Chapter 14

4.8K 754 70
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

(Name) mengetuk pintu rumah kediaman Gyomei. "Himejima-kun, apa kau ada di dalam rumah?"

Gyomei yang baru saja selesai sarapan pagi, mendengar suara yang sangat di rindukan hampir selama 3 tahun tak pernah datang lagi. Dia bergegas berjalan ke arah pintu rumahnya.

"Ohayou Himejima-kun."

Hanya satu orang yang memanggilnya dengan panggilan 'Himejima, yaitu (Name) sendiri. "Ohayou (N/s)-san."

Gyomei mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Dia juga menghidangkan makanan untuk (Name). Sebenarnya (Name) tidak ingin makan lagi, tapi tidak enak menolak pemberian dari teman dekatnya itu. Tenang saja, (Name) tidak akan muntah akibat kekenyangan. Karna bisa dia bisa mengubah makanan yang baru saja dia makan menjadi energi tubuhnya.

Jadi tidak masalah kalau dia makan terlalu banyak, tanpa takut gendut, muntah, atau buncit seperti ibu hamil.

"Jadi bagaimana kabarmu sekarang, (N/s)-san?"

"Aku baik-baik saja, lalu bagaimana dengan keadaan markas setelah aku berhenti menjadi pemburu iblis?"

"Semuanya seperti biasa saja, walaupun kita telah memiliki beberapa hashira yang baru.''

"Syukurlah kalau begitu, sepertinya markas ini masih baik-baik saja setelah aku berhenti menjadi pemburu iblis.'' (Name) tersenyum, 'Dengan begitu potensi misiku akan berhasil semakin naik. Hanya tinggal mencari orang yang cocok untuk mengakhiri Muzan-kun.'

Setelah beberapa menit telah berlalu, (Name) berhasil menghabisi makanannya.

"Himejima-kun, terima kasih atas makanannya."

Gyomei tersenyum lebar. "Sama-sama (N/s)-san."

Tapi sebelum gadis itu pergi mengunjungi Sanemi, Gyomei memberikan hadiah perpisahan kepadanya. Sebuah kalung bulan dan kecupan di puncak kepalanya.

"Jaga dirimu baik-baik." Gyomei menepuk pelan (Name).

(Name) menganggukkan kepalanya. "Begitu juga denganmu Himejima-kun. Kalau begitu aku pergi dulu yah."

Gyomei melambaikan tangannya dan senyuman terpatri di wajahnya. Walaupun hanya sebentar, tapi dia bisa merasa sangat senang. Bahkan jantungnya berdetak lebih cepat saat berada di dekat (Name). Dia berharap kalau gadis itu akan baik-baik saja.

Timeskip beberapa saat kemudian

"Yo Sanemi-kun!"

Sanemi berbalik ke belakang. "Siapa kau! Beraninya sok akrab-"

Kedua mata Sanemi nampak sedikit melebar saat melihat sosok gadis yang dia rindukan kini berada di hadapannya sedang tersenyum ke arahnya. Tanpa membuang waktu, dia langsung berlari memeluk (Name). Hampir saja mereka berdua jatuh ke tanah, kalau saja (Name) tidak menahan berat tubuh Sanemi dan berat tubuhnya.

Sanemi menarik (Name) untuk ikut dengannya menuju ke rumahnya. Setibanya mereka di rumah kediaman Sanemi, pemuda dengan ada bekas luka di wajah itu membuka pintu rumahnya dan mengajak (Name) untuk masuk ke dalam. Adik laki-laki dari Sanemi yang masih tampak muda sedang menatap kakaknya dan (Name). Dia merasa penasaran siapa gadis yang dibawa oleh kakaknya tersebut. Karna ini pertama kalinya melihat kakaknya membawa seorang perempuan di rumah mereka.

Sanemi pergi ke dapur untuk mengambil makanan yang dimakan. Seperti biasa lagi, (Name) memakan makanan yang dihidangkan di hadapannya dan mengubahnya menjadi energi bagi tubuhnya.

"Sanemi-kun, kenapa wajahmu tampak kusut? Apa ada yang membuatmu merasa tidak nyaman?"

Giliran ekspresi wajah orang lain si (Name) langsung peka. Tapi giliran perasaan orang lain pasti ngak peka.

"Aku merasa kesal dengan hashira air yang baru ini."

"Memangnya kenapa dengan hashira air yang baru ini."

"Wajah datarnya, bicaranya singkat, kadang membuatku merasa muak di dekatnya."

"Sudahlah Sanemi-kun, mungkin dia sedang ada dalam masalah atau apalah itu, jadi tidak usah dibuat menjadi beban pikiran."

"Giliran begini nee-san peka, tapi kalau perasaan tidak pernah peka," kata Sanemi dengan suara yang kecil dan pelan.

(Name) menatap ke arah pemuda itu. "Huh, kamu bilang apa tadi, Sanemi-kun."

Sanemi cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak ada nee-chan, aku tidak bilang apa-apa tadi."

"Benarkah? Mungkin tadi cuma perasaanku saja tadi kalau kamu bilang sesuatu."

Sekali lagi Sanemi menggelengkan kepalanya dan (Name) kembali memakan makanannya dengan lahap. Pandangan Sanemi tidak sengaja menangkap sebuah kalung bulan yang ada di leher (Name).

"Ano, nee-san. Siapa yang memberikanmu kalung bulan yang ada di leher nee-chan?"

"Hm? Oh kalung bulan ini maksudmu? Barusan aku diberikan sama Himejima-kun."

Seperti ada petir di siang bolong menyambar Sanemi. 'Ba-Bahkan Gyomei-san memberikan kalung kepada nee-san. Sedangkan aku tidak memberikan sesuatu ke nee-chan. Kalau begini bisa-bisa Gyomei-san yang menang.'

~~~ Bersambung ~~~

Ibu Dari Semua Iblis (KNY x Female Uchiha Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang