Part 11

32.1K 2.5K 60
                                    

Halaww semua

Maaf banget update tengah malem begini. Tadinya mau up pagi aja karena udah malem. Tapi ga enak juga ya kan karna udah janji bakal up waktu ep sebelumnya nyampe target. Jadi aku buru-buru buat.

Jadi kalau ada typo tolong maklumi yaaa.......

Yuk VOTE🌟⭐⭐🌟⭐, KOMEN.....

Selamat membaca❤❤❤

--------------

"ANNIE!" Ray meneriakan nama Annie saat melihat Annie ada didepan matanya.

Melihat Ray ada didepannya, Paul yang sedang asik untuk menyayat tangan Annie pun langsung bertindak. Dia menaruh Annie didepan badannya dan membawa pisau yang digunakannya untuk menyayat tangan Annie ke leher Annie.

"Welcome Ray. You put the gun down or your daughter will die. Oops, sorry, I mean, my daughter." Paul mengancam Ray, jika Ray tidak menaruh senjatanya, maka Annie akan mati. Paul bahkan tidak ragu-ragu untuk menekan pisaunya pada leher Annie, hingga terlihat ada sedikit darah yang mengalir dari leher Annie. Annie hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Dia tidak menyangka bahwa papa kandungnya sendiri bisa melakukan hal ini pada dirinya. Ya, Annie sudah tahu bahwa Paul adalah papa kandungnya. Walaupun dia masih tidak percaya, bahwa papa kandungnya adalah Paul dan bukan Ray.

"BRENGSEK! KAMU ADALAH PAPA KANDUNGNYA SIALAN! BISA-BISANYA MELAKUKAN HAL INI TERHADAP ANAKMU SENDIRI!" Ray berteriak pada Paul. Dia bahkan tidak pernah dan tidak bisa untuk melihat Annie kesakitan sedikit pun. Tetapi Paul yang merupakan papa kandungnya bisa berbuat hal yang kejam seperti ini. Benar-benar tidak masuk akal.

Memang, semenjak 3 tahun lalu, tepatnya semenjak Celine meninggalkan Paul untuk selamanya, kondisi mental Paul memburuk. Bahkan dia harus mendatangi psikologi secara rutin agar bisa menyembuhkan mentalnya. Dia jadi lebih cepat emosi dan tidak mempunyai rasa belas kasihan.

"SHUT THE FUCK UP! Now, put the gun down, you too sweety." Paul meminta untuk Ray dan Albercio menaruh senjatanya.

Ray yang mengetahui kondisinya tidak kondusif pun melirik pada Albercio seakan mengirimkan sinyal telepati. Albercio yang mengerti pun memberikan jawaban dengan kedipan mata agar Paul tidak curiga. Ray pun menuruti permintaan Paul untuk menaruh senjata mereka. Tetapi saat dia menaruh senjata tersebut, Albercio langsung menembak kaki kanan Paul hingga Paul pun berlutut dan menjatuhkan pisaunya.

Annie yang terlepas dari cengkeraman Paul pun langsung berlari kepada papanya. Ray menutup telinga Annie pada saat Albercio melanjutkan untuk menembak kaki kiri Paul juga agar Paul tidak bisa berjalan. Tentunya mereka tidak akan membiarkan Paul mati dengan mudah. Paul akan dibawa ke ruang bawah tanah untuk disiksa.

"Annie? Annie baik-baik saja?" Annie yang sampai sekarang masih menangis pun tidak menjawab pertanyaan Ray. Annie hanya menangis dan menangis. Ray dan Albercio yang tidak tega melihatnya langsung membawa Annie untuk pulang.

------------------

"Annie, maafin kakak ya. Kakak terlambat menyelamatkan Annie." Albercio yang berada disebelah Annie meminta maaf kepada Annie yang masih menangis. Albercio sangat tidak tega dengan keadaan Annie. Dia bahkan telah mengeluarkan setitik air mata karena sangat tidak tega melihat Annie. Dia merasa ini semua salahnya, Annie jadi bisa dalam keadaan seperti ini. Annie terlihat sangat kusut. Rambutnya yang dulu panjang, rapi, dan lembut, berubah, menjadi lebih pendek dengan potongan yang tidak teratur. Mukanya yang dulu imut lucu, menjadi terlihat ada bekas tamparan yang masih merah juga ada bekas sayatan di pipinya. Tangannya yang dulu selalu berbuat hal yang baik, menjadi penuh dengan sayatan yang diberikan oleh Paul. Kakinya yang dulu dipakai untuk melompat, menjadi sedikit pincang dan berbekas tali dibagian pergelangan kakinya. Albercio yang tidak tahan dengan kondisi Annie pun langsung keluar dari kamar Annie dan menuju ke ruangan bawah tanah untuk menemui Paul.

"Annie, maafin papa ya. Setelah ini, papa janji akan selalu menjaga Annie 24 jam." Ray berbicara kepada Annie dengan serak karena menahan untuk tidak terisak. Siapa yang tahan, melihat anak perempuan satu-satunya menjadi seperti ini. Ray bahkan rela untuk menyerahkan nyawanya demi kebahagiaan Annie. Ray bahkan rela untuk melakukan apapun demi bisa melihat lengkungan bibir Annie. Tetapi sekarang yang Ray lihat dari mata Annie adalah kesedihan, keputusasaan, dan kekecewaan. Dia tidak melihat lagi binaran yang terdapat pada mata Annie ketika memanggilnya papa.

"Papa? Papa? PAPA! PAPA JANGAN....JANGAN TINGGALIN ANNIE CENDILI PAPA! ANNIE TAKUT PAPA! PAPA!" Annie terisak dan menangis semakin kencang. Dia bahkan memukuli dan menjambak dirinya sendiri.

"Annie...Annie, ini papa sayang, Papa Ray." Ray tidak tahan melihat Annie seperti ini. Dia membawa tubuh kecil Annie kedalam pelukannya. Annie masih terlalu kecil untuk menerima ini semua. Ray tidak sanggup melihat Annie dalam keadaan seperti ini. Dia akan pastikan Paul menerima siksaan yang sangat kejam darinya.

"Papa Lay? Papa, tolong Annie pa...Annie ga mau sama Papa Paul. Dia jahat." Annie yang sadar bahwa dia berada dipangkuan Ray pun, meredakan  tangisannya. Dia menatap Ray dengan pandangan yang tersakiti, seolah meminta Ray untuk membantunya keluar dari kejahatan yang selama ini dia alami.

"Iya, papanya Annie cuma Papa Ray, tidak ada yang lain. Sekarang Annie tidur ya. Papa akan menjaga Annie supaya tidak ada orang jahat lagi yang mendekati Annie." Annie hanya menganggukkan kepalanya dan mencoba untuk tidur. Dia percaya, selama ada papanya, Papa Ray, dia akan  aman. Annie pun terlarut dalam tidurnya dan berharap semuanya akan baik-baik saja.

-----------------

Setelah memastikan bahwa Annie tertidur, Ray menyusul Albercio untuk menemui Paul. Terlihat Paul yang berada di sebelah mayat penjaga depan rumah, sedang dirantai di leher, kaki, dan tangannya. Paul yang melihat Ray pun tidak tinggal diam. Dia menyumpah serapahi Ray, Albercio dan Annie. Bahkan Paul menyalahi Ray atas kematian Celine 3 tahun yang lalu.

"Sudah bicaranya?" Ray berbicara tenang dan datar. Seolah kata-kata yang keluar dari mulut Paul adalah sampah yang tidak berguna.

"Kamu salah dalam memilih lawan."

Blessh

AKHHHHHH

Ray menusuk perut Paul dalam-dalam hingga darahnya memuncrat mengenai baju, celana, dan sedikit wajahnya.

"KAMU KIRA SETELAH APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ANAKKU, KAMU BISA KELUAR DARI SINI HIDUP-HIDUP?! JANGAN BERMIMPI!"

Blessh

AKKHHHHHH

"SAKIITTT AKHHHH!" Paul menjerit kesakitan. Bahkan rasanya ingin mati saja daripada hidup seperti ini. Ray sudah menusuknya sekitar 15 kali dibagian perut dan dada, 10 kali pada tangan dan 5 kali pada kakinya.

Byurr

Albercio menumpahkan seember air garam pada tubuh Paul agar Paul lebih menderita. Paul yang sudah sangat kesakitan pun pingsan dalam keadaan yang sangat mengenaskan.

Ketika Ray ingin mengecek lagi, apakah Paul masih menghembuskan nafas atau tidak, terdengarlah teriakan diiringi tangisan yang sangat kencang berasal dari atas.

"PAPA! PAPA!"

-------------------

Guyss, aku mau nanya sama kalian. Lebih enakkan si Annie cadelnya ditranslate apa ngga. Karena aku coba untuk part ini ga ditranslate. Komen pendapat kalian yaa..

OO iyaaa, aku seneng banget My Little Annie bisa no 1 buat #abang....semua ini berkat kalian jugaa...makasih yaa

Btw, kalian baca ini jam berapaa...karena kan aku publish sekitar jam 12.50 malam hehe...

Yang belom tidur cepet tidur......

Yuk buat next part 87 vote ⭐⭐🌟🌟🌟

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang