Part 32

15.7K 1.3K 54
                                    

Halawww

Aku agak telat maapp guys, tadi main mobile legend dulu wkwkk

Yukk sebelum baca di vote dulu🌟🌟⭐ dikomen juga supaya ga sepiiii dan follow aku kalau kalian mauuu

Selamat membaca semuaa❤❤🧡🧡❤

--------------

Sudah 2 menit, Annie dan pria ini berdansa, dan sedari 2 menit itu, Annie merasa gugup, ketika kedua mata dibalik topeng bewarna hitam itu menatapnya dengan seksama. Annie yang dilihat seperti itu pun merasa semakin gugup. Dia bahkan tak berani melihatnya, dan memilih melihat kearah sekitarnya saja. Tiba-tiba suara yang berat itu mengeluarkan suaranya yang membuat Annie terkejut.

"Annie, right?" Annie melihat muka pria tersebut dan mengangguk.

"Kakak tahu nama Annie darimana?" Annie merasa aneh saja ketika pria ini mengenal namanya sedangkan dirinya tidak. Apakah Annie pernah bertemu dengan kakak ini ya? Tetapi pria yang ditanya itu, bukannya menjawab, malah memberikan pernyataan yang membuat Annie semakin bingung.

"Tunggu 4 tahun lagi, aku pasti akan memberikan petunjuk. See you, my little girl." Pria itu pun meninggalkan Annie sendiri yang bingung. Siapa kakak itu? Apakah kakak itu kenal Annie? Apa maksudnya 4 tahun lagi? Annie yang sedang melamun pun dikagetkan oleh Albercio yang tiba-tiba menepuk pundak Annie.

"Annie, kakak tadi sempat kehilangan Annie. Annie tidak apa-apa kan? Tidak ada yang mengganggu Annie, kan?" Albercio memberikan pertanyaan kepada Annie karena khawatir adiknya ini akan diganggu disaat dirinya tidak ada. Tetapi ketika Albercio melihat Annie menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, Albercio pun menghela napasnya lega.

--------------------

Sekarang adalah waktunya pembacaan murid-murid yang memiliki prestasi. Semua murid berkumpul di ballroom sembari duduk dengan manis dan menunggu MC meembacakan peringkat. Ternyata juara umum 1 dimenangkan oleh Eric dan juara umum 2 dimenangkan oleh Albercio. Sedangkan Eros mendapat juara 1 dikelas memanah dan Philip juara 1 dikelas menembak, berkuda, dan bisnis. Eric, Albercio, Eros dan Philip pun langsung disoraki oleh semua murid. Mereka berempat maju kedepan untuk sesi foto dengan beberapa murid lainnya yang juara juga.

"Baiklah, selanjutnya dipersilahkan untuk Mr. Ray Montgomerie sebagai pemilik sekolah untuk maju kedepan." Ray yang disuruh oleh MC untuk memberikan pidatonya didepan pun langsung saja berdiri dan berjalan menuju podium tanpa basa basi dengan gagah.

"Sebelumnya, saya ucapkan selamat untuk kalian semua yang sudah lulus ditahun ini. Terimakasih telah memilih Montgomerie Private School untuk membimbing dalam pembelajaran kalian. Saya harap, masa depan kalian akan sukses. Selamat menjalani langkah kehidupan selanjutnya." Ray pun turun dari podium dan berjalan kembali ketempat duduknya yang berada disebelah Annie.

"Baik, selanjutnya adalah seorang alumni dari Montgomerie Private School 2 tahun yang lalu, yang merupakan juara umum 1 dan sekarang sedang menjalani masa perkuliahan di Stanford University. Mari beri tepuk tangan kepada Mr. Richard Hamilton." Annie yang sedang melihat orang tersebut pun merasa tidak asing. Ternyata setelah Annie lihat lebih jelas, dia adalah pria yang tadi berdansa dengannya. Owh, jadi namanya Richard Hamilton, ya? Annie hanya menatap pria itu yang sedang menatapnya balik dengan tajam sambil membacakan pidatonya. Annie yang tidak kuat ditatap seperti itu pun mengalihkan pemandangannya. Kenapa sih daritadi Annie diliatin seperti itu? Apa memang dia mengenal Annie ya?

Annie yang sedang melamun pun dikagetkan oleh Ray yang menepuk pundaknya. Ray yang merasa aneh dengan perilaku anaknya ini pun bertanya,

"Annie kenapa? Annie baik-baik saja?" Ray bertanya dengan nada khawatir sambil memegang kening Annie, takutnya Annie sedang tidak enak badan. Tetapi semua baik-baik saja, suhunya normal-normal saja dan tidak panas. Apa yang Annie pikirkan sebenarnya?

"Annie baik-baik saja papa. Hanya saja Annie lapar." Annie terpaksa berbohong. Dirinya tidak mungkin menjawab bahwa sedang memikirkan pria aneh itu. Jadilah Annie berkata bahwa ia lapar, walaupun setelah dipikir-pikir, dirinya jadi lapar beneran.

"Annie bisa menunggu? Acaranya sebentar lagi selesai. Kalau Annie tidak bisa menunggu, papah akan pesankan makanan untuk Annie." Ray mengusap kepala Annie dengan sayang.

"Tidak apa-apa, pa. Annie bisa menunggu." Annie tersenyum dan merangkulkan lengan kirinya ke lengan kanan papanya. Sudah Annie, tidak perlu dipikirkan. Mungkin dia hanya membual saja. Tidak akan ada apa-apa yang terjadi denganmu 4 tahun kemudian. Sekarang adalah hari bahagia kakak. Annie tidak boleh mengacaukan. Semangat Annie!

Acara graduation pun telah selesai. Semua murid dan orangtua pulang kenegaranya masing-masing, begitu juga dengan Albercio. Sedangkan Eric, Eros, dan Philip tidak kembali kenegara mereka dan langsung pergi ke United States dan menunggu hingga mereka memulai perkuliahan. Barang-barang murid akan dikirimkan kembali oleh sekolah sesuai dengan alamat yang mereka tuju. Jadi, para murid tidak perlu repot mengurusi barang-barang miliknya, karena akan dikirimkan oleh sekolah.

---------------

2 Months Later

Sekarang, Annie, Albericio, dan Ray sedang berada di Cambridge, United States. Ray sedang membelikan Albercio penthouse didekat kampus Albercio nantinya. Setelah beberapa menit, penthouse untuk Albercio pun sudah dibeli. Albercio dan Annie pun memasuki penthouse tersebut. Sedangkan Ray yang ada urusan dengan kliennya pun, keluar untuk sebentar.

"Wah, bagus sekali tempatnya, kak. Annie ingin kesini lagi nanti." Ray yang gemas dengan Annie yang sedang menatap binar tempatnya pun langsung memeluk Annie dengan erat.

"Kak, lepas. Annie sulit bernafas." Albercio pun langsung melepaskan pelukkannya dan diakhiri mencium kening Annie.

"Nanti Annie sering-sering kemari. Kalau bisa Annie pindah sekolah saja, jadi disini sama kakak." Annie mengeleng dan berbisik pada Albercio,

"Nanti kasihan papah, kak. Dirumah sendirian, nanti banyak hantunya kalau ga ada orang." Albercio yang mendengar ucapan aneh Annie pun tertawa. Hei! Mana ada hantu disana. Owh, mungkin ada sih, tepatnya diruang bawah tanah.

"Baiklah. Jaga papah dengan baik ya, Annie." Annie mengganguk dengan semangat.

Mereka pun berbincang ringan sambil tertawa, menghabiskan waktu yang tidak berapa lama bersama. Ini adalah kedua kalinya, Annie dan Albercio akan dipisahkan oleh jarak dan waktu. Annie sudah tidak menangis histeris seperti pertama kali, walaupun sekarang pun dia merasakan kesedihan. Untuk dua kali dia akan ditinggalkan oleh kakaknya.

"Annie sangat sayang kakak." Annie tersenyum lirih. Dia memejamkan matanya dan setitik air mata pun keluar. Annie pasti akan merindukan kakak.

"Kakak juga lebih sayang sama Annie. Walaupun kita akan berjauhan, tetapi Annie harus tahu, bahwa kakak akan selalu menjaga Annie." Albercio memeluk Annie lebih erat. Mereka berdua pun tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain.

--------------

Hellloooooo

Richard Richard oh Richard saha si richard tehhhh

Yuk untuk next part

410 vote🌟⭐🌟🌟⭐

My Little AnnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang