Chapter 15

4.6K 732 15
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Tak terasa waktu terus berganti. (Name) memutuskan untuk berjalan-jalan. Dia memutuskan untuk menggunakan kemampuan teleportasinya. Tapi kemampuannya tersebut malah membawanya ke sebuah gunung. (Name) merasakan butiran salju menyentuh ujung hidungnya.

"Sudah musim salju?"

(Name) berjalan menikmati pemandangan di sekitar yang sudah mulai memutih akibat salju. Tak jauh darinya muncul anak laki-laki yang masih berumur 6 tahun terlihat tersesat. (Name) yang melihat itu segera berlari menghampiri anak laki-laki yang sedang tersesat itu.

"Halo, apa kamu sedang tersesat?" tanya (Name) dengan wajah ramah.

Anak itu mengangguk. "Aku terpisah dari kaa-san."

"Ouch, anak yang malang. Kalau begitu, biar onee-san bantu kamu."

"Arigatou onee-san."

"Apa aku boleh tahu namamu?"

"Kamado Tanjiro.''

"Kamado Tanjiro? Nee-san akan ingat itu. Kalau nama nee-san adalah (N/s). Panggil saja (N/s)-nee."

(Name) memberikan sebuah kalung batu giok kecil dan memasangkannya di leher Tanjiro.

"Kenapa (N/s)-nee memberikanku sebuah kalung?" Tanjiro menatap bingung ke arah gadis yang ada di hadapannya.

"Anggap saja ini sebagai jimat pelindung."

"Jimat pelindung? Untuk apa, (N/s)-nee?"

"Untuk melindungimu dari makhluk yang tidak ingin kau temui. Jadi selalu gunakan kalung ini dan jangan sampai hilang, oke?"

Tanjiro mengangguk senang dan tersenyum lebar. "Aku janji, (N/s)-nee!"

(Name) tersenyum kecil.

"Kalau gitu kamu tutup mata dulu, Tanjiro-kun."

Tanjiro menutup kedua matanya. (Name) memunculkan portal teleport di bawah kakinya juga kaki Tanjiro. Dalam sekejap mereka berdua teleport ke suatu tempat.

"Nah sekarang buka mata kamu, Tanjiro-kun."

Tanjiro membuka kedua matanya dan terkejut karna rumahnya sekarang terlihat di depannya.

"Itu rumahku, terima kasih (N/s)-nee-"

Tanjiro bingung karna saat dia berbalik ke belakang untuk menatap (Name), gadis itu malah menghilang.

"Tanjiro! Syukurlah kau berhasil pulang sayang!" kata Kie selaku ibu dari Kamado Tanjiro memeluk tubuh kecil Tanjiro.

"Kaa-san, apa kaa-san melihat nee-san yang berada di belakangku tadi?"

Kie menatap bingung ke arah putranya itu. "Nee-san? Tidak ada, kaa-san melihatmu sendirian saja."

Tanjiro benar-benar bingung, apakah semua itu hanya ilusi saja. Tapi kalung batu giok yang terpasang di lehernya itu nyata.

"Sebaiknya kita masuk ke dalam sebelum badai datang, Tanjiro-kun."

Tak jauh dari Tanjiro, terlihat (Name) sedang menyembunyikan keberadaannya. Dia tersenyum kecil karena bisa bertemu dengan orang yang bisa mengalahkan Muzan nantinya. Melihat warna rambut dari Tanjiro, mengingatkannya dengan Yoriichi. Jadi sudah dipastikan kalau Tanjiro akan menjadi penerus dari pernapasan matahari dari Yoriichi.

"Sekarang hanya tinggal menunggu waktu dia bertumbuh dewasa dan menguasai teknik pernapasan matahari. Dengan begitu tugasku di sini sudah selesai dan aku bisa pergi."

Timeskip beberapa saat kemudian

(Name) yang sedang asik tidur, dikejutkan dengan suara berisik. Membuatnya harus membuka mata dan berjalan dengan malas ke arah suara yang berisik itu. Ketika sampai di sana, (Name) dikejutkan dengan para iblis bulan bawah dalam keadaan tidak berdaya dan terluka parah.

"Aku tidak percaya kalau kalian membuatku kecewa lagi, sebaiknya aku harus menghabisi kalian semua dan mencari iblis bulan bawah yang baru." Muzan menatap penuh amarah ke semua iblis bulan bawah.

"Kumohon tuan, berikan kami kesempatan untuk menghabisi para hashira itu!"

"Diam! Kalian semua tidak berguna! Membuatku harus membuang-buang darah saja untuk kalian!"

Tanpa ampun Muzan membantai seluruh iblis bulan bawah. Sedangkan para iblis bulan atas, beberapa yang hanya tertawa dan tidak peduli. (Name) sendiri hanya bisa menatap kasihan ke arah para iblis bulan bawah yang dibantai oleh Muzan seorang diri saja.

"Muzan."

Muzan tersentak kaget ketika mendengar (Name) memanggil namanya dari arah belakangnya. Langsung saja dia berbalik ke belakang dan kedua matanya bertemu dengan mata merah dari gadis itu.

"Percuma saja kau membunuh mereka. Itu hanya akan membuang energimu saja," ucap (Name).

Muzan berjalan menghampiri (Name) dan memeluk tubuh gadis itu. (Name) sendiri hanya bisa mengelus kepala Muzan dan berharap Raja Iblis itu bisa tenang. Dia lalu menatap ke arah semua iblis bulan atas.

"Kalian semua kembali ke kamar kalian."

"Ha'i (Name)-sama."

Nakime memetik biwa-nya dan membuat semua iblis bulan atas menghilang.

~~~ Bersambung ~~~

Ibu Dari Semua Iblis (KNY x Female Uchiha Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang