01

1K 46 2
                                    



Seni itu memang punya bentuk yang berbeda. Berbeda disini mengikuti selera atau aliran pribadi masing-masing. Jika si A suka yang seperti ini, begitupun si B, pasti sukanya yang seperti itu.

Hal ini juga disadari dengan jelas oleh Adit. Apalagi dia menyelami ilmu seni bangunan sejak beberapa tahun yang lalu. Poin pentingnya, dalam mendapat ilmu kali ini, Adit nggak bisa meratakan selera antar manusia dengan klaim 'ah yaudah lah, kan emang dia sukanya gitu, aku sukanya gini'. Kali ini dia dituntut untuk mengikuti "selera" dosen pengampu mata kuliahnya.

Ada beberapa pengajar yang bersikap agresif mengenai bentuk desainnya, apalagi di saat paparan awal. Namun juga ada yang mengerti tentang maksud desainnya, dan mengarahkan ke hasil yang lebih baik.

Di saat paparan tugas akhir semester di kelas studio, Adit sibuk memperhatikan teman-temannya mempresentasikan dengan penuh percaya diri. Hasilnya, 'lanjut ya, itu bagus, cuman mungkin nanti ditambah lagi biar lebih ada fungsinya', dan sejenisnya.

Saat itu Adit berpikir, desain kawannya bagus, dengan percaya dirinya dia merasa desainnya nggak beda jauh kerennya dengan milik temannya. Sugesti kepercayaan diri seperti ini sering terlewat di benaknya. Meskipun banyak teman-temannya yang sering mengeluh bahwa desainnya nggak sebagus itu.

Ternyata, di saat gilirannya, Pak Haryanto, dosen pengampunya, mendekatinya untuk berbicara lebih dekat. "Desain kamu bagus banget Mas Adit, saya akui. Ini unik. Hanya saja dari desainmu ini belum masuk ke kualifikasi yang dibutuhkan buat semester ini. Nanti coba diutik-utik lagi ya. Yang sekarang bisa disimpan dulu, siapa tau bisa buat tugas selanjutnya di semester depan. Nggak apa-apa Mas Adit, ayo semangat, dicoba lagi."

Sejak saat itu, Adit nggak pernah membanggakan desainnya sedikit pun, meskipun cuma di dalam hati. Hanya sebatas "gue suka desain yang gue buat sekarang".

***

Hubungan antara laki-laki dan perempuan yang paling ideal menurut Ical itu adalah hubungan terbuka. Selain itu juga saling ngerti satu sama lain.

Sejak awal masuk dunia perkuliahan, Ical sudah mengira bahwa dirinya bakal nggak sesantai beberapa mahasiswa lain, sebagai hasil dari pilihan jurusannya. Tentunya Ical akan disibukkan dengan belajar, belajar, dan belajar. Pretest atau kuis tiba-tiba, ujian blok yang rasanya datang setiap minggu, atau praktik lab. Meskipun begitu, Ical masih bisa memberikan waktu untuknya, dan untuk pasangannya.

Seperti saat ini, Ical mengecek jadwalnya dan menemukan bahwa ia harus ujian lagi. Tandanya Ical harus bergerak buat menyusun jadwal belajar agar nggak bikin stress. Dan jika sudah seperti ini, Ical akan jarang bertemu dengan mbak pacar, Ranti.

Dengan lesu, ia meraih ponselnya.

Ical
Masa aku udah mau ujian blok lagi

Ranti
Assalamualaikum dulu dong

Ical
Waalaikum salam
:"(

Ranti
Hadeh
KOK UDAH UJIAN BLOK LAGI

Ical
:(

Ranti
Kasian banget mas pacar akuu
Ya udah, berarti disusun lagi jadwalnya
Siapin moodnya
Semangat dong calon dokter

Ical
:*

Ranti
Wkwkwk

Ical
Maapin gak bisa temenin main lagi sering-sering
:(

Ranti
Dih kayak apa aja
Udah nih lapornya?
Sana dilanjut ngejadwalnya

Ical
Siap
Besok kelas pagi kan?
Aku ada jadwal lab, jemput sekalian nggak?

Road Trip || NCT DREAM 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang