19

203 31 0
                                    


"Kayaknya gue perlu ganti lagunya jadi lebih nge-beat." Candra mulai mengutik multimedia, mengganti lagu sesuai keinginannya dengan tangan kanannya yang memegang setir.

"Kenapa?" Arga yang menjadi partner menyetirnya bertanya.

"Biar melekan dikit. Ngantuk banget."

"Berhenti dulu bentar buat tidur nggak papa sih, Can." Ical dari belakang menyahut. Dia belum tertidur, sedangkan Adit sudah terlelap sedari tadi.

"Ho-oh tuh. Daripada kenapa-napa," lanjut Arga menyetujui.

"Lo juga nggak sanggup?" tanya Candra kepada Arga.

"Enggak. Gue juga ngantuk."

Candra melirik jam digital di dashboard mobil. Pukul setengah sebelas malam. Lalu matanya berpindah pada maps multimedia. Mereka sudah tiba di Kota Kediri.

"Nggak papa nih, ya, gue tidur dulu. Masih tiga jam lagi estimasi perjalanannya," ungkap Candra.

"Nggak papa. Perjalanan santai nih, kita," balas Ical sambil meraih kabel USB untuk mengisi daya baterai ponselnya. "Cari mini market point, Can."

"Tolong, Ga."

Arga dengan cekatan mencari mini market point terdekat dari lokasi mereka. "Sekitar empat ratus meter lagi."

"Oke."

***

Ical turun dari mobil setelah Candra berhasil memarkirkan mobil di area parkir mini market. Candra dan Arga sudah menarik tuas kursi mobil ke belakang dan terlelap. Adit masih terlelap sedari tadi. Cuman Ical yang masih terbangun, dan sekarang ia ingin ke toilet sekalian beli happy tos buat nyemil.

Ia melakukan sedikit peregangan. Lalu beranjak masuk ke mini market yang buka 24 jam.

Setelah menyelesaikan kebutuhannya di toilet, ia menyusuri koridor ber-rak untuk memilih camilan dan minuman, kemudian menuju kasir untuk membayar.

"Yak opo seh. Aku iki wedok, mosok entuk shift bengi. Yo opo pak menejer iku nduwe dendam karo aku ta? Yo gak ngono, tapi kan nek aku tengah wengi mulih yo medeni ta ya. Lah bayangno omahku neng njero gang petenge koyok ngono. Arek iki lho, aneh tenan. Oh – " kasir tersebut melihat mejanya sudah ada keranjang belanjaan yang berisi. "Sek ta, aku tak kerjo sek, ojo dipateni."

(Apaan coba. Aku ini perempuan. Masa dapet shift pagi. Apa manajer punya dendam kesumat sama aku? Ya nggak gitu, tapi kan kalau aku pulang tengah malam ya nakutin kan. Coba bayangin rumahku di dalam gang gelapnya kayak gitu. Orang ini lho, aneh banget. Sebentar, aku kerja dulu, jangan dimatiin)

Kasir tersebut tersenyum. "Ada tambahan lagi, Kak? Kami ada promo roti beli satu gratis sa – " Mbak-mbak kasir terdiam setelah ia mengangkat kepalanya untuk melihat pembelinya. Wah, ganteng banget. Dia jadi melek seratus persen.

"Boleh deh, Mbak." Tangan Ical terulur mengambil dua roti yang terpampang di sisi meja kasir.

"Oh, iya. Kita juga ada promo Oreo jadi tujuh setengah ribu saja."

"Enggak Mbak. Nambah kopi aja. Kopi seduh. Bentar ya, Mbak." Ical menyingkir dari meja kasir menuju mesin kopi yang ada di dalam mini market. Kemudian fokus membuat kopi.

Mbak kasir buru-buru meraih ponselnya. "Kowe ape ndelok arek nggianteng banget gak? Kae lho, wonge."

(Kamu mau lihat orang ganteng nggak? Itu lho, orangnya)

***

Adit terbangun mendengar suara keripik dikunyah yang cukup jelas di sekitarnya.

Ternyata Si Ical yang sedang mengunyah happy tos sambil melihat ke luar mobil. Pintu mobil di sisinya terbuka, dan kaki Ical terantung keluar. Di tengah mereka terdapat paper cup kopi di dalam cup holder.

Road Trip || NCT DREAM 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang