PM || 24

2.2K 91 2
                                    

Happy Reading ❤️


***

Setelah berkendara selama beberapa saat, akhirnya Masha dan kedua sahabatnya telah sampai di tempat tujuan mereka, yaitu cafe yang sering mereka kunjungi.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Masha segera turun dari mobil dan melangkahkan kakinya memasuki cafe itu dengan diikuti oleh kedua sahabatnya di belakangnya.

Mereka mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang terletak tak jauh dari pintu masuk. Namun hanya kesunyian yang melanda meja mereka, karena Amel dan Farah memilih untuk diam saat melihat raut wajah Masha yang tampak kesal.

Hingga akhirnya ada seorang barista yang menghampiri mereka untuk menanyakan makanan ataupun minuman yang mereka pesan.

Setelah Masha mengatakan pesanannya, barista itu pun segera melenggang pergi. Tak berselang lama, barista itu pun kembali menghampiri meja mereka untuk menyajikan minuman untuk mereka bertiga.

"Sha," panggil Amel yang tak digubris oleh Masha.

Masha lebih memilih untuk meminum minumannya yang membuat Amel mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kalau lo marah soal gue yang ngebacot tadi ya maaf, gue kan cuman penasaran. Lo juga biasanya gak sesensitif ini," kata Amel.

"Gue gak marah," kata Masha.

"Terus lo kenapa ngediemin gue?" Tanya Amel

"Gue cuma kesel, lo baperan banget sih cuman gitu doang," kata Masha.

"Serius?" Tanya Amel dengan senyumannya.

"Nggak," jawab Masha yang membuat Amel mendatarkan raut wajahnya lagi.

"Lain kali nggak usah bahas dia lagi, males gue," kata Masha yang diangguki cepat oleh Farah dan Amel.

Saat sedang asik-asiknya mengobrol tiba-tiba terdengar suara benturan dengan disusul oleh beberapa teriakan. Bahkan beberapa pengunjung cafe itu ada yang langsung berlari keluar cafe.

Masha, Farah, dan Amel yang penasaran pun ikut berdiri dari duduknya dan mengintip ke arah luar cafe melalui kaca di sampingnya. 

"Eh, itu kenapa rame-rame?" Tanya Amel penasaran

"Gatau, coba liat yuk," kata Amel dengan segera menarik tangan Farah dan Masha agar mengikuti langkahnya.

Mereka pun ikut berdiri bersama orang-orang yang berkumpul di pinggir jalan itu. Masha yang melihat peristiwa di hadapannya seketika terdiam mematung di tempatnya. 

Tangannya gemetar, keringat mulai membasahi telapak tangannya beserta disekitar lehernya, dan air matanya perlahan turun membasahi pipinya.

Ternyata telah terjadi kecelakan di jalan itu, dan ternyata korban dari kecelakaan itu adalah seorang gadis kecil yang kini kepalanya tengah berlumuran darah.

Disamping gadis itu kini ada seorang ibu-ibu yang menangis histeris, ia diduga adalah orang tua dari gadis itu. Sedangkan seorang remaja laki-laki yang tak sengaja menabrak gadis kecil itu kini juga terluka.

"Panggil ambulance cepetan,"

"Duh, ambulance-nya lama banget."

"Semoga anak kecil itu gak kenapa-napa."

"Itu pengendara motornya gimana sih, kalau gak bisa bawa motor nggak usah sok jago."

Orang-orang disekitar yang menyaksikan hal itu pun turut merasakan kesedihan yang di rasakan oleh ibu gadis kecil itu. Tak sedikit dari mereka yang turut menyalahkan sang pengendara motor, namun ada juga beberapa orang yang menyalahkan sang ibu yang telah lalai menjaga anaknya.

Pasha & Masha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang