|| 27: Ilyas's pov | 4170 words ||
Cal dan aku pernah 'memfitnah' Randall punya anak haram. Saat itu, kami putus asa agar bisa masuk Batavia tanpa diperiksa karena ada zombie peliharaan Emma duduk di jok belakang. Jadi, kami mengelabui penjaga portal, berpura-pura bahwa Emma adalah anak pejabat polisi yang harus segera kami antar. Randall tidak punya pilihan selain mengikuti rencana kami. Meski aku malu setengah mati ketika berhadapan dengan Randall setelahnya, ada bagian kecil diriku yang menganggap itu lucu.
Sekarang tidak lagi, lantaran Toren menatapku dan dengan kurang ajar bertanya, "Ilyas anak haram Kepala Polisi Nusa?"
Bu Raiva tidak menjawab. Matanya cuma mengamati Joo dengan tatapan ngeri.
Cal membungkuk di sisiku, wajahnya mendongak, dan matanya mengamati mukaku dengan kening berkerut. "Enggak mirip, tuh," komentarnya. "Malah, aku bakal lebih percaya kalau Joo yang mengakuimu anaknya."
Aku mengernyit padanya. "Kau sedang mencoba menghiburku atau menghinaku, Cal?"
"Intinya, kau tidak punya kemiripan sama sekali dengan orang itu."
Emma bersin di gendongan Joo, tetapi si pria zombie tidak mengeluarkan reaksi apa pun. Bu Raiva, Toren, dan Kamelia mengkeret ke sisiku sambil terus mengamati Joo dengan waspada. Ketiganya jelas masih kesulitan memercayai perkataanku bahwa Joo bukan zombie.
Cal melambai enteng ke arah si zombie. "Orang ini punya penyakit, jadi kalian jangan bersikap begitu. Tidak sopan."
Cal kemudian menarik Joo yang masih menggendong Emma untuk menepi dari lorong. Dia mengarahkan si zombie untuk duduk dengannya di ruang tengah.
"Daripada mengkhawatirkan Joo," kata gadis itu lagi, "mending kalian khawatir pada Kepala Polisi mencurigakan yang sebentar lagi mungkin bakal datang menjemput Ilyas."
Cal benar. Jika begini, aku tidak bisa mengandalkan Randall lagi.
Aku tahu Randall menyembunyikan banyak hal—dia Kepala Polisi, profesinya pasti menuntutnya untuk mengambil banyak keputusan yang bertentangan dengan moral maupun peraturan yang dibuatnya sendiri, terutama di tengah wabah zombie. Kupikir, selama pria itu tak membahayakanku dan Emma secara langsung, aku bisa berpaling dari fakta tersebut. Selama hal-hal yang disembunyikannya tidak menyangkut diriku atau Emma, kukira aku bisa menutup mata. Namun, kali ini berbeda.
Aku mengenal Randall Duma karena dia kenalan Pak Gun dan Bu Miriam. Aku mengenalnya setelah diadopsi. Namun, pria itu rupanya sudah mengenalku jauh sebelum itu.
Aku menolak percaya dia adalah ayah biologisku karena, seperti yang Cal bilang, kami tidak punya kemiripan sama sekali. Jadi, Randall barangkali tahu siapa orang tua kandungku, dari mana aku berasal, dan alasanku dibuang. Malah, bisa saja aku tidak pernah dibuang. Bisa saja pria itu yang memisahkanku dari keluarga kandungku. Dan selama bertahun-tahun dia tidak mengatakan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escapade 1: A Lone Wayfarer
Mystery / ThrillerSudah empat tahun Ilyas tidak keluar rumah. Kini, pemuda itu terpaksa pergi ke dunia luar dengan Emma, adik kecilnya, dan Cal, seorang teman lama, untuk menyelamatkan diri mereka di tengah kiamat zombie. Namun, sepanjang jalan, sesosok zombie bernam...