senior yang ada di disekolahnya menyukai Annie, yaitu Rafael. Memang banyak sekali yang sudah menyatakan perasaan kepada Annie, tetapi Annie tolak secara sopan dengan berkata,

"Kata Kak Albercio, Annie tidak diperbolehkan memiliki pacar. Tetapi jika memaksa, kamu harus menemui kakaknya Annie terlebih dahulu." Tentunya ucapan Annie ini membuat semua pria yang tadinya ingin menyatakan perasaan, mundur secara perlahan. Mereka sangat tahu siapa Albercio, maka dari itu mereka tidak ingin mencari masalah dengan keluarga Montgomerie. Tetapi Rafael adalah salah satu pria yang tidak gampang untuk menyerah. Dirinya sangat gencar dan tetap untuk mendekati Annie secara terang-terangan.

"Annie makan sama apa?" Rafael berbasa-basi kepada Annie sambil mengelus perlahan rambut Annie. Taylor yang berada diseberang kursi pun hanya mengerlingkan matanya.

"Lo buta apa gimana? Lo liat kan, dia lagi makan sushi." Taylor berbicara dengan agak nyolot, khas Taylor sekali.

"Ya gue kan cuma basa-basi aja gitu." Rafael yang merasa dimarahi oleh Taylor pun langsung merasa mentalnya down. Walaupun sudah sering dimarahi oleh Taylor, Rafael tetap saja takut kepada Taylor.

"Sudah deh ah kalian, lama-lama gue jodohin nih ya berdua." Violet berkata sambil memakan bakso super pedasnya. Taylor dan Rafael yang mendengar ucapan Violet pun membelalakan matanya.

"Ogah gue disandingin sama dia."

"Gue juga ga mau kali sama lu, cowo norak, narsis, kerjaannya ngegombal mulu."

"Udah, udah, yu makan lagi. Kak, makan dulu ya." Annie menengahi pertengkaran tersebut sambil tersenyum. Memang, Annie akan selalu menjadi air diantara api yang membara.

-----------------

YOOOOO

Untuk next part yukk

380 vote⭐🌟⭐⭐

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang