16

6.2K 417 12
                                    

Hy guys! Up lagi deh meskipun lama, sorry ya🙏

Kalo ada Typo tolong tandain ya, biar aku lebih mudah buat revisinya.

Jangan lupa Vote dan koment.

Gini aja deh, biar impas, aku bakalan kasih target vote sama koment nya. Kalo nanti target udah terpenuhi baru aku update.

Dan karna ini baru pertama kali, jadi kita buat yang mudah aja dulu ya guys ya.

Target pertama, 50 vote dan 10 koment !!!

Happy reading
————————

"Arsen!"

Teriakan Vio membuat Sean yang sedang memejamkan mata berusaha untuk tidur kembali membuka mata tanpa merubah posisinya yang tidur telentang diatas tempat tidur.

"Jangan lompat," peringat Sean saat melihat Vio mengambil ancang-ancang untuk melompat ke atas kasurnya.

"Yah ... Arsen nggak asik, ah." Vio menghempaskan tubuhnya di sebelah Sean yang masih kosong. Ikut menatap langit-langit kamar Sean yang terdapat lukisan langit malam lengkap dengan bintang nya yang akan menyala apabila lampu kamar dimatikan.

Tangan Kiri Vio berusaha menggapai saklar lampu kamar Sean yang ada di atas nakas di sebelahnya.

Sean menahan tangan gadis itu saat Vio sudah akan mematikan lampu, membuat Vio menoleh ke arahnya untuk protes.

"Jangan dimatiin," perjelas Sean saat Vio masih menatapnya.

"Kenapa ih, kalo nggak dimatiin bintangnya nggak nyala Arsen," Vio kembali berusaha menggapai saklar lampu yang kali ini dibiarkan Sean. Vio tak akan berhenti sebelum mewujudkan keinginannya.

Setelah berhasil mematikan lampu, Vio bergeser mendekat kearah Sean, kemudian menidurkan kepalanya di dada Sean masih dengan posisi telentang. Sena diam, pikirannya melayang memikirkan ucapan Vio saat di kelas tadi pagi.

Tangan Sean terangkat mengelus rambut Vio yang lembut.

"Vi, lebih sayang Kenan atau Keano?"

Pertanyaan random Sean membuat Vio segera menoleh ke arah cowok yang dia jadikan bantal.

"Vio sayang duanya, kan mereka juga sayang Vio," jawab Vio tanpa pikir panjang, kepalanya kembali menatap langit-langit kamar Sean yang menampilkan pemandangan langit malam.

Sean melanjutkan kegiatan tangannya yang mengelus rambut Vio setelah sempat terhenti saat Vio menoleh tadi.

"Kalau gitu, Vio lebih sayang Arsen atau lebih sayang Kembar?"

Sean tak bermaksud apa-apa menanyakan hal ini, dia hanya resah mengenai posisinya dalam hidup Vio.

Apakah benar dia hanya sahabat? Apa Vio tak merasakan perasaan yang lain?

Sean menggeleng saat memikirkan mengenai perasaan. Jika Vio merasakan perasaan yang lain juga, dia yakin Vio tak akan mengerti.

Kepala Vio kembali menoleh untuk yang kedua kalinya. "Kenapa nanya gitu? Vio kan sayang semuanya."

"Vio harus jawab betul-betul. Vio lebih sayang Arsen atau Kembar?" tanya Sean sekali lagi.

Vio memiringkan tubuhnya menghadap Sean sepenuhnya. "Vio bingung Arsen, Vio nggak ngerti. Vio sayang Arsen, sayang Ken sama Kean juga," jelas Vio dengan wajah bingungnya yang kentara.

violetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang