H
ari ini tepat hari ke 7 dilaksanakannya Ulangan Kenaikan Kelas. Semuanya menampilkan wajah senang karena hari ini ulangan akan selesai. Begitu juga dengan Lavani yang sedari tadi sibuk membaca buku novel nya di bangku pojok dekat jendela.
Jam menunjukkan pukul 10 kurang 15 menit, yang dimana saat ini sedang istirahat. Sembari menyomot ciki yang tadi dibelinya di kantin, ah ralat ia nitip dengan Pita saat sahabatnya itu ingin jajan ke kantin. Lavani terlihat santai dan sesekali mengetuk mejanya gemas akibat alur cerita yang tertera di novel yang ia baca.
Setelah istirahat, hanya tersisa satu mata pelajaran yang akan diulang kan, yaitu ekonomi. Lintas minat IPS itu tidak terlalu sulit bagi Lavani, dan sering kali ia mendapat nilai yang nyaris sempurna.
"Ntar pulang sekolah jalan yuk." Pita bersuara yang saat ini sedang menuju bangku Lavani.
Lavani tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari kertas yang berisikan kalimat-kalimat itu.
Sampai membuat Pita mengetuk mejanya sedikit keras, yang membuat Lavani mengerjapkan matanya kaget."Gila lo mau bikin gue jantungan?"
Pita merampas novel Lavani kasar, "baca apa sih lo, sampai ngacangin princess kayak gue?"
Lavani berdecih, princess? Ujung kuku aja ga ada yang sama.
"Dih apaan isinya cuma tulisan doang, ga ada gambarnya. Sama sekali ga menarik."
Mendengar itu membuat Lavani mendengus kesal dan segera mengambil novelnya di tangan Pita.
"Beda orang, beda selera." ucap Lavani mengerucutkan bibirnya.
"Jadi mau ngga, pulang sekolah kita jalan?" tanya Pita sekali lagi
Lavani mendelik, "gimana ya, gue pikir-pikir dulu deh. Soalnya sayang-sayang gue di rumah udah nungguin untuk gue baca."
Pita menjitak pelan kening yang ada dihadapannya, "gesrek lo. Ntar gue cariin cowok biar ngga ngenes amat."
Lavani terkekeh pelan, "yaudah, emangnya mau kemana?"
"Untuk merayakan selesainya ulangan mendingan kita ke pameran di Jalan Pancasila, selain makanan dan pernak pernik kalo ga salah juga ada pameran buku."
Penuturan yang keluar dari mulut Pita membuat mata Lavani berbinar, karena itu pameran pasti banyak sekali buku yang bagus dengan harga murah disana.
Lavani mengangguk cepat menerima ajakan Pita dengan senang hati.
"Segitu cintanya ya lo sama buku, Lav?"
"Iyalah, ibarat nya nih. Kalo sehari aja gue ga baca buku, hidup gue tu berasa ada yang hilang." Lavani mengucapnya dengan dramatis membuat Pita bergidik sambil menggelengkan kepalanya.
15 menit berlalu menandakan jam istirahat segera berakhir. Dilanjutkan dengan ulangan ekonomi sebagai penutup. Pita dan Lavani terpisah kelas karena keduanya terpaut nomor absen yang cukup jauh. Dimana nomor absen 1-20 di ruangan 3, dan 21-38 di ruangan 4.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Lava!
Ficção AdolescenteTentang sepasang remaja yang terjebak dalam kesepakatan mereka sendiri. ~ Selamat membaca, semoga hari kamu menyenangkan:) Cover by : @bingkaikertas