"Chandra Renjana?" Tersentak dari lamunan ketika tiba-tiba namanya dipanggil, terkesan tidak sopan karena terlalu mengganggu baginya yang sedang berpikir.
Sebenarnya hanya akal-akalan saja, Nachandra tidak benar-benar sibuk pada sesuatu, pikirannya kosong melompong saking kelelahan berpikir, menghafal lalu memahami rumus matematika sialan itu.
Fisika? Kimia?
DIAM.
Enyahlah.
Bisa botak kepalanya jika ia terus berpikir kapanpun dan di manapun. Pasalnya, otak Chandra masih kapasitas normal manusia yang pasti akan lelah juga kalau terus-terusan diajak berpikir dan mengingat, cukup rumus fisika dan matematika saja yang menjajah isi otaknya selama ini.
"Oh, Nachandra Renjana, tant-eh Bu." Farhan yang berdiri sebelah mendehem malu, pasalnya, guru muda ini adalah crush-nya.
"Hehehe.. Wajar anaknya gini, soalnya kebiasaan homeschooling hehe." Bu Mega hanya bisa mengelus dadanya memaklumkan, mungkin benar saja anak 'homeschooling' justru kurang mengerti sopan santun-tidak diajarkan yang benar oleh orang tuanya di rumah, pikirnya.
"Ohh begitu."
"Hehe iya, Bu maaf ya."
"Iya gapapa kok, Nachan."
"Nachan?"
"Iyaa kamu."
"Nachandra aja tante-eh! Bu!"
Plak!
"Hihh Chandra! Malu maluin aja kamu." Farhan menabok pantatnya membuat anak itu menahan sakit di sana, sekaligus menahan malu.
"Yaampun.. Umur saya masih muda loh, Chan. 28-an. Emang keliatan tua?" Bu Mega cemberut Chandra jadi merasa bersalah padanya.
"ENGGAK LAH! IBU TU MASIH KELIATAN MUDA NAN KECE KAYA ANAK JAMAN NOW GITU LOH-AKH!!"
Kali ini Nachandra yang menginjak kaki Om Farhan agak keras, karena melihatnya bereaksi berlebihan di depan guru barunya membuatnya geli jijik ingin muntah saja.
Farhan adalah seorang duda muda, bahkan sebelum dirinya memutuskan untuk mengadopsi Nachandra dengan berbagai pertimbangan.
Beliau mengaku tidak ingin mencari perempuan lain sebelumnya, tapi justru jatuh cinta pada pandangan pertama pada Bu Mega yang selalu diceritakannya setiap malam.
"Om, kekencengan." Wajah keduanya menegang, melihat ekspresi tidak enak Bu Mega.
"K-kan begitu cara mengambil hati wanita-"
"Kalian boleh keluar sekarang."
Helaan napas mereka seolah bersautan. Nachandra yang menghela napas berkali-kali merasa bersalah dengan sifat tidak sopannya tadi, hal yang selalu membuat ia tidak tenang adalah perasaan bersalah pada orang lain.
Farhan lebih dulu meninggalkan ruangan itu, tak lagi menggandeng Chandra, karena ia pikir anak itu pasti akan mengikuti di belakang.
Rupaya malah terdiam masih berdiri di sana, wajah tegasnya terlihat menerawang bermaksud lain.
"Maaf Bu-"
"Nachandra ya? Namanya bagus, sama kaya nama anak saya, Nachan. Saya manggil dia begitu dulu."
Wanita itu tidak melirik ke arah Chandra masih sibuk dengan pekerjaannya. "Tapi Allah ambil dia cepat sekali, Chan." Suara Bu Mega bergetar saat menceritakan buah hatinya. Meskipun Chandra bukan seorang ibu ia bisa merasakan lewat nada bicaranya yang menyakitkan.
"Saya belum, belum sempat ajak dia jalan-jalan keluar kota, keliling dunia, jalan sama bapaknya."
"Bu-"
"Boleh saya peluk kamu?"
Saat itu juga sudut bibir keduanya terangkat mengangguk dengan binar di mata.
•
•
•
•
•
•
"Kalo bapak gua liat bisa diamuk sih anjir hahaha!" Suara tawa seorang Nachandra pecah sekaligus memenangkan jiwa seseorang. Gadis di sampingnya itu sudah merasa menjadi perempuan paling beruntung bisa memilikinya.
"Kamu ngomong sama aku kaya ngomong sama temen, yah!" Lelakinya melirik tenang lantas tersenyum. Tidak ada senyum yang lebih indah dari miliknya bagi perempuan itu.
"Makasih ya.."
"Hahaha biasa aja kali, Ra. Gue kan pacar lo."
"Hahaha iya juga yaa." Melihat rok mini kekasihnya yang tersingkap Chandra berinisiatif menutupnya dengan telapak tangannya.
"Chandra! Nanti diliat orang!" Tak jarang laki-laki ini bersikap seperti anak kecil tampak mengemaskan, Yura bahagia Chandra begini hanya khusus untuknya. Pasalnya, Nachandra bukan orang gampang bergaul dengan orang baru, teman-temannya pun bisa dihitung dengan jari.
"Iya iya enggak. Lagian belum ada yang kenal gue di sini."
Benar juga, hari ini hari pertamanya masuk sekolah di sekolahan yang sama dengan Yura. Impian yang selalu diimpikannya selama homeschooling, dan menjalin hubungan LDR.
"Cari temen yuk! Aku temenin?"
"Ayok." Senyum Chandra yang tadinya merekah lebar mendadak berubah menjadi senyum palsu. Yura tau betul apa yang dipikirkan Chandra saat ini.
"Serius?? Sama aku loh, jangan takut."
•
•
•
•
•
Kepalanya menunduk ketika dirasa semakin ramai orang-orang di sekitar, banyak suara tawaan, merengek, bahkan berteriak-teriak mengganggu pendengarannya. Chandra benci dihadapkan dengan situasi di mana ia harus berpura-pura menikmati keramaian.
"You okay, babe?" Tanya Yura khawatir melihat kekasihnya sampai menutup telinga begitu.
"Yura.." Belum sempat berbicara seseorang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka.
"Oh hai! Pacarnya Yura ya? Kenalin gue Henna." Perempuan itu menjulur tangannya ke depan.
Ekspresi wajah Yura langsung berubah drastis melihat interaksi mereka.
Memang siapa yang rela lelaki yang dijaga sepenuh hati ini akrab dengan orang lain? Ya, meskipun itu temannya sendiri sih.
Awalnya ragu, tapi Chandra tetap menerima jabatan tangan Henna sembari tersenyum kaku.
"Oalahh ini kan! Cowok yang lo bilang, Ra?!" Anak gadis yang lain sontak heboh melihat kehadiran Chandra di antara mereka.
"Cakep bangett, gemoy tau gak sih!" Perempuan itu hampir saja mengacak-acak wajah tembam Nachandra jika Yura tidak berusaha menghalangi.
"Kaira! Heboh banget sih, heran!"
"Gimana enggak ih! Ini kan cowok yang sering lu ceritain? Terus lu bilang gak kebayang bahagianya satu sekolah sama dia, ahay!"
"CIEEE YANG SEKARANG SATU SEKOLAH!!"
Malu, Chandra malu, Yura pun malu menjadi pusat perhatian banyak orang di sana.
"Ra.."
"Sorry, Chan. Emang dasarnya malu maluin merekanya."
Wajah cemberut Yura sangat lucu bagi Nachandra, lalu tanpa permisi disentilnya hidung mancung gadisnya gemas.
"CHANDRAAA AKU MALUUU."
.
.
.
.
.
Aku bakal selalu nyelipin hal/konflik baru hampir setiap part biar kalian nggak bosen hehe.
Jangan lupa vote dan komen yaa karena gratis<3
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]
Novela JuvenilSejalan, tak searah. Nachandra Renjana dan Naraya Hysteria adalah dua remaja yang terbelenggu dalam trauma masa lalu. Tentang kehilangan orang-orang terdekat, kekerasan sejak dini, pemulihan diri dari masalah kesehatan mental, sisi kejam dunia pada...