Fahmi jadi khawatir sendiri sudah tengah malam namun ia belum juga menemukan keberadaan Saila, entah dimana Saila sekarang? Apa dia baik baik saja? Pertanyaan itu terus tergiang giang di kepalanya.
Mobil Fahmi berhenti di depan masjid ia melihat masjid itu dan berfikir, terakhir ia sholat saat SMA dulu dan sekarang saat ia sudah sukses seperti sekarang ia tidak pernah melaksanakan perintah Allah itu.
Ia turun dari mobilnya lalu ia berjalan memasukki masjid itu lalu ia pergi ketempat wudhu dan melaksanakan sholat.
Selesai sholat ia mengadahkan tangannya dan berdoa.
'Yaallah hamba meminta ampunan dari mu, hamba sudah menyiakan nyiakan istri hamba yang tulus mencintai hamba, istri yang tulus melayani hamba dengan sepenuh hati.
Yaallah hamba berjanji kepada mu jika engkau mempertemukan hamba dengan istri hamba, hamba akan memperlakukan dia seperti apa yang dilakukan rasulullah kepada istrinya.
Aamiin allahumma aamiin'
Selesai berdoa Fahmi keluar dari masjid lalu ia melanjutkan mencari Saila.
Ditempat lain seorang perempuan tengah berjalan mendekati Saila sambil memegang sebuah map yang entah berisi apa didalam map itu.
"Gue minta sama lo tanda tangani surat ini, jika lo gak mau, lo tau kan apa yang gue lakukan, CEPET TANDA TANGANI SURAT INI." Ucap perempuan itu
Saila bukannya mendatangani surat yang dibawa oleh perempuan itu malah ia bertanya.
"Surat apa ini? Saya gak mau tanda tangani surat yang gak saya tau." Ucap Saila
"Lo gak perlu tanya apa isi surat ini, sekali lagi CEPET TANDA TANGANI SURAT INI." Ucap perempuan itu
"Saya gak akan tanda tangani surat itu." Ucap Saila
Perempuan itu geram dengan Saila ia langsung menampar pipi Saila sangat keras hingga sang empuhnya meringis kesakitan karena saking kerasnya tamparan itu.
"Gue gak akan tampar lo jika lo mau menuruti kemauan gue, SEKARANG CEPET LO TANDA TANGANI SURAT INI ATAU LO MAU GUE TAMPAR UNTUK KETIGA KALINYA." Ucap perempuan itu
"Terserah kamu mau apa, mau tampar saya, pukul saya atau kamu membunuh saya sekalipun saya gak akan menandatangani surat itu." Ucap Saila
Perempuan itu benar benar tidak bisa menahan kemarahannya, ia pun memanggil salah satu anak buahnya.
"Lo buat dia kesakitan, gue mau tau seberapa kuatnya dia." Ucap perempuan itu lalu ia pergi dari sana.
Saila benar benar disiksa oleh anak buah dari perempuan itu hingga membuatnya tidak sadarkan diri.
10 menit sudah Saila tidak sadarkan diri hingga seseorang membangunkan tidurnya dengan menyiraminya air ke wajahnya.
"BANGUN LO." ucap perempuan itu
"Enak tidurnya hah, sekarang lo tau kan jika lo gak mau menuruti ucapan gue, gue bakal ngelakuin sesuatu ke lo dan ini masih permulaan gue bakal ngelakuin lebih dari ini." Ucap perempuan itu
Saila tidak menjawab ucapan perempuan itu ia hanya diam.
"Kenapa lo diam? Oh gue tau lo takut kan kalau gue ngelakuin sesuatu ke lo ya kan." Ucap perempuan iti
Saila mendengar itu ia tersenyum. "Maaf saya gak akan takut, jika kamu mau melakukan sesuatu yang membuat saya tersiksa silahkan dan saya gak akan pernah mendatangani surat itu." Ucap Saila
Perempuan itu geram dengan Saila, ia harus berfikir panjang untuk membuat Saila mau mendatangani surat penceraiannya dengan Fahmi.
***
4 hari sudah Saila menghilang dan kehidupan seorang Fahmi tidak ada artinya tanpa adanya Saila disisinya, ya dia akan kesepian ketika Saila tidak ada di rumah ini.
Fahmi juga sudah memberi tahu ke orang tua nya bahwa Saila menghilang dan orang tuanya juga meminta ia melaporkan orang hilang di kantor polisi.
Dan hari ini Fahmi tidak fokus untuk bekerja jadilah pekerjaanya yang sudah menumpuk ia hiraukan.
"La aku kangen sama kamu, kamu dimana La udah 4 hari loh kamu menghilang tanpa kabar? Apa kamu tidak kangen sama suami kamu? Apa kamu tidak kangen sama Dewi?" Gumamnya sambil menatap foto Saila.
Saat Fahmi tengah memandangi foto Saila di ponselnya tiba tiba seseorang datang kekantornya.
"Saila." Ucap Fahmi saat ia tau yang datang kekantornya adalah Saila, istrinya.
Fahmi langsung menghampiri Saila dan memeluknya erat.
"La kamu kemana aja? Kamu tau saat kamu pergi hidupku terasa hampa tanpa mu." Ucap Fahmi yang masih memeluk Saila.
Saila tidak menjawab ia langsung melepaskan pelukannya dari Fahmi, lalu ia mengambil map berisi surat yang sudah ia tanda tangani dengan terpaksa.
"Ini, saya kesini bawa surat penceraian. Saya harap kamu mau tanda tangani surat ini." Ucap Saila dan bergegas pergi sebelum Fahmi bertanya tanya kepadanya.
"Maaf mas aku terpaksa." Batin Saila
Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat lanjutin ceritanya.
📖Surabaya, 17 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Randomseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...