15. Sahabat?

19 3 0
                                    

Melihat Lavani yang fokus dengan buku, Pita mengalihkan pandangan tepat pada anak baru itu.

"Tiara, mau gue temenin keliling sekolah?"

Raut wajah Tiara tampak senang, pasalnya sedari tadi hanya teman laki-laki yang menggodanya.

"Boleh?"

"Ya boleh la, Ra. Kalo ga ngapain gue nawarin diri."

Tiara menggigit bibir bawahnya seraya tersenyum gugup. Pasalnya baru kali ini ia memiliki teman selain Jagat. Jadi ia tidak terlalu tahu prosedur dalam pertemanan.

Terlihat Tiara yang mengemas bukunya, lalu berdiri menghampiri Pita.

"Lav, ikut ga?" tanya Pita

Lavani menoleh, "mau ke kantin?"

Tiara menggeleng, "keliling sekolah." Cicit nya

"Ga deh, masih banyak materi yang harus gue baca. Have fun ya!" ucap Lavani

Pita yang memang sudah tahu Lavani seperti apa hanya menggelengkan kepalanya.

Saat di koridor, banyak pasang mata melihat ke arah mereka. Seperti melihat kejanggalan. Sebelumnya Pita tidak pernah berjalan dengan orang lain selain Lavani. Kalo tidak ya dia akan jalan sendiri untuk ke kantin.

"Eh, Pita dapet temen baru ya?"

"Lavani nya mana?"

"Kok dapet yang baru ninggalin yang lama si?"

"Tumbenan sama yang lain."

Seperti itulah kiranya mulut netizen berbicara. Membuat Tiara mengerutkan keningnya heran. Apa sekolah umum memang seperti ini?

"Jangan diribetin, biasa netizen memang gitu. Oh iya Lo pindahan dari mana?"

"Amerika."

"Serius?"

Tiara mengangguk, "baru ini aku masuk sekolah umum, dari TK sampai SMP home schooling. Aku seneng karena kamu itu temen kedua aku."

Pita tampak tak percaya dengan yang ia dengar barusan, "oh iya, yang tadi duduk sebangku sama gue itu Lavani. Dia emang burank, ga suka keramaian. Sebelum ada lo hanya beberapa kali Lavani mau ke kantin, biasanya gue sendiri mulu. Makanya tadi pada ngejulitin."

Tiara manggut-manggut pertanda ia mengerti. Lalu keduanya melanjutkan untuk mengelilingi sekolah, tidak sepenuhnya karena butuh waktu lama jika harus di selesaikan hanya dengan waktu istirahat.

"Nah sekarang kita tepat berada di kantin. Kantinnya emang besar, karena hanya ada satu kantin disini. Katanya biar siswa maupun siswi pada kenal walaupun beda angkatan."

Kantin SMA Pelita Harapan memang besar, namun tetap saja terlihat sumpek karena terlalu ramai.

"Jadi, Lo mau mesen apa?"

"Ummm, bakso sama es teh aja."

"Oke lo tunggu disini, biar gue pesenin."

Tiara terlihat tidak nyaman, sedari tadi banyak pasang mata melihatnya. Mungkin bagi mereka Tiara tampak asing. Namun, pandangan Tiara justru ke pojok kantin. Terlihat Jagat dan ketiga temannya yang Tiara tidak tahu namanya.

Beberapa detik pandangan keduanya bertemu, namun Jagat lah yang memutusnya duluan. Lalu, ia melihat Jagat bangkit dan keluar dari kantin.
Apa ia semenjijikan itu? Hingga dengan melihatnya saja mampu membuat Jagat pergi.

"Oi! Ngelamun Lo?"

Tiara mengerjapkan matanya pelan, "makasih Vapita," ucapnya lalu tersenyum.

"Santai, manggilnya Pita aja."

Hai Lava! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang