23. Menuju baikan

4.9K 508 92
                                    

Setelah kejadian malam itu, yang mana si bungsu Uwon mengalami demam tinggi, Heeseung bersama adik-adiknya yang lain -terkecuali Ni-ki dan si kecil Onu- langsung membawa Uwon ke rumah sakit saat itu juga. Dan karena hal itu lah maka Uwon harus di rawat selama beberapa hari di rumah sakit lantaran demamnya yang sangat tinggi, bahkan tubuh mungil itu sampai mengejang saat tiba di ruang UGD karena suhu tubuh Uwon yang sangat tinggi. Dokter bilang, terlambat sedikit saja maka akan bahaya.

Hari ini, terhitung sudah hari kedua semenjak Uwon di rawat. Heeseung, Jay, Jake dan Sunghoon selalu bergantian menjaga dan menemani si bungsu, bahkan Heeseung dan Jay sampai meliburkan diri dari perkuliahan, dan Jake serta Sunghoon akan langsung pulang ke rumah sakit saat pembelajaran sekolah telah usai, begitu juga dengan Ni-ki. Masing-masing dari mereka ingin membujuk si bungsu agar tidak marah lagi, segala cara Heeseung, Jay dan si nakal Ni-ki lakukan agar si bungsu luluh dan usaha mereka tak sia-sia, terbukti dengan Uwon mau menerima kehadiran sang kakak begitu juga dengan abang-abangnya yang lain. Ah lalu bagaimana dengan Onu? Apakah Uwon sudah mau bertemu dengan kakak kecilnya itu? Jawabannya tetap sama seperti 2 hari yang lalu, tidak.

Seperti saat ini, di kamar rawat VVIP yang biasa di tempati oleh Keluarga ENHA, ada Heeseung yang senantiasa selalu menjaga adik bungsunya. Terlihat Heeseung tengah mendudukan tubuhnya di ranjang pesakitan, bersama dengan sang adik bungsu yang menggemaskan nan gemoy, Uwon.

"Kakak," panggil Uwon pada sang kakak yang tengah asyik memainkan ponselnya.

"Kenapa dedek? Mau makan?" Heeseung yang terpanggil pun langsung menyahut dan menyudahi kegiatan memainkan ponselnya.

"iPad bang Jay mati, Uwon ga bisa main game lagi," ucap si bungsu seraya melempar iPad milik abangnya ke sembarang arah, yang untungnya masih di sekitaran ranjang. Kalau tidak, Jay harus membeli iPad baru untuk yang kesekian kalinya lantaran iPad nya selalu jadi sasaran lemparan si gemoy.

"Kalau gitu iPad nya harus di charger dulu, adek masih mau main game emangnya atau mau bobo siang hm?" tanya Heeseung.

"Mau main game! Uwon belum ngantuk kakak, terus kalau ga main game Uwon bosen, mau main di ruang bermain rumah sakit t-tapi ga boleh," jawab Uwon dengan kedua matanya yang berbinar lucu.

"Kan dedeknya masih sakit sayang, jadi belum boleh main keluar. Eum gimana kalau dedek main game di hp kakak aja? Kan banyak tuh game kesukaan dedek yang udah di download,"

"Mau! Uwon mau main pou, kan kasian pou Uwon belum mandi, belum di kasih mam juga, pasti pou kelaperan," oceh Uwon semangat membuat Heeseung terkekeh pelan.

Memang di ponsel Heeseung maupun Jay atau adiknya yang lain penuh dengan game khusus anak-anak. Ya siapa lagi pelaku pen-downloadan game tersebut kalau bukan si kembar. Bahkan Heeseung harus merelakan game favoritnya di hapus oleh Onu dan di gantikan dengan game cooking mama, juga si pou serta anetk-antek game anak yang lainnya.

"Cha, tapi jangan lama-lama ya, soalnya batre nya tinggal 30% hehe," ucap Heeseung seraya memberikan ponsel iPhone 13 nya pada adik bungsunya.

"Ih sama aja boong kakak! Tapi gapapa, Uwon tetep mau main pou! Xixixi," sahut Uwon.

Mendengar itu Heeseung hanya tertawa pelan dan mencium gemas pipi gembil Uwon.

"Kakak udah! Jangan cium-cium, Uwon kan mau main pou!" seru Uwon karena sang kakak tak berhenti menciumi pipinya.

"Abis pipi dedek gemoy banget kaya yupi!"

"No! Pipi Uwon bukan yupi!"

Heeseung kembali terkekeh lalu memeluk tubuh mungil sang adik bungsu dengan erat. Sedangkan Uwon langsung membuka layar kunci ponsel sang kakak, dan seketika Uwon mengernyit heran saat melihat layar ponsel itu, yang mana memperlihatkan Heeseung tengah menggendong bayi kecil di sebuah ruangan, dan di foto tersebut juga ada aquarium -menurut Uwon- yang berisi bayi.

KELUARGA EN-✨ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang