Fahmi berjalan menuju keruang makan untuk sarapan pagi, Fahmi melihat kearah dapur tidak ada orang yang ia cari hanya ada Dewi yang sedang memasak.
"Wi, dimana Saila?" Ucap Fahmi
"Itu tuan Saila ada dikamarnya, biasanya dia yang terlebih dulu kedapur tapi hari ini entah kenapa dia tidak kedapur?" Ucap Dewi
"Oh baiklah kalau begitu, saya langsung kekantor saja." Ucap Fahmi
"Tuan tidak makan dulu?" Ucap Dewi
"Tidak perlu, tapi ya suruh Saila untuk makan." Ucap Fahmi dan melenggang pergi dari sana menuju kekantornya.
"Hmm kurasa tuan muda sudah mulai perhatian dengan Saila." Batin Dewi
***
"Saila buka pintunya dong, emang kamu gak pengap didalam kamar terus hmm." Ucap Dewi sambil mengetuk pintu.
Dewi tersenyum saat pintu kamar Saila terbuka.
"Apa?" Ucap Saila
"Jangan datar begitu dong mukanya, biasa aja. Oh iya tadi Tuan Fahmi bilang ke aku untuk menyuruh mu untuk makan pagi. Ayo kita keruang makan, aku sudah memasak untuk mu dan tuan fahmi tapi tuan fahmi belum sempat buat makan." Ucap Dewi
"Aku gak mau makan, kasih aja makanan itu ke tetangga ya takutnya mubazir." Ucap Saila dan langsung menutup sebelum Dewi menjawab ucapannya.
"La kalau kamu gak makan bisa bisa aku dimarahi sama tuan Fahmi." Ucap Dewi
Saila tidak mengubris ucapan Dewi, Dewi pasrah ia pergi dari kamar Saila.
"Huf bagaimana ini, aku simpan atau aku turutin aja perintah Saila buat bagi'in ini." Ucap Dewi
"Ah aku simpan saja lah." Ucap Dewi lalu ia menyimpan makanan itu.
Ditempat lain Fahmi yang sedang mengurus berkas berkas ditangannya tiba tiba seorang perempuan datang keruangannya.
Fahmi menoleh kesamping lebih tepatnya kearah pintu, ia terkejut ternyata yang datang tiba tiba adalah perempuan itu.
"Kenapa kamu kesini lagi? Belum cukup kamu membuat saya seperti ini, belum cukup hah?" Ucap fahmi berusaha setenang mungkin.
"Aku kesini untuk meminta maaf sama kamu dan aku ingin kembali kepada mu dan kita mulai dari awal ya." Ucap perempuan itu
Fahmi tersenyum remeh. "Apa kamu bilang kamu ingin kembali kepada saya dan memulai dari awal, asal kamu tau saya sudah menikah dan saya sangat mencintai istri saya jadi kamu tolong jangan ganggu saya dan pergi lah dari sini." Tanpa ia sadar ia mengatakan bahwa ia sangat mencintai Saila.
"Ya aku tau kamu sudah menikah dan aku tau kamu gak bahagia bersama istri mu itu, dan aku gak yakin kamu bakal mencintai istri mu itu." Ucap perempuan itu
"Apa kamu bilang saya tidak bahagia bersama istri saya, asal kamu tau saya sangat bahagia bersama istri saya." Ucap Fahmi menekan ucapannya
"Gak kamu pasti bohong, kamu gak bahagia kan sama istri mu itu." Ucap perempuan itu
Lagi dan lagi Fahmi tersenyum remeh kepada perempuan itu. "Buat apa saya bohong sama kamu, toh aku memang sangat bahagia bersama istri saya dan saya sudah mencintai dia melebihi cinta saya ke kamu. Jadi saya mohon jangan ganggu kehidupan saya dan istri saya." Ucap Fahmi
"Gak kamu pasti bohong sama aku, kamu bilang ke aku kalau kamu masih mencintai ku." Ucap perepuan itu.
"Saya sudah bilang ke kamu saya tidak mencintai mu dan gak akan pernah mencintai mu lagi, sekarang kamu pergi dari sini atau saya panggil satpam buat ngusir kamu." Ucap Fahmi
"Gak, gak kamu pasti bohong kan, kamu masih mencintai ku kan." Ucap perempuan itu sambil meraih tangan Fahmi tetapi fahmi langsung menepis tangannya dari tangan perempuan itu.
"SATPAM"
Satpam pun berlari keruangan Fahmi.
"Tolong bawa dia keluar dan jangan biarkan dia masuk kesini lagi." Ucap Fahmi dengan raut datarnya
Satpam itu pun menganggukkan kepalanya dan berjalan kearah perempuan itu dan membawanya keluar dari ruangan Fahmi awalnya perempuan itu memberontak namun karena kekuatan tubuhnya melebihi satpam itu jadi lah ia hanya bisa pasrah.
"Fahmi kamu lihat aja nanti apa yang aku lakukan kepada istri kamu itu jika kamu menolak kembali ke aku." Ucap perempuan itu dengan wajah yang sulit diartikan.
***
Fahmi kembali kerumah setelah berkas berkas penting selesai ia kerjakan, sungguh hari ini ia lelah apalagi seorang perempuan dimasa lalu datang kembali kehidupannya.
Fahmi membuka pintu rumahnya lalu ia memasukki rumahnya. Ia pergi kekamar Saila sebelum kekamarnya, seperti kemaren malam pintu kamar Saila masih tertutup rapat oleh sang empuhnya.
Ia mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban tapi ia tidak akan menyerah ia harus menjelaskan mengenai perempuan itu.
"La kamu tidur ya, kalau belum saya mohon buka pintunya." Ucap Fahmi. Lagi dan lagi Saila tak kunjung membukakan pintunya dan itu membuat Fahmi menghela nafas kasar.
"Ok baiklah kalau kamu gak mau bukain pintunya tapi kamu harus tau perempuan itu hanya masa lalu ku dan masalalu tidak akan bisa kembali lagi ke masa kini, dan aku sudah melupakan perempuan itu." Ucap Fahmi lalu ia melanggang pergi ke kamarnya.
Saila didalam kamar hanya bisa menangis ia tidak tau kenapa sejak perempuan itu datang kerumah ia menjadi seperti ini, ia tidak lagi kuat saat ia menghadapi sifat fahmi.
Fahmi selesai membersihkam diri ia pergi kedapur untuk mengambil minuman, sesampai didapur ia membuka lemari es.
"Ini kan makanan tadi pagi, kenapa masih utuh? Apa Saila tidak memakan makanan ini?" Gumam Fahmi terkejut dengan adanya makanan sisa tadi pagi.
Ia mengambil makanan itu dari lemaris es dan memanaskannya kembali lalu ia pergi kekamar Saila.
"La, aku membawa makanan untukmu. Aku tau kamu belum makan kan dari tadi pagi, jadi tolong sekarang kamu makan ya. Aku taruh makanannya didekat pintu kamar kamu." Ucap Fahmi lalu ia taruh makanan itu di dekat pintu kamar Saila dan ia bergegas pergi kekamarnya.
"Semoga kamu mau makan la." Batin Fahmi
Saila yang baru sholat isya dan mendengar ucapan Fahmi, ia langsung membukakan pintu dan ia melihat makanan yang telah dibawa oleh Fahmi.
Ia mengambil makanan itu dan menutup kembali pintunya.
"Makasih mas walau aku tidak bisa berbicara kepada mu tapi aku senang aku bisa merasakan perhatian dari mu." Batin Saila
Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat ngelanjutin ceritanya.
📖Surabaya, 2 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Randomseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...