15

1.3K 28 2
                                    

Saila terus saja memikirkan Fahmi, apa dia dia bahagia tanpanya? Apa dia sudah menikah dengan perempuan biadab itu? Pertanyaan itu lah yang terus tergiang olehnya beberapa bulan belakangan ini.

"Maaf non, ada asistennya non datang kerumah." Ucap bi Surti di luar kamarnya. Dan itu membuat lamunan Saila buyar seketika.
Ia segera bangkit lalu membukakan pintu kamarnya.

"Iya bi suruh dia langsung keruang kerja Saila," Ucap Saila

Bi surti pun kembali ke ruang tamu, dan meminta asisten Saila untuk pergi keruangan Saila.

Ditempat lain Fahmi sedang memandangi foto Saila yang sedang tersenyum kearah kamera.

"La kamu dimana sekarang? Apa kamu baik baik saja ditempat kamu sekarang? La aku kangen sama kamu, andai waktu bisa di putar aku tidak akan memperlakukan kamu seperti apa yang aku perbuat kamu. La asal kamu tau aku tulus menyayangi kamu, aku tulus mencintai kamu, tapi kenapa kamu ingin bercerai dengan ku. Alasan apa kamu ingin bercerai? Apa karena sifat ku yang selalu dingin dan datar ke kamu dan perkataan ku yang membuat kamu sakit hati? Ataukah ada hal lain yang membuat kamu terpaksa harus bercerai dengan ku?" Ucap Fahmi.

Fahmi jadi teringat dengan Mantannya itu, kenapa dia bisa tau tentang penceraiannya dengan istrinya? Apa dia yang memaksa Saila untuk bercerai dengannya? Pertanyaan itu terus tergiang di pikirannya.

"Aku harus selidiki ini semua, apa benar melinda lah yang menyebabkan aku dan Saila bercerai?" Gumamnya.

Fahmi bangkit dan duduknya dan menemui asistennya.

"Fiz lo bisa gak selidiki yang namanya melinda agustin," Ucap Fahmi

Hafiz mengeryit bingung. "Melinda agustin? Bukannya dia mantan lo ya? Terus lo kenapa ingin nyelidiki melinda?" Ucap Hafiz.

"Gue curiga bahwa Melinda lah yang menyebabkan gue dan istri gue bercerai," Ucap Fahmi

"Lo yakin kalau yang di balik penceraian lo dan istri lo itu melinda." Ucap Hafiz.

"Ya gue yakin, jadi gue minta sama lo selidiki dia." Ucap Fahmi

"Ok Mi gue bantuin lo sebisa gue." Ucap Hafiz.

"Ok makasih," ucap Fahmi lalu belalu lalang meninggalkan Hafiz yang kembali berkutik dengan laptopnya.

Ditempat lain pula seorang perempuan sedang mengamati rumah Saila dari kejauhan, siapa lagi kalau bukan melinda mantan kekasihnya Fahmi.

Melinda akan melakukan sesuatu jika keinginannya terkabulkan seperti 1 tahun yang lalu ia telah berhasil membuat Saila dan Fahmi bercerai namun Fahmi sikap Fahmi kepadanya masih sama sebelum bercerai dengan Saila.

"Gue harus merencanakan sesuatu, gue gak mau mereka bertemu lagi," Ucap Melinda. Ya Melinda mengetahui bahwa perusahaan Fahmi akan bekerja sama dengan perusahaan Saila dan ia juga tau jika perusahaan mereka sudah bekerja sama maka mereka akan sering bertemu.

Saila tersenyum kepada asistennya yang sudah menghandel semua pekerjaannya, ia sangat percaya dengan asistennya ini.

"Kerja yang bagus, ternyata saya gak salah pilih ya milih kamu untuk jadi asisten saya. Hmm baiklah besok kamu yang mengurus meetingnya dan saya akan mengurus pekerjaan saya lainnya, kamu tau kan pekerjaan saya bukan hanya dikantor." Ucap Saila

"Baik Mbak kalau begitu saya pergi kekantor untuk mengurus semua berkas berkas yang mbak berikan kepada saya," ucap sang asisten.

"Ya, silahkan." Ucap Saila. Lalu asistennya pun pergi setelah mengucapkan salam.

Sepergian asistennya Saila memasukki rumahnya.

***

Pagi hari yang cerah ini Saila sibuk dengan pekerjaannya yaitu mengurus rumah dan juga anaknya.

"Naura, kamu mau makan apa?" Ucap Saila

"Emm ceker ayam pedas bun kayaknya enak itu," Ucap Naura

"Gak boleh yang lainnya aja jangan yang pedes pedes," ucap Saila

Naura jadi gak nafsu makan kalau ia dilarang makan pedas badahal teman temannya juga makan pedas dan tidak dilarang oleh bundanya namun ia.

"Bun kali iniiii aja ya aku makan pedas, naura pingin yang pedas pedas bun." Ucap Naura sambil memperlihatkan pup eye

"Gak Naura, kalau sakit perut lagi gimana. Bunda gak mau kamu sakit loh, yang lain aja ya__atau kita ke resto kesukaan kamu disana kan ada makanan kesukaan kamu gimana hmm dari pada pedes pedes nanti bikin aakit perut lagi." Ucap Saila membujuk sang anai untuk tidak makan yang pedes pedes.

"Hmm yaudah deh, kita pergi kapan bun__sekarang" tanya Naura

"Emm sekarang apa nanti ya?" Ucap Saila sambil tangannya ia letakkan di dagunya seolah olah ia sedang berfikir.

"Nanti aja deh kalau bunda gak sibuk." Ucap Saila dan itu membuat Naura cemberut.

Saila terkekeh saat Naura sedang cemberut seperti itu. "Jangan cemberut gitu, nanti allah tambah sayang sama anak bunda yang cantik jelitah ini"

Naura masih memperlihatkan wajah cemberutnya, sungguh ia ingin makan apalagi makan pedas pedas namun ia dilarang oleh mamanyaa.

"Naura jangan cemberut, yaudah deh kita perginya sekarang" ucap Saila. Dan itu membuat Naura sumringah.

"Yeey kita pergi sekarang cus bun"ucap Naura dan langsung berjalan menuju keluar rumah. Saila menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya itu.

"Bi makanannya tolong dibagiin ke satpam ya dan jika masih ada yang sisa kasih ke tetangga aja bi" ucap Saila

"Siap non"ucap bi Surti

Saila dan Naila menaiki mobil dan menjalankan mobil ke resto langgannya. Sesampai disana Naila langsung masuk dan itu membuat Saila geleng-geleng kepala.

Saila melangkahkan kakinya memasukki resto, namun karena ia tidak fokus ia menabrak seseorang.

"Maaf mas, saya tid.." ucap Assyfa terpotong saat ia melihat seorang laki laki yang baru ia tambrak tadi.













Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.

Jangan lupa vote dan komen ya

Dipublis
29 november 2021

cinta tulus seorang istri [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang