61. some people go

101 30 61
                                    

Iyan bolak-balik gelisah menanti air beriak enggan melepaskan pandangannya sedari tadi mematung di tempat, sementara si pelaku utama hanya diam tak memperlihatkan ketakutan ataupun khawatir sama sekali, sekarang bibirnya tengah mengapit batang rok...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iyan bolak-balik gelisah menanti air beriak enggan melepaskan pandangannya sedari tadi mematung di tempat, sementara si pelaku utama hanya diam tak memperlihatkan ketakutan ataupun khawatir sama sekali, sekarang bibirnya tengah mengapit batang rokok melupakan apa yang baru saja terjadi. 

Ares menyikut Juanda mulai merasakan hawa tidak enak setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, temannya mendorong seseorang tanpa terlihat bersalah atau setidaknya ketakutan mengingat hukum negara masih berlaku atas tindak kejahatan kriminal pembunuhan berencana.

"WOI BANGSAT! PUNYA HATI NGGAK LO?" Ares angkat bicara tak habis pikir, alih-alih mendengarkan pemuda tak berperasaan itu justru santai memainkan ponselnya sembari terkikik dan berharap saudara tirinya benar-benar lenyap.

Seharusnya bukan hal mengejutkan mengingat dia meneguk bir entah berapa gelas di club tadi.

Bugh! 

"MATI SENDIRI SANA LO MEMBUSUK DI PENJARA!" Kerah bajunya ditarik murka berniat menghajar sekalian ikut mendorongnya ke bawah. 

Namun perhatian mereka teralihkan pada suara beriak air di bawah sana tepat di bawah kakinya, sang pelaku Pangeran Samudra Gentara melirik ke bawah lebih cepat langsung berpapasan dengan seseorang, semula diinginkannya mati. 

Matanya jelas memerah karena cukup lama mempertahankan hidup dengan berenang di dalam air. Nggak sia-sia waktu kecil sering latihan pernapasan. Pangeran melotot sungguh masih tak percaya dia masih hidup dan sekarang sedang berpegangan pada kakinya menampilkan seringai tajam.

Tak berlama menyia-nyiakan waktu seperti seekor monyet yang pandai memanjat pohon, pemuda itu juga bisa mengeluarkan kemampuan melompatnya. Terpaut jarak semeter dari para bedebah itu tercengang melongo tidak menduga kehadirannya, di antara mereka.

Nachandra berubah wujud jadi sama beringasnya dengan para pengecut sampah berkeliaran di Ibu Kota ini. Pangeran menelan salivanya susah payah sesaat tampak berpikir, dan benar saja! Dia menerjang Nachandra lagi agar lelaki itu terdorong ke belakang dan jatuh pula.

Rupanya kesempatan kedua terlalu menyayangkan untuk disia-siakan. Maka dari itu, ini waktunya balas dendam, harus pandai-pandai membaca gerakan lawan agar dapat mengelabuinya.

BYURR

Ia menghindar menepi sangat cepat, malah cowok gila itu bak tengah menenggelamkan dirinya sendiri usai kakinya terangkat melampaui batas dari prediksi. Sialnya, ternyata Pangeran bisa berenang dan segera naik ke permukaan untuk ke sekian kalinya, merobohkan Nachandra. 

Tampaknya, benar-benar pergelutan—perkelahian yang dimaksud.  Ares, Juanda dan Iyan tak yakin bisa sekedar merelai mereka. Tepatnya takut, mereka melanjutkan perrkelahi lagi seperti berada di atas ring tinju saling pukul-memukul demi memastikan siapa pemenangnya.

"YAN! PUKUL KAKINYA."

Di sini hanya Iyan membawa sebuah golok pipih bentuknya, dan menjulang panjang. Tentu makin memacu kekhawatiran lainnya karena, tak seharusnya perkelahian mereka berlarut-larut.

When The Sun Goes Down [𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘦𝘵𝘦𝘥]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang