Chapter 17

4.4K 716 90
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) merasa sedikit kecewa karna tak ada satupun hashira yang bisa menghabisi satupun dari iblis bulan atas. Sepertinya para hashira yang sekarang ini butuh latihan keras untuk bisa mengalahkan iblis bulan atas dan juga bisa mengalahkan Muzan. (Name) tenggelam dalam pikirannya dan tak menyadari sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

"Kaa-san lagi mikirin apa? Dari tadi aku panggil, tapi okaa-san tidak menjawab panggilanku," kata Muzan sambil memeluk tubuh (Name) dari belakang.

"Ah gomen Muzan-kun, aku tenggelam dalam pikiranku tadi." jawab (Name) yang menyakinkan Muzan.

"Kalau ada apa-apa katakan saja kepadaku, kaa-san tidak perlu lagi untuk mengatakannya kepadaku."

(Name) menggangguk kepala saja. "Muzan-kun, apa aku boleh keluar selama beberapa menit saja?"

Awalnya Muzan ragu untuk mengizinkan (Name) keluar dari tempatnya. Tapi dia tak ingin membuat wanita itu merasa terpenjara, walaupun secara tidak langsung sih (Name) mulai merasakannya. Akhirnya Muzan mengizinkan (Name) untuk pergi beberapa menit, tapi dengan satu syarat yaitu salah satu dari anggota iblis bulan atas ada yang mengawasinya.

Muzan kemudian memanggil Akaza untuk mengawasi (Name). Pria iblis bersurai merah muda itu langsung muncul dan berlutut di hadapan Muzan.

"Aku ingin kau mengawasi kaa-san dengan baik. Kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak baik kepadanya, maka aku tidak segan-segan menghancurkan kepalamu."

"Ha'i Muzan-sama, saya akan menjalani perintah anda dan tidak akan mengecewakanmu."

"Aku harap kau bisa pegang kata-katamu karna aku tidak suka melihat ada oni yang tak bisa memegang ucapannya sendiri."

Timeskip beberapa saat kemudian

(Name) menggunakan salah satu dari teknik darah iblis untuk menyamarkan dirinya juga Akaza di tengah-tengah kerumunan manusia. Tampak banyak orang-orang yang datang ke festival bulan purnama. (Name) melihat-lihat semua yang dijual oleh setiap penjual.

Secara tidak sengaja Akaza melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia pun langsung berjalan menghampiri sebuah tempat penjualan. Akaza membeli barang tersebut. Jangan tanya dari mana si iblis basket itu dapat uang.

Akaza menghampiri (Name) dan memberikan sebuah kalung bunga Sakura kepada (Name). Sedangkan (Name) sendiri sedikit terkejut karna mendadak Akaza memberikannya sebuah kalung bunga sakura.

"Ini untukku?"

Wajah Akaza mulai memerah. "I-Ini sebagai ucapan terima kasihku karna (Name)-sama sudah mau menyelamatkanku dari amukan kemarahan Muzan-sama."

(Name) menerima hadiah Akaza dan dia tersenyum kecil. "Arigatou, Akaza-kun."

Wajah Akaza tambah memerah. Sekilas dia melihat sosok wanita yang pernah dia cintai waktu masih menjadi manusia muncul dalam pandangannya.  Dia langsung memalingkan wajahnya karna tak ingin dilihat oleh (Name). (Name) meminta tolong kepada Akaza untuk memakaikan kalung bunga sakura tersebut ke lehernya.

Setelah 30 menit berlalu, Akaza dan (Name) kembali. Gadis itu mengucapkan terima kasih kepada Akaza karna sudah mau memberikannya sebuah hadiah yang menurutnya sangat indah. Douma yang melihat itu hanya tersenyum jahil dan mulai menjahili sang iblis bulan atas ketiga itu. Tapi malah berakhir dengan kepalanya di hancur oleh Akaza menggunakan tinjunya.

Sedangkan (Name) sudah tertidur nyenyak dalam kamar. Ditemani dengan Muzan yang juga tidur bersamanya. (Name) tidak mempermasalahkannya karna sejak Muzan masih kecil, pria itu selalu tidur bersamanya setiap malam.

~~~ Bersambung ~~~

Ibu Dari Semua Iblis (KNY x Female Uchiha Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang