The Choice : 6

3.8K 288 9
                                    

~The Choice~


Hari ini seperti biasa, sebagai seorang sekretaris, Jeonghan akan menemani Seungcheol kemanapun pria itu pergi termasuk makan siang di restoran yang sebenarnya mereka bisa makan siang di kantin kantor atau di ruangan masing-masing mengingat banyak berkas yang harus Seungcheol tandatangani juga Jeonghan laporkan.

Tapi ya memang dasar Choi Seungcheol yang memiliki sifat tukang perintah dan tak mau di bantah, dengan ikhlas meskipun mulut mendumel, Jeonghan akhirnya mau menemani bos nya itu.

Namun, sifat cerewet Jeonghan mulai dirasa hilang oleh Seungcheol semenjak pulang dari restoran tadi. Jeonghan mendadak diam dan melamun, bahkan ketika Seungcheol panggilpun dia hanya membalas dengan dehaman saja.

"Jeonghan~"

"Sekretaris Kim~"

"Kim Jeonghan~"

"Ya, apa?"

Seungcheol memutar bola matanya malas. "Kita sudah sampai tuan putri." ucap Seungcheol.

Jeonghan tersadar lalu tersenyum kikuk. Dia segera melepas sabuk pengaman dan menggapai gagang pintu mobil tapi sayang rupanya Seungcheol belum membuka kuncinya.

Jeonghan menatap Seungcheol dengan raut bertanya. "Kenapa?"

"Kau yang kenapa?" tanya balik Seungcheol.

Jeonghan mendadak gugup. "A-aku, aku hanya kepikiran Ayahku, iya aku sepertinya merindukan ayahku." alibi Jeonghan.

Alasan macam apa itu, bahkan dia bisa setiap hari bertemu ayahnya, Kim Namjoon. Kecuali jika memang ada pekerjaan diluar kota. Dan setahu Seungcheol, Namjoon saat ini sedang berada di Seoul sebab Siwon pun sekarang sedang di Seoul. Tentu saja, Namjoon dan Siwon adalah dua tak terpisahkan, Papa nya itu sangat bergantung pada Namjoon yang notabenenya adalah sahabat karib sekaligus sekretaris pribadinya.

"Setahuku paman Namjoon sedang tidak bekerja diluar kota maupun luar negeri Nona Kim. Dan apa kau lupa bahwa kita bekerja di gedung yang sama, ya walaupun beda lantai." bantah Seungcheol membuat Jeonghan gugup.

Dia menghela nafasnya. "Kau tak mengerti! Ish! Kau tahu, Ayah sedang sibuk akhir-akhir ini, dia bahkan berangkat ketika aku masih tidur dan pulang ketika aku sudah tidur. Tentu saja aku merindukan Ayahku jika seperti itu."

Jeonghan cerewetnya kembali. Oke, kali ini alibi Jeonghan dapat Seungcheol terima karena memang kenyataannya seperti itu. Siwon pun akhir-akhir ini sangat sibuk, otomatis Namjoon pun ikut sibuk. Bahkan meskipun mereka bekerja digedung yang sama, tapi karena kesibukan masing-masing bahkan untuk sekedar berpapasan saja mereka jarang, apalagi mengobrol santai.

"Yasudah, kalau begitu kau aku beri waktu untuk menemui paman Namjoon, kalau dia tidak sibuk. Setelah itu segera ke ruanganku." perintah mutlak dari seorang Choi Seungcheol yang sayangnya tak bisa Jeonghan langgar.

Meskipun keduanya bersahabat, akan tetapi dalam urusan kerja keduanya juga memiliki jiwa profesionalisme sebagai atasan dan bawahan. Jeonghan tak ingin memanfaatkan kedekatannya dengan Seungcheol untuk berbuat semena-mena, sebab itulah yang Namjoon ajarkan padanya.

Setelah turun dan mengucapkan terima kasih pada Seungcheol, Jeonghan bergegas menuju ruangan sang Ayah dilantai 46, sedangkan dia bekerja dilantai 37 bersama Seungcheol, Junhui dan Myungho.

Setelah mengetuk dan diberi izin masuk, Jeonghan langsung masuk dan memeluk manja sang Ayah.

"Ayah." sapa Jeonghan.

The Choice | SVT GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang