Fahmi merasa kasihan dengan Sella, ia ingin sekali memeluknya dan memberi kekuatan kepada Sella namun apalah daya ia tidak bisa melakukan itu jika pun ia melakukan itu pasti Sella akan marah kepadanya dan akan mengusirnya.
Sella melihat Fahmi dari sampingnya hanya bisa terdiam dan pandangannya menatap lurus kedepan, namun ia tidak ingin berdiam akhirnya ia berucap terlebih dahulu.
"Mas Fahmi makasih sudah mendonorkan darah untuk Naura"ucap Sella. Fahmi yang mendengar itu pun tersenyum.
"Iya sama-sama"ucap Fahmi.
"Emm mas Fahmi lebih baik pulang saja, toh keadaan Naura sudah membaik ya walau ia tidak ingat apapun tapi aku bersyukur dia baik-baik saja"ucap Sella.
"Gak La, aku akan disini menemanimu. Aku tidak akan membiarkan kamu disini sendirian"ucap Fahmi.
"Gak mas, lebih baik kamu pergi. Ingat kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, jadi ku mohon mas pergi lah"ucap Sella.
"Tapi La nanti kamu kecapean karena menjaga Naura apalagi kamu merawatnya seorang diri"ucap Fahmi.
"Mas gak perlu khawatirin aku, aku gak masalah merawatnya seorang diri. Jadi pergi lah"ucap Sella.
"Tapi La.."ucap Fahmi terpotong oleh perkataan Sella.
"Apa mas tidak mendengarkan perkataan ku tadi, mas gak perlu khawatirin aku, aku bisa merawatnya seorang diri. Jadi ku mohon mas Fahmi pergi dari sini, aku gak mau nanti ada fitnah diantara kita."ucap Sella tanpa menatap Fahmi disampingnya.
Dengan terpaksa Fahmi pergi dari sana walau hatinya tidak menginginkan pergi meninggalkan Sella sendirian di rumah sakit.
Sepergian Fahmi, Sella langsung mentitihkan air matanya, sungguh ia sangat ingin Fahmi berada disisinya saat ini, namun janji adalah janji bukan. Maka dia harus menepati janji itu.
"Maaf mas bukan aku ingin mengusir mu tapi janji ku kepada perempuan itu harus aku tempati walau perempuan itu telah mendekap dipenjara"ucap Sella.
***
Kini kondisi Naura telah membaik namun ia sama sekali tidak mengenal masalalunya, bundanya pun tidak.
Sella mencoba untuk mengingat masa lalu Naura tetapi bukan mengingat sesuatu malah membuat kondisi Naura semakin memburuk, alhasil Sella tidak lagi memaksa Naura untuk mengingat masalalunya.
Sella kini tengah menyuapi makanan kepada Naura, walau Naura tidak mengingatnya namun hati Naura merasakan hangat ketika ia dekat dengan Sella.
"Bunda, apa benar bunda adalah bunda ku? Jika iya kenapa aku tidak mengingat semua dan kenapa aku bisa masuk kerumah sakit?" Ucap Naura saat selesai makan.
Sella menatap Naura sebentar lalu ia fokus untuk mengambil obat untuk Naura.
"Iya, bunda adalah bunda kamu. Dan soal kamu masuk kerumah sakit lebih baik tidak perlu kamu fikirkan, yang kamu fikirkan saat ini adalah kesehatan kamu ok." Ucap Sella.
Naura tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Setelah memberi obat kepada Naura dan menidurkannya, Sella keluar dari ruang inap Naura dengan air mata yang turun begitu saja dari kelopak matanya.
Sella bisa saja menyembunyikan rasa sedihnya kepada Naura namun di lubuk hatinya ia merasakan kesedihan yang begitu dalam, ya pasti tidak akan ada ibu yang kuat melihat anaknya sakit apalagi anaknya tidak mengenalnya badahal ia bukanlah ibunya namun rasa sayangnya kepada anaknya itu yang membuat hatinya begitu piluh ketika anak asuhnya tidak mengenal siapa bundanya dan siapa ibu kandungnya.
Di tempat yang sama, Fahmi berdiri tidak jauh dari tempat dimana Sella berada. Hatinya begitu sakit ketika orang yang ia cintai sedang menangis, dan ia tidak mempunyai keberanian untuk menghampiri Sella, ia takut Sella akan memarahinya dan mengusirnya dari sana dan ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
Sella setelah tangisannya redah ia berniat kembali ke ruang inab Naura namun matanya tidak sengaja menatap seseorang yang ia kenal.
"Mas Fahmi, dia disini? Sejak kapan?"ucap Sella.
Sella menghampiri Fahmi. "Mas Fahmi sejak kapan disini?"
Fahmi terkejut dengan kedatangan Sella tiba-tiba. "Emm baru kok,"
Sella menganggukkan kepalanya lalu ia segera pergi dari sana namun Fahmi segera menarik lengan Sella yang membuat Sella kembali membalikkan badannya.
"Lepas Mas, gak enak dilihatin orang"ucap Sella.
Fahmi melepaskan genggaman tangannya dari tangan Sella. "Sella maafkan aku jika aku berbuat salah kepada mu, dan aku ingin kamu kembali kerumah. Ku mohon"
"Kembali? Untuk apa? Apa Mas melakukan ku seperti dulu, yang selalu dibentak dan dimarahin begitu? Tidak Mas, aku tidak akan kembali dan mengulangi hal yang sama"ucap Sella.
"Mas janji jika kamu mau rujuk dengan Mas dan kembali kerumah, Mas tidak akan memperlakukan mu seperti dulu"ucap Fahmi yang membuat Sella tersenyum tipis tapi terkesan cuek dengan ucapan Fahmi.
"Gak perlu janji, jika Mas sendiri mengingkarinya. Dengerin ya Mas Fahmi aku gak butuh janji palsu yang kamu ucapkan, aku gak butuh itu, yang aku butuh kasih sayang seorang suami pada umumnya bukan malah membuat janji tidak memperlakukan seperti ini seperti itu kepada istrinya, Mas tau gak ketika Mas Fahmi membentak aku waktu itu apa yang aku rasakan. Sakit Mas, ya memang dulu aku diam tapi bukan berarti aku diam menerima semua atas apa yang Mas Fahmi lakukan ke aku. Sekarang tolong Mas jangan temuin aku lagi, biarkan aku hidup bahagia bersama anak ku"ucap Sella lalu ia pergi dari sana dengan berlari agar Fahmi tidak mencegahnya kembali.
Fahmi yang mematung disana tidak dipungkiri kini rumah tangga yang ia ingin bertahankan kembali sudah hancur lembur, Sella yang ia cintai kini tidak menginginkan kembali rujuk dengannya.
Hati Fahmi kini hancur, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain ia berdoa kepada Allah agar yang ia lakukan saat ini untuk kembali bersama dengan Sella dilancarkan dan Allah mau membolak-balikkan perasaan Sella kepadanya.
Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.
Jangan lupa vote, komen dan follow.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta tulus seorang istri [AND]
Acakseorang gadis menikah dengan laki laki yang kini diakui sebagai majikannya sendiri, tetapi sifat laki laki ini yang dingin terhadapnya dan tak mau menerima dia sebagi istrinya. apakah gadis ini sanggup dengan sikap suaminya dingin terhadapnya dan ap...