The Choice : 13

3K 257 1
                                    

~The Choice~

Awan hitam menyelimuti kediaman keluarga Choice. Kemarin, Siwon dan Tiffany dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian, bersama dengan sopirnya. Mobil yang mereka tumpangi mengalami pecah ban dan rem blong sehingga mobil itu oleng dan hilang kendali kemudian menabrak pagar pembatas dan meledak di jurang dengan kedalam 15 meter.

Hyoyeon yang awalnya sedang di Jepang langsung terbang kembali ke Korea untuk melihat mayat Suami dan madunya yang sudah hangus terbakar, sehingga DNA terhadap mayatpun hanya bisa dilakukan melalui tulang.

Hyoyeon begitu terpukul, kenapa dia mendapat ujian seperti ini? Dia sudah rela dan ikhlas membagi suaminya, lantas kenapa sekarang dia harus kehilangan suaminya itu.

Diruang keluarga, Hyoyeon memeluk si bungsu Seungkwan disebelah kirinya sedangkan sebelah kanannya dia menggenggam erat tangan Soonyoung yang bersandar padanya. Hyoyeon mencoba memberikan kekuatan pada mereka meskipun dia sama kehilangan.

Kemarin, Seungkwan dan Soonyoung selaku saksi mata kecelakaan sempat ditanyai oleh pihak kepolisian tentang kronologi peristiwa itu. Kondisi mental Seungkwan memburuk, dia kembali mengalami trauma dan gangguan kepanikan. Sementara Soonyoung, pria itu hanya terdiam melihat kosong ke depan tanpa mengeluarkan suara apapun. Keduanya sama-sama dalam kondisi terpuruk pasca melihat sendiri peristiwa yang mengakibatkan kematian orangtua mereka.

Keduanya sama-sama terdiam tak bisa bersuara. Seungkwan mungkin masih bisa bersuara dengan suara seraknya sebab kemarin Seungkwan terus histeris menjerit. Sedangkan Soonyoung, tak ada suara sedikit pun yang dia keluarkan. Karena itulah, Jisoo dan Seokmin berusaha untuk selalu disamping mereka. Mereka juga sengaja membawa psikolog khusus untuk mereka.

Suasana duka masih berlangsung, Seungcheol dan Jeonghan sekuat tenaga mereka menyambut para pelayat yang datang. Junhui dibantu Myungho dan Namjoon menyiapkan kremasi untuk Siwon dan Tiffany. Jangan tanya bagaimana perasaan mereka. Mereka sangat terpukul, Seungcheol maupun Junhui, putra tertua Choice itu kini menanggung beban lebih berat dari sebelumnya. Keduanya sekuat tenaga mereka untuk terlihat tegar supaya adik-adik mereka juga Hyoyeon tidak semakin terpukul. Mereka yang harus bisa mengendalikan diri mereka dan menjadi tameng serta penopang untuk Choice bersaudara dan Hyoyeon.

Seokmin, pria itu tak menampakkan wajahnya semenjak tadi. Dia mengasingkan dirinya ke taman belakang, tempat dia dan keluarganya biasa bersantai kala sore hari diwaktu libur. Seokmin memandang kosong taman bunga dihadapannya, dia duduk diteras gazebo sambil memeluk lututnya sendiri.

Dia kehilangan dua orang berharga dalam hidupnya. Dia kehilangan Papa dan juga Bunda kandungnya, ditambah lagi kondisi kedua adiknya yang sedang dalam kondisi terburuk. Bagaimana bisa Seokmin melewati ini jika penyemangat hidupnya pun sedang dalam keadaan terpuruk.

Seokmin mungkin masih memiliki Seungcheol, Junhui dan Mingyu sebagai kakak. Tapi Seokmin tetaplah anak pertama dalam keluarga Bunda Tiffany. Dia yang harus kuat dan kokoh supaya bisa menjadi tempat besandar untuk Soonyoung dan Seungkwan. Meskipun dia dan Soonyoung adalah kembar, tapi Tiffany dan Soonyoung selalu menjadikannya sebagai pria pertama dalam lingkup keluarga mereka. Ibaratkanlah Seokmin sebagai Seungcheol dalam keluarga Tiffany.

Ketika lamunannya memendam kesedihannya, seorang gadis duduk disampingnya lalu membawa kepala Seokmin untuk menyandar pada bahu sempitnya. Nyaman, itulah yang Seokmin rasa.

"Tak apa untuk menangis, Seok. Tangisan bukan tanda kelemahan atau kekalahan. Kau memang harus kuat, tapi orang kuat sekalipun masih bisa menangis. Tak apa jika kau ingin menangis, menangislah. Kau boleh marah, kesal, bahkan berteriak karena kamu adalah manusia biasa yang bisa merasakan segala hal perasaan." suara lembut Jisoo menyapa pendengaran Seokmin.

The Choice | SVT GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang