The Choice : 34 (Seoksoo)

3.2K 206 1
                                    

♥The Choice♡


Hari menjelang, keadaan klinik sepi padahal tadi pagi lumayan banyak pasien yang datang, bahkan ada beberapa ibu hamil juga. Namun sayang, Wonwo sedang diculik Mingyu jadi ibu-ibu hamil tadi harus mengatur ulang jadwal kunjung mereka.

Jadi hari ini di klinik hanya ada Seokmin dan Jisoo, berdua. Sebenarnya hari ini Jisoo tidak bisa bekerja dengan tenang karena ketika dia memperhatikan Seokmin, pria itu terlihat pucat bahkan semenjak mereka berangkat dari rumah tadi pagi.

Jiwa dokter dalam diri Jisoo ingin memeriksa Seokmin dan memerintahkan pria itu untuk pulang dan istirahat, tapi sayangnya Seokmin yang keras kepala terus mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja.

Selama membereskan stok obat-obatan yang ada di loker, Jisoo terus memperhatikan gerak gerik Seokmin yang sedang merapikan peralatan di ruang penyimpanan. Dapat Jisoo lihat tubuh Seokmin sudah mulai bergetar, bahkan tangan pria itu meraih pegangan untuk menyeimbangkan diri.

"Seok, sudahlah kau istrihat saja, biar aku yang merapikan semua. Setelah kita pulang, oke." bujuk Jisoo tapi Seokmin tetap pada pendirianya.

"Aku tak apa Jisoo." jawabnya.

"Tak apanya gimana, Seok? Suhu tubuhmu tinggi bahkan berkeringat, mukamu juga pucat. Kau lupa aku seorang dokter? Sekarang ayo ke ruang periksa biar aku periksa dulu." Jisoo masih mencoba membujuk Seokmin.

Seokmin yang merasa tubuhnya semakin melemas, akhirnya mengiyakan ucapan Jisoo lalu melangkah menuju ruang periksa.

Jisoo kemudian membaringkan Seokmin di ranjang pemeriksaan lalu beranjak mengambil termometer, stetoskop, juga senter kecil.

Jisoo kemudian menyelipkan termometer di mulut Seokmin. Lalu memeriksa tensi darah pria itu. Jisoo juga mengecek mata Seokmin dengan senter kecil yang dia bawa. Jisoo pun menyudahi pemeriksaannya terhadap Seokmin. Terakhir dia mengambil termometer di mulut pria itu dan melihat suhunya.

"38 derajat celcius, lihat, kau demam kan Seok, sudah aku bilang kau seharusnya istirahat sejak tadi." omel Jisoo sambil meletakan termometer itu di nampan yang juga berisi alat cek tensi, senter, dan stetoskop.

Jisoo hendak menyimpan peralatan itu tapi Seokmin segera menahan gadis itu lalu berkata. "Kau tak memeriksa detak jantungku?" tanyanya.

"A-aku sudah memeriksanya lewat denyut nadimu." jawab Jisoo.

Sebenarnya Jisoo harus memeriksa tubuh Seokmin secara langsung menggunakan stetoskop, tapi entah kenapa Jisoo jadi ragu bahkan untuk menyentuh tubuh bagian depan Seokmin hanya dengan stetoskop saja.

"Kau menjadi dokter sudah berapa lama, hem? Kau juga harus memeriksa bagian dada dan perutku, bagaimana jika ada kelainan disana?" tanya Seokmin meskipun matanya terpejam tapi tangannya masih memegang lengan Jisoo kuat.

"B-baiklah, lepaskan tanganmu." ucap Jisoo membuat Seokmin segera melepaskan tangannya.

Jisoo menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Meskipun sudah sering melihat tubuh bagian depan pasien bahkan melakukan operasi, tapi lain halnya dengan Seokmin. Jisoo belum pernah melihat tubuh bagian depan Seokmin meskipun mereka sudah berteman sejak kecil.

The Choice | SVT GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang