Hari ini adalah hari libur, dan Fahmi akan menyepatkan untuk bersama Saila entah kenapa ia ingin bersama Saila badahal setelah mereka menikah Fahmi sabodo dengan Saila nah sekarang, entah lah.
Fahmi keluar dari kamarnya lalu ia pergi kekamar Saila yang masih tertutup rapat.
"La, kamu masih tidur apa sudah bangun." Ucap Fahmi
Tidak ada jawaban dari dalam.
"Oh masih tidur ya, yaudah deh." Ucap Fahmi lalu ia melanggang pergi kekamarnya.
Fahmu mengambil buku note.
La, aku tau kamu udah bangun kan, dan aku tau kamu kecewa dengan ku dan kamu tidak ingin berbicara dengan ku kan, dan juga kamu tidak ingin berhadapan dengan ku makanya kamu mengunci diri dikamar. Tapi La kali ini aja kamu keluar dari kamar kamu dan kembali beraktifatas seperti biasanya.
La kamu tau perasaan ku ketika kamu tidak ingin keluar dari kamar dan mengunci diri dikamar, rasanya sakit La. Jadi ku mohon ya keluar dari kamar kamu dan mulai lah berkatifitas seperti biasa sebelum perempuan itu datang kerumah.
To.
Suamimu, FahmiLalu ia melipat kertas itu dan kembali kekamar Saila. Fahmi memasukkan kertas itu di kekamar Saila melalui pintu, setelah itu ia pergi ke dapur.
Saila terkejut dengan adanya kertas, ia mengambil kertas itu dan membacanya.
Saila tersenyum tipis saat ia membaca tulisan Fahmi, sungguh ia bahagia ketika Fahmi mulai perhatian kepadanya namun disisi lain ia takut. Ia takut jika Fahmi kembali ke perempuan itu, ia takut Fahmi akan menceraihkannya, sungguh ia tidak sanggup akan kehilangan laki laki yang ia cintai. Ya Saila telah mencintai Fahmi entah sejak kapan ia mencintai Fahmj, ia pun tidak tau.
Saila menghela nafasnya kasar, ia berlahan lahan membuka pintunya dan ia berjalan menuju ke dapur tetapi ia urungkan niatnya karena ia melihat Fahmi sedang memasak disana.
"Saila"ucap seseorang
Saila terkejut ia berbalik badan dan melihat siapa gerangan yang datang tiba tiba.
"Dewi, kamu ini selalu saja mengangagetkan ku." Ucap Saila.
"Hehehe maaf atuh, oh iya kenapa kamu berdiri disini." Ucap Dewi lalu ia menangkap Tuan mudanya tengah memasak didapur.
"Oh karena Tuan Fahmi, kenapa gak di samperin." Ucap Dewi
"Gak mau, kamu saja sana yang samperin dia." Ucap Saila lalu ia beranjak pergi kekamarnya tidak berniat pergi kedapur.
"Hadeeh dia istrinya eh aku yang disuruh samperin suaminya." Batin Dewi
Dewi tidak menghiraukan ucapan Saila tadi, ia langsung melenggang pergi melanjutkan aktifitasnya.
Fahmi yang selesai memasak dan menghidangkan makanan tersenyum puas akan hasil masaknya.
"Semuanya sudah siap, pasti Saila suka masakan yang ku buat." Ucap Fahmi dengan wajah sumringah.
"Dewi." Ucap Fahmi dengan sedikit teriak agar Dewi mendengarkan panggilannya.
Dewi yang sedang menyapu dihalaman rumah seketika berlari saat Tuannya memanggilnya.
"Ada apa Tuan." Ucap Dewi
"Tolong kamu panggilkan Saila untuk makan." Ucal Fahmi
"Emm maaf Tuan, kenapa tidak Tuan saja yang memanggilnya." Ucap Dewi
"Jika saya yang memanggilnya dia tidak akan mau, jadi kamu panggil Saila kesini untuk makan. Kalau kamu menolak, gaji kamu saya potong." Ucap Fahmi dengan datarnya
"Eh iya iya saya panggilkan Sailanya." Ucap Dewi dan lekas pergi kekamar Saila.
"La, ayo makan." Ucap Dewi
Dewi tersenyum kala melihat pintu terbuka tetapi senyumnya pudar saat ia melihat raut muka Saila.
"La kali ini aja kamu mau makan, udah 2 hari loh kamu belum makan. Ya ku mohon kalau bukan buat aku ya buat Tuan Fahmi dia udah capek capek loh masakin kamu ya pliss." Ucap Dewi
Saila menghela nafas kasar, sungguh ia tidak nafsu makan saat ini. Tapi ia tidak tega dengan Dewi yang selalu memohon mohon kepadanya.
Saila dan Dewi berjalan beriringan menuju ke meja makan. Saila awalnya mengira dimeja makan ada suaminya namun ia tidak melihat suaminya disana hanya ada makanan yang sudah tersaji.
"Wi, kemana Mas Fahmi?" Ucap Saila
"Gak tau tadi sih, Tuan Fahmi ada disini tapi sekarang entah kemana mungkin dikamar." Ucap Dewi
"Oh yaudah deh kamu bawakan makanannya ke kamar aku ya, aku gak nafsu makan kalau disini boleh." Ucap Saila
"Emm iya aku bawakan ke kamar kamu." Ucap Dewi pasrah
Saila pun kembali kekamarnya, sedangkan fahmi yang tengah bersembunyi di dapur ia menghelah nafas kasar.
"Wi, biar aku saja yang membawakan makanan itu." Ucap Fahmi yang sudah berada di ruang makan.
Ia mengambil alih piring yang berisikan makanan untuk Saila lalu ia melangkahkan kakinya menuju kekamar Saila.
Dengan satu tarikan nafas, ia mengetuk pintu tanpa mengatakan sesuatu agar Saila mau membukakan pintunya.
Fahmi tersenyum kala melihat pintu terbuka. Saila terkejut saat ia melihat Fahmi didepan pintu.
"Ini makanannya, habisin ya." Ucap Fahmi lembut sangat lembut. Dan lagi dan lagi Saila terkejut dengan sikap Fahmi yang tidak dingin lagi kepadanya.
Saila mengambil piring itu dan menutup kembali pintunya tanpa mengatakan satu katapun kepada Fahmi.
"Maaf Mas, sungguh aku tidak bermaksud untuk bersikap dingin kepada mu." Lirih Saila.
***
3 hari sudah sikap Saila kepada Fahmi masih sama dan Fahmi tidak akan menyerah untuk membalikkan sikap Saila terhadapnya seperti semula.
Dan kali ini Fahmi meminta Saila untuk memasak makanan untuknya dan pastinya Saila mau menuruti permintaannya dengan pasrah ya gimana ia tidak pasrah orang Fahmi memaksakan dirinya untuk memasak makanan.
"Silahkan dimakan mas." Ucap Saila setelah makanan telah dihidangkan.
"La kamu tidak ikut makan?" Ucap Fahmi
"Tidak, mas saja yang makan." Ucap Saila dingin
Fahmi menghela nafas pasrah lalu ia memakan makanan yang telah dihidangkan oleh Saila untuknya hingga tandas tak tersisah.
Saila menatap kepergian Fahmi dari ambang pintu, lalu ia beralih ke meja makan dan ia membawa piring piring itu ke dapur dan mencucinya. Setelah itu ia pergi kekamarnya namun belum sempat ia melangkahkan kakinya seseorang mengetuk pintu.
Saila segera mungkin membukakan pintunya dan melihat siapa gerangan yang mengetuk pintu rumahnya.
Saat ia keluar tidak ada orang, Saila heran kenapa tidak ada orang badahal tadi ada yang mengetuk pintu. Tak mau diambil pusing Saila segera menutup pintu namun ia urungkan saat ia melihat kotak kecil didepan pintu ia mengambil kotak itu dan ia membuka kotak itu dan betapa terkejutnya ia melihat isi kotak itu.
Makasuh yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat lanjutin ceritanya.
📖Surabaya, 6 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Aléatoireseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...