Hati Fahmi hancur saat Saila membawa surat penceraian dan menyuruhnya mendatanganinya, sungguh ia tidak sanggup harus bercerai dengan Saila.
"La kenapa kamu membawa surat ini? Apa kamu tidak mencintai ku? Apa kamu marah atas sikap ku yang membuat kamu bersedih? Makannya kamu ingin bercerai dengan ku." Ucal Fahmi
Ditempat lain seorang perempuan tengah tersenyum senang.
"Bagus, setelah ini lo dan Fahmi bakal bercerai dan gue akan membuat Fahmi cinta lagi sama gue." Ucap perempuan itu
"Saya gak yakin kalau mas Fahmi bakal mencintai kamu lagi." Ucap Saila
Perempuan itu yang mendengar ucapan Saila membuatnya geram, tangan perempuan itu terangkat dan menampar pipi Saila keras.
"Kalau lo ngomong gitu lagi gue gak jamin lo bakal selamat." Ucap perempuan itu
"Terserah apa yang kamu lakukan karena saya tau, mas Fahmi tidak akan mencintai perempuan biadab seperti kamu." Ucap Saila
Perempuan itu kembali menampar pipi Saila dan kali ini sangat keras dan itu membekas di pipi Saila saking kerasnya.
"Lo ngomong gitu sekali lagi gue bakal ngelakuin sesuatu yang membuat nyawah lo melayang." Ucap perempuan itu dan pergi dari sana.
"Aku yakin, mas Fahmi gak akan mau menerima perempuan yang telah meninggalkannya bertahun tahun." Batin Saila.
***
Saila akan pergi kerumah Fahmi untuk mengambil baju bajunya.
Sesampai dirumah Fahmi ia mengetuk pintu, tak lama kemudian pintu pun terbuka dan terlihatlah Dewi didepannya.
Dewi yang melihat Saila pun memeluknya, Saila tersenyum ia pun membalas pelukan Dewi kepadanya.
"La aku rindu tau sama kamu, kamu kemana aja sih baru pulang." Ucap Dewi setelah pelukan mereka terlepas.
"Emm aku.." Ucap Saila
"Yasudah kalau gak mau menjawab yang penting kamu sudah pulang, yuk masuk." Ucap Dewi
"Maaf Wi aku kesini bukan untuk pulang tapi untuk mengambil baju baju ku, aku akan pergi dari rumah ini dan menjauh dari kehidupannya Mas Fahmi." Ucap Saila. Dewi terkejut saat mendengar ucapan Saila.
"Kamu yakin La?" Ucap Dewi. Saila menganggukkan kepalanya.
"Iya Wi aku yakin dan aku tidak akan kembali lagi kerumah ini dan kehidupannya Mas Fahmi, yaudah ya wi aku masuk dulu mau ambil baju baju ku." Ucap Saila dan bergegas pergi kekamarnya.
Bertepatan itu Fahmi pulang dari kantornya, ia keluar dari mobilnya dan bergegas masuk kedalam rumahnya.
Saila selesai memasukkan baju bajunya kedalam koper ia pun keluar dari kamarnya itu.
Fahmi yang ingin melangkahkan kakinya menuju kekamarnya terkejut saat ia melihat Saila membawa kopernya.
"La kamu mau kemana bawa koper itu?" Ucap Fahmi
"Maaf Mas aku harus pergi." Ucap Saila
"Gak kamu gak boleh pergi, kamu harus tetap disini bersama ku." Ucap Fahmi
"Mas aku dan kamu sebentar lagi sudah tidak ada hubungan apa apa dan untuk apa aku disini jika hubungan itu akan berakhir." Ucap Saila
"Gak hubungan itu belum berakhir La, aku belum mendatangani surat penceraian itu. Jadi sebelum hubungan itu berakhir sepenuhnya aku meminta kamu untuk tetap tinggal disini bersama ku." Ucap Fahmi
Saila mendengar ucapan Fahmi yang belum mendatangi surat penceraian yang ia bawa kekantornya terkejut, kenapa Mas Fahmi tidak mendatangani surat penceraian itu?" Tanyanya dalam hati
"Gak aku gak mau serumah dengan kamu, jadi ku mohon jangan cegah aku untuk keluar dari rumah ini." Ucap Saila dan bergegas pergi dari rumah itu namun langkahnya terhenti karena Fahmi tiba tiba memeluknya dari belakang.
"Ku mohon La jangan pergi, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, jadi kumohon jangan pergi." Ucap Fahmi
Saila yang mendengar ucapan Fahmi terkejut bukan main, apa ini jawaban kenapa Fahmi tidak segera mendatangani surat penceraian itu?.
Saila melepaskan pelukan Fahmi dari tubuhnya dan ia berbalik badan dan menatap mata Fahmi yang sudah di banjiri oleh air mata yang entah sejak kapan Fahmi mulai menangis seperti ini.
Tangan Saila terangkat dan menghapus air mata dari pipi Fahmi.
"Jangan menangis Mas aku gak suka Jika Mas Fahmi menangis seperti ini. Mas aku gak tau ucapan Mas Fahmi benar apa tidak tapi aku bahagia Mas Fahmi sudah mulai mencintai ku, tapi Mas semua itu sudah terlambat aku sudah memikirkan ini semuanya dengan matang matang bahwa aku ingin bercerai dengan Mas Fahmi. Jadi ku mohon tanda tangani surat penceraian itu dan hubungan kita akan berakhir dan Mas juga bebas melakukan apapun tanpa ada yang melarang Mas." Ucap Saila
"Gak aku gak mau mendatangani surat penceraian itu La, aku sayang sama kamu, aku mencintai kamu La dan aku ingin kamu tetap ada disini bersama ku." Ucap Fahmi
"Sayang, cinta itu semua akan hilang dengan sendirinya Mas. Dan aku gak mau ada disini bersama kamu, aku tidak akan pernah menginginkan untuk tinggal serumah sama kamu." Ucap Saila
"La kamu itu sebenarnya kenapa sih, hilang tanpa kabar terus saat datang kamu malah memberikan surat penceraian itu ke aku. La kalau kamu memang marah sama aku ok aku minta maaf sama kamu, tapi ku mohon La jangan meminta ku untuk mendatangani surat penceraian itu." Ucap Fahmi
"Yaallah apa yang harus ku katakan kalau ini hanya terpaksa"batin Saila
"Aku gak marah aku hanya ingin hidup bebas, tanpa adanya Mas Fahmi jadi ku mohon tanda tangani surat penceraian itu segera. Permisi" ucap Saila dan pergi dari sana.
Fahmi mendengar ucapan Saila hati nya hancur, kehidupannya hilang bersamaan dengan perginya Saila dalam hidupnya.
"La aku sayang sama kamu, aku mencintai kamu tapi kenapa kamu malah membuat hati ku hancur untuk kedua kalinya. La kalau memang ini yang kamu mau baiklah aku akan melakukannya, tapi cinta ku kekamu tidak akan hilang untuk selamanya." Ucap Fahmi
"Mas maaf aku membuat mu sakit hati tapi apa boleh buat aku terpaksa untuk membuat kamu mau menceraikan ku." Gumam Saila lalu ia memasukki taksi yang sudah ia pesan tadi.
Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat lanjutin ceritanya.
📖Surabaya,19 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Randomseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...