10

949 27 0
                                    

6 hari sudah dirumah Saila masih saja tidak aman hingga Dewi jadi geram sendiri, ia ingin memberi tahu kepada Fahmi namun ia dilarang oleh Saila alhasil 2 hari ini Dewi tidak bisa tidur dengan tenang.

"DEWII." Teriak Saila

Dewi yang berada di dapur pun segera berlari terbirit birit kearah Saila, Dewi terkejut dengan apa yang di lihatnya.

"La ini kayaknya gak bener deh, terornya semakin menjadi La. Kita bilang aja ya ke Tuan Fahmi biar si peneror itu gak berani ngusik kamu." Ucap Dewi

"La, kok kamu diem sih." Ucap Dewi

Dewi melihat wajah pucat dari Saila, dia tau Saila pasti syok makannya wajah Saila jadi pucat.

"La, kamu gak apa apa kan." Ucap Dewi sambil menyentuh pundak Saila, Saila menggelengkan kepalanya.

Saila memasukki rumahnya sangat pelan dan itu membuat Dewi semakin khawatir dengan keadaan Saila.

"Yaallah aku tau dia pasti syok karena kotak itu, sebenarnya apa motif dari si peneror itu sih? Kenapa setiap hari si peneror itu mengirim tulisan yang membuat Saila down dan bukan hanya tulisan tapi barang yang membuat Saila takut?" Batin Dewi

"Kalau aku biarin terus menerus bisa bisa si peneror itu semakin menjadi, aku gak mau Saila sakit hanya karena peneror itu. Aku harus laporin ini ke Tuan Fahmi dan biar Tuan Fahmi yang menangani si peneror itu, ah iya aku harus laporin ini ke Tuan Fahmi." Batin Dewi

Dewi mengambil ponselnya di sakunya lalu ia menelfon Fahmi.

📞"Hallo Tuan"

📞"Ya"

📞"Tuan saya ingin beri tahu tentang Saila, sebenarnya saya ingin beri tahu 6 hari yang lalu namun karena Saila yang memintanya ya saya gak bilang ini ke Tuan."

📞"Cepet ngomong ada apa?"

Dewi menghela nafasnya pelan sebelum ia berucap kepada Fahmi mengenai si peneror yang terus menerus meneror Saila.

📞"Jadi begini, 6 hari yang lalu ada yang teror Saila Tuan dan hari ini si peneror itu mengirim barang yang membuat Saila syok"

Dari seberang sana Fahmi terkejut atas pengakuan dari Dewi mengenai si peneror Saila.

📞"Apa? Kenapa kamu gak bilang dari kemaren? Kenapa baru sekarang ngomongnya?"

📞"Maaf Tuan alasan saya tidak memberi tahu ke Tuan itu atas permintaan Saila, tetapi hari ini saya gak bisa nahan lagi untuk tidak memberi tahu kepada Tuan."

📞"Baiklah, kamu jaga Saila dirumah dan ya jika peneror itu mengirim sesuatu lagi jangan diterima. Saya akan segera kesana."

Lalu ia tutup telfonnya secarak sepihak.

Fahmi segera pergi keluar kantor dan bergegas pergi ke rumahnya.

Sementara di rumah Dewi segera pergi kekamar Saila disana Saila sedang mengemaskan pakaiannya dan itu membuat Dewi heran.

"La kenapa kamu kemasin pakaian kamu?" Tanyanya

"Aku harus pergi dari sini, dan aku minta tolong sama kamu Wi jaga Mas Fahmi aku pamit Assalamualaikum." Ucap Saila lalu ia pergi keluar dari kamarnya sambil menyeret kopernya yang sudah berisi pakaiannya.

"La waktu itu aku bilang apa sama kamu, kalau kamu menyerah begitu saja belarti kamu udah kalah sebelum berperang, jadi ku mohon La jangan pergi dan kamu harus berjuang, aku yakin kok peneror itu gak akan lama bersembunyi dia akan keluar dengan sendirinya." Ucap Dewi. Saila tidak mengubris ucapan Dewi ia terus melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Saila masuk kedalam taksi yang sudah ia pesan tadi, taksi itu pun pergi dari rumah Fahmi.

Dewi hanya bisa melihat taksi yang ditumpangi Saila hingga hilang dari penglihatannya.

Bertepatan itu Fahmi telah sampai dirumahnya, fahmi turun dari mobilnya.

"Wi kenapa kamu diluar dan kenapa kamu gak jagain Saila didalam?" Ucap Fahmi. Dewi tidak mengubris ucapan Fahmi ia hanya menatap Fahmi sebentar lalu ia masuk mengambil kotak berisi barang dan secarik kertas didalamnya.

"Tuan silahkan di lihat isi kotak itu," Ucap Dewi sambil menyerahkan kotak itu ke arah Fahmi. Fahmi menerimahnya dan betapa terkejutnya ia melihat isi kotak itu.

"Tuan bukan hanya itu masih banyak lagi, saya gak tau kenapa orang itu meneror Saila dan. Secarik kertas itu, di kertas itu tertulis Saila harus menceraikan Tuan jika tidak dia akan celakah. Awalnya dia biasa aja Tuan tapi si peneror itu terus menerus teror Saila dan akhirnya Saila.." Ucap Dewi menggantungkan kalimatnya.

"Saila kenapa wi?" Ucap Fahmi

Dewi bukannya menjawab ia malah menangis, dan itu membuat Fahmi jadi khawatir sendiri.

"Wi jawab, Saila kenapa? Dia baik baik aja kan? Tapi tungguh kenapa saya tidak melihat Saila disini kemana dia?" Tanyanya lagi

Dewi tidak kunjung menjawab dan itu membuat Fahmi khawatir.

Fahmi segera berlari kearah kamarnya lebih tepatnya ke kamar Saila ia melihat isi lemarinya kosong, kenapa isi lemari Saila kosong? Apa dia pergi? Tapi kemana ia pergi? Pertanyaan itu lah yang terus tergiang di kepalanya.

Fahmi segera pergi ke ruang tamu ia melihat Dewi yang masih saja menangis tanpa henti.

"Wi jawab saya, kemana Saila? Kenapa Saila pergi tanpa pamit ke saya?" Tanyanya dengan sikap dinginnya.

"Saya gak tau Tuan tapi tadi taksi yang dia tumpangi kearah sana." Ucap Dewi sambil menunjuk arah dimana Saila pergi tadi.

Tanpa babibu Fahmi segera keluar rumah dan memasukki mobilnya dan menjalankan mobilnya.

"YaAllah perasaan hamba kenapa gak enak ya." Batin Fahmi. Ya saat ia keluar dari rumahnya dan mencari Saila perasaannya tiba tiba tidak enak entahlah ia pun tidak tau kenapa.



















Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.


Jangan lupa vote dan komen ya agar author semakin semangat buat lanjutin ceritanya.






Surabaya, 12 oktober 2021

cinta tulus seorang istri [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang