Kisah 6 Choice bersaudara yang bekerja sama untuk mempertahankan apa yang mereka miliki, menyatukan yang apa yang sudah dihancurkan dan menjalani kehidupan layaknya masyarakat biasa.
Terinspirasi dari kisah Mahabarata yang dikemas dalam latar modern...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liburan akhir pekan Seungcheol memutuskan memboyong keluarga kecilnya untuk berlibur disebuah destinasi wisata budaya yang ada di Seoul.
Selain hanya sekedar liburan akhir pekan, Seungcheol juga menepati janjinya kepada sang putra sulung, Chan, untuk membawanya jalan-jalan ke tempat bersejarah. Chan memang sangat menyukai hal-hal yang berbau sejarah, karena itulah tempat ini menjadi pilihan bagi Seungcheol.
"Papa, Chan mau pakai pakaian tradisional juga." ucap Chan pada sang Papa.
"Njun juga." Yeonjun, bocah berusia 3 tahun itu pun tunjuk tangan ingin memakai pakaian tradisional juga, meskipun sebenarnya dia hanya mengikuti sang kakak.
Seungcheol mengangguk kemudian membawa kedua putranya menuju tempat penyewaan baju tradisional.
"Kau ingin memakainya juga, sayang?" tanya Seungcheol pada Jeonghan ketika mereka sedang memilih pakaian mana yang akan mereka sewa.
Jeonghan menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Papa mau yang ini." seru Chan setelah menemukan pakaian yang dia mau.
Seungcheol mengangguki permintaan putra sulungnya yang kini berusia 9 tahun itu. Seorang penjaga disana kemudian membawa Chan dan Yeonjun untuk membantu mereka berganti pakaian.
Jeonghan menatap lucu pada dua pangeran kecilnya, mereka benar-benar tampan seperti Seungcheol. Tentu saja, toh Seungcheol kan memang Papa kandung mereka.
"Anak-anakku tampan, bukan?" tanya Seungcheol pada Jeonghan sambil mengikuti langkah kedua putranya yang begitu gembira melihat-lihat area perumahan tradisional itu.
"Tentu saja, karena Mama mereka cantik." jawab Jeonghan dengan kepercayaan dirinya.
"Ya, ku akui kau sangat cantik sayang." ujar Seungcheol seraya merangkul sang istri.
Sekarang mereka terlihat seperti pasangan kekasih atau pengantin baru yang masih hangat membina cinta. Tanpa orang-orang tahu bahwa usia pernikahan mereka sudah 10 tahun lamanya.
Jeonghan melepaskan rangkulan Seungcheol dan memilih merangkul tangan itu. "Ini lebih nyaman."
"Kita jadi seperti pasangan muda yang sedang berbulan madu." celetuk Seungcheol.
Meskipun mereka melangkah dengan santai sambil berbincang, tapi fokus perhatian masih pada kedua putra mereka yang asyik berjalan didepan dengan gembira.
"Ya, padahal usiamu sudah 40 tahun, bahkan kemarin aku menemukan uban dirambutmu." ucap Jeonghan.
"Eiy, uban itu bukan hanya karena faktor usia, sayang. Lagi pula, meskipun usiaku sudah 40 tahun, tapi kekuatanku masih sama seperti 10 tahun yang lalu." ujar Seungcheol diakhiri dengan kalimat yang ambigu.
