Perjalanan mereka berlanjut di malam harinya setelah istirahat pasca membantu keluarga Pak Surdi dan mengunjungi sisa itinerary mereka. Adit dan Ical memegang kendali laju kendaraan mereka.Mereka tiba di daerah pegunungan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, berakhir untuk singgah semalam setelah Candra iseng melihat spanduk wisata saat mereka istirahat sebentar di depan pasar daerah. Langsung saat itu juga mereka mencari penginapan dan mengubah rencana esok dengan mengeksplor tempat tersebut.
"Banyak yang kosong," ujar Adit yang bertanggungjawab di bagian akomodasi inap menginap. "Nih, pilihannya banyak. Mau hotel biasa atau villa. Kalau hotel, mau yang mahalan apa standar. Kalau villa, mau yang bagus apa biasa aja. Pilih."
"Hotel keknya lebih aman kalau kita check in malem gini. Udah jam sebelas, please," usul Arga.
"Iya, sih. Sok juga lebih lengkap biasanya, secara fasilitas. Gue pengen mandi air anget," seloroh Candra. "Ini tempat adem mampus."
"Cari yang nyaman sekalian nggak papa," lanjut Ical.
"Oke nih, mahal gak papa ya?"
"Berapa?"
"Mau berapa kamar?"
"Bed-nya dulu gimana perkamar."
"MAU YANG GEDE. CAPEK BANGET!" seru Candra.
"Ambil single bed tapi size-nya gede? Jadi kita ambil dua kamar."
"Boleh. Berapa tuh?"
"Enam ratus ribuan. Menang banyak sih, dapet balkon ngadep ke bukit."
"Nggak papa, lah ya. Lagian di itinerary kita nggak ada mampir lagi sampai kita nyampe di Malang. Maksud gue ya lumayan gitu, lagian gak ada acara nginep lagi selain di Bali sama Malang. Di Bali aja gratis," jelas Ical.
Akhirnya betulan diambil, hotel dengan water heater.
***
Ical merebahkan badannya setelah lima jam menyetir dari Jogja ke Karanganyar. Ia masih menunggu giliran kamar mandi yang sekarang sedang digunakan oleh Arga.
Pembagian teman sekamar tadi spontan dilakukan dengan gambreng. Berujung dia menjadi roommate dengan Arga, sedangkan Candra bersama Adit.
Ical melirik jam digital kamar, jarum menunjukkan pukul setengah satu dini hari. Matanya sudah siap terpejam ketika Arga mengguncang badannya.
"Mandi sana."
"Lo lama banget anjir."
"Soalnya gue mandi beneran."
"Ya kali mandi boongan." Ical buru-buru mengambil pakaian ganti serta handuk hotel dan toiletries-nya lalu masuk ke kamar mandi.
Arga menggosok rambutnya setelah keramas, namun akhirnya ia menggunakan hair dryer agar rambutnya cepat kering dan ia bisa cepat istirahat. Barulah setelah memastikan rambutnya kering, dia merebahkan badannya di atas kasur, siap di dalam selimut dan tidur, tapi main ponsel sebentar.
Ia meringis melihat notifikasi Naya yang tenggelam sejak tadi sore. Biasanya Naya mengirim pesan untuk menanyakan hal yang berhubungan dengan ibukota.
Naya
Mas Arga
Kalau ke Gandaria outlet makanan yang hits apa?Arga
Maaf, Nay
Tenggelem sama grup-grup kampus
Ini aja ortu gue juga belum gue balesin chat-nyaSebenarnya Arga juga nggak berharap banget kalau Naya membalas pesannya mengingat sekarang sudah larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Road Trip || NCT DREAM 00 Line
Fanfic"Please deh. Coba lo pikirin." "KENAPA HARUS GUE PIKIRIN?! KAGAK LIHAT KEPALA GUE MAU COPOT?!" Healing doesn't mean the pain never existed. It means the damage no longer controls our lives -Unknown Give yourself time to heal from a challenge you've...