Handphone Lavani bergetar cepat. Banyak sekali notif yang masuk di berbagai aplikasi miliknya. Terutama dari orang tuanya dan Jagat.
78 missed call, 171 chat, 59 line, 54 DM. Lavani berdecak melihatnya.
Jagat
lav
tuan putriii
dmna?
bunda telpon, bilang lo belum pulang
jgn bikin khawatir
lav
lavaa
sygg
lav ini gue udah nyari lo di sekolah gak ada juga
salah gue ga nganterin lo dulu tadi
gue terlalu percaya sama lo
taunya lo ngilang skrg
kemana sii cantik
kalo diculik, emang siapa yang mau nyulik bocah kayak lo
lav
aelah gue berasa cht sama diri sendiri
balas woi
lav ini gue beneran khawatir
ditelpon juga gak aktif
anjing lah
bisa gila gue
astagfirullah maap
angkat dong
balas
ini gue udah cari di jalanan juga gak ada
lo kemana sii
ga bisa tidur gue lavtoday
lav
semalam bobo dimana, bobo sama siapa, ngapain aja
lav ini gue beneran khawatir
alhamdulillah ceklis 2
balas woii
emang mau gue nikahin sekarang nih anakLavani terkekeh membaca pesan dari Jagat. Sebenarnya rasa rindunya menggebu pada pria itu. Ah tidak, pada semua yang ia tinggalkan untuk sementara waktu. Yakali sama Jagat doang, bisa-bisa kepedeannya meningkat 100 persen.
gue baik-baik aja
sekarang dimana?
nanti psti pulang tapi gak skrg.
baik-baik ya jagat
gausah khawatirSetelah mengirim pesan itu Lavani langsung menonaktifkan handphone nya, lagi. Ia sudah mewanti-wanti Pita untuk tidak cerita dulu dengan siapapun tentang Ia yang nginap semalam.
lav
yaelah ceklis satu lagi
nih beneran lo mau buat calon suami lo gila apa gmna siiJagat tampak frustasi, tapi ia berusaha menenangkan dirinya. Ia yakin orang tua Lavani juga sudah melacak keberadaan gadis itu, semoga saja.
Saybunda
pulang ya nak
maafin bundabunda jgn khawatir sama Lav
Lav baik-baik ajatanpa sadar butiran bening itu turun ke pipi Lavani. Ia tidak marah sama Papa dan Bundanya. Justru ia berterima kasih pada mereka. Lavani hanya ingin tahu siapa dirinya. Itu saja.
"Semangat Lav, lo kuat."
Monolognya sendiri, berharap perkataan itu memang ampuh untuk membuatnya kembali semangat.
* * *"Hati-hati Lav, kalo ada apa-apa kabarin gue."
"Iya, Pita. Lo yang bener sekolahnya."
Pita mengacungkan jempol nya. Mereka pisah di depan komplek. Lavani segera menuju halte, untuk menunggu angkutan umum. Uang nya kian menipis bersamaan ia pergi dari rumah. Jadi sehemat mungkin ia menggunakan sisa uangnya untuk beberapa hari.
Lavani membutuhkan waktu 1 jam untuk ke tempat tujuan. Sebelum itu ia membeli camilan di mini market terdekat.
bruk
"Ssh, aw."
"Maaf mba."
Lavani yang membelakangi orang itu naik pitam. Dan segera menyemprot orang ceroboh yang baru menabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Lava!
Teen FictionTentang sepasang remaja yang terjebak dalam kesepakatan mereka sendiri. ~ Selamat membaca, semoga hari kamu menyenangkan:) Cover by : @bingkaikertas