14

7K 269 4
                                    

Anyyeong yeorobun 👋🏻

Absen dulu dong di sini ➡

Yang kangen Vio mana suaranya

Yang masih setia nunggu mana suaranya

Happy reading😉

Sean menatap pintu walk in clotes yang tertutup sambil tersenyum sendiri. Ah, rasanya Sean sudah hampir gila memikirkan kejadian tadi.

Flasback on

"Arsen cemburu, ciumnya juga kurang lama."

Vio memiringkan wajahnya menatap Sean dengan tangan yang mengalung di leher cowok itu, kemudian kembali mengecup bibir Sean sedikit lebih lama. Hanya sebatas kecupan ringan, tapi efeknya mampu membuat Sean langsung kembali mematung layaknya orang bodoh.

"Vio cium nya udah lama, jangan marah lagi." Vio menangkup wajah tampan Sean, membuat Sean tersadar dan langsung menarik kedua sudut bibirnya membentuk kurva yang teramat indah menurut pandangan Vio.

"Arsen panas lagi?" Vio mengelus pipi Sean lembut dengan tatapan yang sedikit khawatir.

"Ha?" Sean mengernyitkan kening pertanda bingung dengan topik yang menurutnya tiba-tiba itu.

"Muka Arsen merah lagi, lebih merah dari yang tadi. Arsen nggak sakit kan?"

Mata Sean membola, berusaha menelan ludahnya susah payah. Dia blushing, sial! Sean merasa sangat malu sekarang, beruntung Vio tak mengerti apa yang terjadi padanya sebenarnya.

"Ehm, iya panas. Mm ... mungkin karna baju Arsen terlalu tebal makanya panas," kilah Sean diiringi kekehan garing.

Entah untuk apa kekehan itu dia pun tak tau, yang pasti dia sedang berada dalam situasi yang sama sekali tak pernah ada dalam bayangannya.

Bagaimana bisa seorang Arseano salah tingkah hanya karna mendapat kecupan dari gadis yang bahkan tak tau arti dari perbuatannya itu.

"Tapinya, baju Arsen kelihatan nggak tebal?"

Vio meneliti pakaian Arsen. Kalau tidak salah ingat Vio pernah memakainya saat tidur di rumah Arsen sekitar dua minggu yang lalu dan menurut Vio bajunya biasa saja tak terlalu tebal seperti perkataan Arsen tadi.

"Arsen nggak bohongin Vio kan? Vio nggak mau Arsen sakit."

Gadis itu tak mau jika Arsen sakit apalagi jika itu karna Arsen-nya terlalu kelelahan menjaganya selama dia dirawat. Yah, meskipun hanya dua hari.

Sean tersenyum mendengar Vio yang begitu perhatian dengannya.

"Arsen nggak bohong, Vio jangan khawatir."

"Tapi kenapa pipi—"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Sean sudah terlebih dahulu membekapnya dengan telapak tangan cowok itu.

"Jalan-jalan nggak, naik motor?" ajak Arsen.

Sebenarnya untuk mengalihkan pembicaraan sekaligus mengganti rencana jalan-jalan yang tertunda beberapa hari yang lalu.

violetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang