6.

1.4K 40 0
                                    

Saila berdiam diri di kamar sejak Dewi mengatakan bahwa perempuan yang ia temui pagi tadi adalah calon istrinya dulu.

Saila sempat berfikir, jika perempuan itu ingin kembali kepada suaminya apakah suaminya mau kembali lagi bersama perempuan itu? Jika suaminya menginginkan kembali kepada perempuan apa dia sanggup menerimahnya dan apakah ia sanggup merelahkan suaminya kepada perempuan itu?

"YaAllah hambah sanggup harus merelahkan suami hamba kepada perempuan lain"lirihnya . Ya dia tidak akan sanggup jika ia harus merelahkan suaminya dengan perempuan lain.

***

"La, buka pintunya"ucap fahmi.

Saila tidak menjawab.

"La, buka pintunya atau saya buka paksa pintunya"ucap fahmi

Saila yang berada didalam mendengar itu terpaksa membuka pintu kamarnya.

"Ada apa mas?" Ucap Saila

Fahmi melihat Saila, kenapa raut muka Saila berubah dari wajah selalu tersenyum ketika ia berhadapan dengan saila ya walau ia tidak menghiraukan senyumannya. Mata Saila seperti orang habis menangis, Fahmi bertanya dalam batinnya apa dia habis menangis?.

"Kamu kenapa?" Ucap Fahmi

"Hah?" Ucap saila terkejut.

"Kamu kenapa?" Tanyanya lagi

"Emm gak apa apa." Ucap Saila

"Oh iya, lalu mata kamu kenapa sembab begitu? Kayak habis menangis! Apa kamu tadi habis menangis?" Ucap Fahmi

"Emm tidak, aku tidak menangis tadi itu lagi nonton film sedih makannya ya matanya jadi sembab begini." Ucap Saila berusaha menyembunyikan perasaannya.

"Oh iya, sesedih apa itu film sampai kamu sedih begitu? Dan kenapa kamu daritadi dikamar terus? Ada masalah atau apa?" Ucap Fahmi.

Lagi dan lagi Saila terkejut dengan pertanyaan Fahmi, ya bagaimana tidak terkejut Fahmi tidak pernah mempertanyakan kenapa dia menangis.

"Ya gitu mas, sudahlah lupakan saja. Dan tadi aku lagi sakit jadi gak bisa menyiapkan makan malam." Ucap Saila sambil menundukkan kepalanya.

Fahmi yang mendengar kata sakit, tangannya langsung terulur ke dahi Saila dan merasakan apa ia sedang sakit panas atau apa.

Saila terkejut dengan sentuhan tangan Fahmi didahinya.

"Haduuh jantung ku kenapa dag dig dug begini." Batin Saila

"Tidak panas, kamu membohongi saya? Katakan yang sebenarnya kamu kenapa?" Ucap Fahmi

"Ak..aku tidak apa apa kok, sudah ya aku masuk dulu maaf." Ucap Saila dan langsung menutup pintunya tanpa mendengar ucapan Fahmi.

Fahmi yang merasa aneh dengan sikap Saila jadi khawatir sendiri, ada apa dengan Saila? Tanyanya dalam hati.

***

"Dewi, ada apa dengan Saila? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Ucap Fahmi

"Tidak tuan, tapi tadi memang ada sesuatu yang membuat Saila seperti itu." Ucap Dewi

"Apa?" Ucap Fahmi

"Jadi begini tuan, tadi pagi ada perempuan yang datang kesini dan Saila bertemu dengan perempuan itu diluar rumah." Ucap Dewi

"Siapa perempuan itu?" Ucap Fahmi

"Dari ciri cirinya sih tuan dia adalah perempuan yang dimasalalu tuan." Ucap Dewi

Fahmi terkejut bukan main, apa kata pembantunya ini? Perempuan dimasalalunya? Apa dia yang Dewi maksud? Lalu jika benar kenapa perempuan itu datang lagi kesini?

Wajah Fahmi berubah seketika yang tadi biasa biasa saja namun sifat datarnya masih sama menjadi wajah amarah, ya bisa dilihat dari wajah merahnya seperti menahan amarah.

Fahmi melenggang pergi dari sana menuju kekamar Saila tanpa mengatakam satu katapun kepada Dewi.

Fahmi mengetuk pintu kamar Saila.

"La buka pintunya." Ucap Fahmi

Saila yang berada didalam tidak mengubris ucapan Fahmi.

"La tolong bukain pintunya saya ingin bicara dengan mu mengenai perempuan itu yang kamu temuin tadi pagi." Ucap Fahmi

Saila yang mendengar ucapan fahmi tentang perempuan yang ia temuin tadi pagi langsung berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya, namun ia tidak berniat membuka pintunya.

"Maaf mas aku gak bisa bukain pintunya, jika mas ingin mempertanyakan tentang perempuan itu...maaf aku gak bisa." Ucap Saila

"Tapi lah ak.." Ucap Fahmi

"Tolong mas pergi lah dari kamar ku dan jangan ganggu aku." Ucap Saila

Fahmi yang mendengar ucapan Saila hanya menghela nafasnya pasrah, ia berjalan keruang kerjanya dengan perasaan yang sulit ia artikan.

Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.

Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat ngelanjutin ceritanya.

📖Surabaya, 1 Oktober 2021

cinta tulus seorang istri [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang