33. Salah Paham

2 1 0
                                    

Usai dari pemakaman, Lavani diajak makan lamongan oleh Saka. Mereka menghabiskan waktu bersama hingga malam.

Lavani yang mungkin sangat lelah lelap di mobil dengan kepala bersender ke kaca.

Saka menggendong Lavani menuju lift hingga ke lantai 23. Beberapa orang yang melihat seperti mengintimidasi nya. Namun apa peduli, mau menjelaskan juga tidak ada waktu.

Setelah sekitar 3 menit akhirnya ia sampai dan segera masuk ke ruang 237.

Saka meletakkan Lavani pelan di kasur nya. Melepas alas kaki yang masih terpasang di kaki Lavani. Menarik selimut menutupi setengah badan gadis itu.

"Mimpi indah, Ava." Diakhiri kecupan di kening gadis itu.


🌻 🌻 🌻

"Kita mau kemana, ma?" tanya anak laki-laki sekitar berumur 5 tahun.

"Liburan ke pantai, sayang. Itu adeknya di jagain, bang. Mama mau bantu papa angkat koper ke mobil." Kata wanita dengan paras cantik.

"Ava jalannya yang pelan, sini biar abang gandeng." Saka memegang tangan mungil adik kecilnya yang berumur 3 tahun.

Sedang gadis itu hanya tertawa dan semakin berlari. Tidak menghiraukan Saka.

"Oke, ngajak main kejar-kejaran ya?" Segera Saka mengejar adiknya hingga dapat lalu ia gendong dan segera ia bawa ke mobil.

"Abang, Ava nda mau digendong."

"Abisnya kamu gak pandai diem."

Bibir Ava maju beberapa centi. Pikirnya marah, namun Mama, Papa, dan Saka malah gemas dengan si bungsu.

"Papa! Abang buat Ava kecal." Katanya dengan penekanan, dan malah terdengar cempreng.

Rangga langsung memeluk anak bungsunya itu. "Udah, kita kan bentar lagi mau liburan. Harus senang dong, mana senyum manisnya, papa mau liat."

Dengan cepat Ava menampilkan gigi susu nya yang rapi. Dengan matanya yang ikut tersenyum.

"Cantiknya sayang mama."

Saka menyambung, "sayang kita semua." Diakhiri kekehan oleh kedua orang tuanya.

Diperjalanan mereka bernyanyi bersama. Mulai dari balonku, pelangi-pelangi, bintang kecil, dan naik ke puncak gunung. Tentu itu request dari si kecil.

Lalu, berpindah ke lagi-lagu kebangsaan. Indonesia raya, hari merdeka, Indonesia pusaka, halo-halo bandung, ibu pertiwi, dan maju tak gentar. Request Saka yang sedang menyenangi lagu-lagu kebangsaan karena baru ia hafal di sekolah.

Terlihat seperti keluarga cemara. Harmonis dan penuh bahagia.

Lavani terbangun sembari tersenyum. Mimpinya sangat indah, ia merasakan kasih sayang kedua orang tua kandungnya. Bersama Saka juga.

"Loh kenapa bangun?" tanya Saka yang sedang rebahan di sofa.

Lavani menggeleng, lalu tersenyum. "Haus."

"Biar gue yang ambil." Dengan cepat Saka mengambil air putih untuk Lavani.

"Makasih Aka." Lavani mengambil gelas berisi air putih lalu meneguknya pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hai Lava! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang