30. Rehat Sejenak

9 2 0
                                    

Di tengah dinginnya malam, Lavani terdiam di depan supermarket sembari melihat rintikan hujan yang deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tengah dinginnya malam, Lavani terdiam di depan supermarket sembari melihat rintikan hujan yang deras. Niatnya ingin membeli roti untuk mengganjal perutnya yang lapar. Namun, ia malah terjebak dan tidak bisa pulang.

Pulang? Bahkan ia tidak tahu harus kemana. Ia sudah bertekad untuk tidak akan pulang sebelum ia tahu siapa dirinya.

Tubuhnya terasa dingin, seragam putih abu masih melekat di tubuhnya. Cardigan rajutnya tak memberi efek hangat sedikitpun yang membuat ia memeluk lengannya. Belum lagi handphone nya yang lowbat membuat ia tidak tahu harus bagaimana.

"Kenapa belum pulang?"

Lavani mendongak menatap si pemilik suara. "Eh, em hujan." Ia tidak mungkin menceritakan alasannya yang kabur dari rumah bukan?

Tunggu, Lavani kenal orang ini. Kak Geo, mantan kapten basket SMA Pelita Harapan.

"Lo yang suka liatin gue main dari jendela perpus kan?" tanya Geo to the point.

Damn, ah Lavani malu rasanya. Padahal kan ia hanya mengagumi keluwesan Geo dalam memasukkan bola oren itu ke ring.

"Gue suka aja liat kakak main basketnya."

"Santai aja, ga usah pakek 'kak' segala."

Lavani terkekeh, "ga sopan dong kalo manggilnya Geo doang."

"Terserah deh, senyaman lo aja."

Lavani tersenyum dan mengangguk. Lama di keheningan, Geo kembali membuka suara.

"Rumah lo deket sini juga?"

Lavani mengangguk, padahal kawasan ini lumayan jauh dari rumahnya.

"Lo emang pendiem orangnya apa karena gue baru kali ini ngomong sama lo makanya jadi rada ga nyambung?"

"Gak juga sih kak, mungkin karena kita baru pertama kali ngobrol."

"Lo kenapa masih pakek seragam sekolah? Ini udah malam, kenapa juga keluyuran?"

"Aish, Kak Geo ini kepo sekali," batin Lavani.

"Tadi ada kerja kelompok jadinya ya gitu. Mampir ke sini buat beli cemilan, eh malah kejebak hujan."

Geo mengangguk, melihat Lavani yang berusaha menghidupkan handphone nya yang lowbat membuat ia peka dan memberikan handphone miliknya pada Lavani.

"Nih, percuma lo idupin ga bakal idup-idup juga tuh HP."

"Gapapa?"

"Pakek aja."

Lavani segera mengambil handphone milik Geo dan langsung membuka aplikasi Instagram untuk men-dm Pita. Jelas ia tidak hafal nomor WA anak itu, satu-satunya cara untuk menghubunginya hanya dengan Instagram.

"Boleh gue tambahin akun?" Geo mengangguk mengiyakan.

pit
gue nginap di rumah lo ya
pitaa
otw nih gue
papa mama lo ada di rumah gak?

Hai Lava! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang