22

237 29 0
                                    


Ical memperhatikan jalur keluar dari kapal yang masih dipenuhi oleh mobil-mobil penumpang kapal. Tangannya sudah memegang setir.

Tadi, setelah ada pengumuman bahwa kapal akan merapat ke dermaga, Ical dan Adit bertukar tempat. Dan sekarang mereka sedang antri gantian keluar kapal.

"Bergoyang gitu nggak sih, jembatannya, waktu dilewatin?" tanya Ical tiba-tiba.

"Iya. Kayak kapal ulang alik," jawab Candra dari belakang.

"Kalau mau ngasal, nyambung dikit kek," sela Arga.

"Mana ada ngasal tapi nyambung?"

"Iya juga."

Ical menghela napas. Mulai melajukan mobil ketika seseorang yang kayaknya bertugas buat jadi pengaba melambaikan tangan ke arahnya.

Mobil berhasil keluar kapal. Dan Ical langsung membawanya menuju pintu keluar pelabuhan.

"ANJENG. BALI NIH, GA."

"BALI NIH, CAN."

Penghuni kursi belakang ribut sendiri.

"WOW. LIHAT. ADA PANTAI. WOW, ADA PATUNG. WOW."

"Untung lagi nggak di tempat umum. Malu kali gue, kalau lihat dia malu-maluin gitu," celetuk Adit. Tangannya sibuk menginput lokasi villa punya teman ayahnya Arga. Villa pinggir pantai.

"Lo kudunya beruntung punya temen kayak gue, Dit," seloroh Candra.

"Apa yang bisa diuntungin dari punya temen kayak lo?"

"Soalnya gak ada temen lo yang demen malu-maluin diri sendiri tapi followers ige udah bisa buat beli gacoan."

"JUSTRU ITU, CAN."

Arga tertawa mendengarnya. Sementara tangannya sedang sibuk mengetikkan pesan kepada orangtuanya, mengabari bahwa ia sudah berada di Pulau Dewata.

"Udah belum sih, Dit?" Ical melirik ke arah Adit yang masih sibuk menyambungkan ponselnya dengan multimedia.

"Otewe. Bentar, lo diem dulu."

Ical berdecak.

"Udah nih." Adit menegakkan kembali punggungnya. "Mampir rest area, atau pom bensin, atau point deh, Cal. Kebelet."

"After-taste terombang-ambing diatas laut ya, Dit?" celetuk Candra dari belakang. Pokoknya yang aneh-aneh pasti Candra.

"Iya. Untung nggak mabok laut."

"Untung kita gak ada yang mabok laut," tambah Arga.

"Bener. Biasanya satu mabok, yang lain ikut mabok."

Ical membelokkan mobil ke pom bensin yang ia temui. Arga, Adit, dan Candra turun. Sementara Ical masih di dalam mobil.

"Gue isi nitrogen bentar lah ya, sekalian isi bensin."

"Aneh rasanya?"

"Iya. Gue isi dulu bentar."

"Oke."

Ical memutar lagi mobilnya, membawa ke tempat isi angin. Setelah selesai, kembali ke tempat teman-temannya turun.

"Makan di villa atau mampir restoran sambil jalan?" tanya Adit.

"Sambil jalan kali, ya? Laper. Udah siang. Waktunya makan," jawab Candra.

Ical mengangguk. "Cari sekarang apa senemunya tempat makan?"

"Mau makan apa?" Arga bertanya sambil menepuk-nepuk ujung celana pendeknya yang sedikit basah.

"Kepengen seafood."

Road Trip || NCT DREAM 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang