Sella tidak tau lagi kemana ia harus mencari kebaradaan Naura, sudah 3 hari Naura menghilang dan entah dimana penculik itu menyekap Naura, saila pun tidak tau.
Dua hari itu pula, ia terus mendapatkan ancaman orang tak dikenal dan itu membuat Sella semakin khawatir dengan Naura yang masih ada ditangan sang peneror. Sella juga telah meminta bantuan oleh kepolisian untuk mencari keberadaan Naura dan anak buahnya si peneror, ia yakin anak buah sang peneror tidak hanya sedikit melainkan banyak.
Sella pergi kekantor polisi hanya untuk memastikan apa mereka sudah menemukan jejak sang peneror itu atau tidak.
Sesampai di kantor polisi, Sella masuk kedalam. "Bagaimana pak, apa sudah menemukan peneror itu atau orang suruhannya"
"Kami sedang mencarinya tolong bersabar ya bu"ucap polisi itu.
"Kalian masih mencarinya? Mohon maaf pak, ini sudah dua hari dan saya yakin 2 hari itu juga kalian sudah menemukannya, tapi saat saya datang kesini dan mempertanyakan apa kalian sudah menemukan peneror itu atau tidak dan jawaban kalian, masih mencarinya. Apa kalian tidak ingin mencari peneror itu dan anak saya yang disekap oleh suruhannya? Jika kalian tidak ingin membantu saya katakan saja pak, jangan beralasan kalian sedang mencarinya."ucap Sella.
Polisi itu mendongak ia menatap Sella yang sedang berdiri di hadapannya. "Mohon maaf bu, kami memang sedang mencari anak ibu tapi itu membutuhkan waktu yang cukup lama, jika ibu tidak sabaran seperti ini, lebih baik, Ibu cari saja anak ibu sendiri."ucap polisi itu.
Sella tidak lagi menjawab, ia berterima kasih kepada polisi itu dan pergi dari sana. Ia menjalan mobilnya menuju ke kantornya.
***
Fahmi yang sedang berkutik dengan laptopnya, mendadak hilang konsetrasinya saat seseorang yang selama ini ia cari dan ingin mempertanyakan soal, kenapa Sella menginginkan bercerai? Dia datang kembali kekantornya.
"Mau apa kamu kesini"ucap Fahmi dingin. Orang itu mendekati Fahmi yang sedang duduk di kursi kerjanya, namun dengan cepat Fahmi menghentikan langkahya.
"Kenapa Mi? Aku hanya ingin memeluk mu sebentar saja, apa itu salah buat kamu?"ucap Melinda.
"Ya salah lah, kamu itu bukan siapa-siapa aku dan kamu gak ada hak untuk memeluk ku. Siapa kamu, pacar? Itu dulu, sekarang tidak lagi. Aku sudah mencintai orang lain, dan aku juga sudah menikahinya"ucap Fahmi.
Melinda tersenyum smirk. "Menikahinya? Maksud kamu pernikahan yang sudah berakhir? Fahmi-Fahmi kamu gak tau aja, perempuan yang kamu cintai dan sudah kamu nikahi itu, sudah menikahi orang lain dan dia juga sudah mempunyai anak"
"Maksud kamu apa? Dia, Sudah menikah? Dan mempunyai anak? Jangan asal ngomong kamu, dia tidak akan menikah dengan orang lain, aku tau dia mencintai ku sebelum dia menikah dengan ku dan itu untuk selamanya dan tidak ada yang bisa menggantikan cintanya terhadapku dengan orang lain"ucap Fahmi.
Lagi-lagi, melinda tersenyum smirk. "Oh ya, lalu siapa kah laki-laki ini? Dan anak perempuan yang bersama mantan istri kamu itu?"ucapnua sambil memperlihatkan foto yang diambilnya di resto waktu itu.
Fahmi yang melihat foto itu terkejut, bagaimana tidak wajah kebahagiaan dari seorang yang ia cintai tampak begitu bahagia saat dekat dengan laki-laki yang entah siapa, Fahmi pun tidak tau.
Fahmi mencoba untuk berfikir positif, mungkin foto itu adalah editan dan hanya membuat dirinya membenci Sella.
"Saya gak percaya foto itu asli, pasti kamu sudah mengeditnya"ucap Fahmi. Lagi-lagi Melinda tersenyum.
"Kamu kira aku edit foto ini. Lalu jika kamu melihatnya dengan mata kepala kamu sendiri, apa kamu masih mengirah bahwa aku mengedit foto itu."ucap Melinda.
Fahmi nampak berfikir keras, apa foto itu benar-benar asli?. Pikirnya.
"Mi, aku ingatkan jangan pernah berharap, perempuan itu akan menerima kamu lagi. Asal kamu tau dia menikah dengan kamu itu hanya keterpaksaan, dan dia juga bisa mengakhiri hubungan itu dengan muda, karena dia tau jika hubungan yang dijalani dengan keterpaksaan, tidak akan bertahan lama. Jadi Fahmi tolong kamu lupain dia, dan kembali lah kepada ku"ucap Melinda.
Fahmi geram dengan semua yang diucapkan oleh Melinda, ia berdiri sambil menggebrak meja kerjanya.
"Melinda saya katakan sekali lagi, dan saya harap perkataan saya ke kamu kali ini bisa membuat kamu sadar. Saya tidak akan pernah berhubungan lagi dengan kamu, dan sampai kapan pun saya tidak akan pernah mau berhubungan dengan kamu. Jadi ku mohon jangan pernah meminta saya untuk berhubungan lagi dengan kamu, karena itu membuat luka lama kembali lagi dalam kehidupan saya. Sekarang kamu pergi dari sini, sebelum kesabaran saya habis."ucap Fahmi. Melinda tidak kunjung pergi dari ruanngan Fahmi, dan itu membuat Fahmi geram.
"Apa kamu tuli? PERGI DARI RUANGAN SAYA"ucap Fahmi. Melinda mendengar teriakan dari mulut Fahmi seketika tubuhnya bergetar ketakutan.
"Ba_baiklah aku akan pergi dari sini, tapi aku harap kamu bisa menimang-nimang perkataan ku tadi."ucap Melinda lalu pergi dari sana.
Fahmi tidak peduli dengan perkataan Melinda ia hanya satu yang ia fikirkan, foto itu, ya foto itu. Apa foto itu benar adanya? Ataukah hanya editan? Tapi jika foto itu benar, lalu ia dianggap apa oleh Sella di hidupnya? Apa benar pernikahannya dengan Sella hanya terpaksaan? Tapi menurutnya tidak. Ya memang benar dia dulu tidak menghargai kehadiran Sella, ia selalu menyakiti hati Sella, namun perasaannya saat itu hanya terpenuhi oleh bayang-bayang masa lalu.
Saat ia bisa melupakan masa lalunya itu, ia bisa menerima kehadiran Sella dalam kehidupannya dan ia sangat mencintai Sella.
"Sella, apa benar kamu sudah menikah dan mempunyai anak? Jika iya aku akan mundur, dan aku akan melupakan mu tapi jika tidak aku akan tetap mempertahankan kamu."ucap Fahmi dengan menatap lurus foto itu.
Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote dan komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Разноеseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...