PM || 5

3.4K 120 0
                                    

Happy Reading ❤️

***

Saat ini Masha dan sahabatnya sedang mendudukkan tubuhnya di salah satu cafe. Sedari tadi tak ada satupun yang membuka pembicaraan di antara mereka.

Kedua sahabatnya sibuk mengamati seragam sekolah Masha yang tampak berbeda dengan mereka berdua.

"Lo beneran pindah sekolah Sha?" Tanya Amel yang masih tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Iya, kemarin Mami tiba-tiba yang nyuruh pindah." Jawab Masha yang masih belum mau mengatakan tentang pernikahannya kepada sahabatnya.

"Kok tiba-tiba gitu sih? Apa karena lo bolos dua hari yang lalu?" Tanya Amel

"Tapi masa karena hal itu sih? Kan lo udah sering bolos bareng kita," kata Farah.

"Bukan karena itu, lagian dua hari yang lalu Mami yang nyuruh gue nggak sekolah." Jawab Masha

"Terus karena apa?" Tanya Amel yang dibalas gendikkan bahu oleh Masha.

"Kalau gitu kita berdua pindah ke sekolah lo aja," kata Farah.

"Nah ide bagus tuh, nanti pulang dari sini gue langsung ngasih tau ke ortu gue." Kata Amel

"Iya, gue juga bakal kayak gitu." kata Farah

"Nah, gitu dong, ini baru sahabat gue." Kata Masha dengan mengacungkan jempolnya.

"Oh iya, putusin gih pacar kalian," Kata Masha

"Eh, iya hampir aja lupa." Kata Amel dengan segera menyalakan layar ponselnya.

Begitu pula dengan Farah, yang melakukan hal yang sama seperti Amel. Tak berselang lama, suara dering telpon masuk pun terdengar keluar yang berasal dari ponsel Amel dan Farah.

Mereka berdua sontak saja mengubah pengaturan ponsel mereka menjadi mode silent dan meletakkan ponsel mereka di meja, membiarkan hal itu seolah tak ada yang terjadi.

Masha yang melihat hal itu tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. 

***

Masha sudah sampai di rumahnya sejak beberapa menit yang lalu. Saat ini ia sedang mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamunya, menatap dengan malas Maminya yang tampak sibuk sendiri dengan beberapa orang disampingnya.

Saat ia membuka pintu rumah tadi, ia langsung dikagetkan dengan Maminya yang langsung menyodorkan beberapa dress untuk ia coba.

"Sha, jadi yang mana? Orangnya masih nungguin nih," kata Mami 

"Mami aja yang pilihin, males," kata Masha yang membuat Mami-nya berdercak sebal.

"Cepet pilih, bentaran doang," kata Maminya.

"Mami aja yang pilih, Masha ngikut aja," kata Masha.

"Kan kamu yang mau tunangan, masa Mami yang pilih," kata Maminya.

"Mami yang  nyuruh tunangan, jadi Mami yang urus," kata Masha.

"Dasar kamu ini," kata Mami yang akhirnya memilih dress yang menurutnya cocok untuk dipakai Masha sewaktu tunangan.

Masha yang mendengarnya pun hanya mengendikkan bahunya acuh dan menatap Maminya.

"Mih, balikin ponsel Masha dong," kata Masha yang merasa bosan.

"Mangkanya bantuin Mami, disuruh milih undangan nggak mau, disuruh pilih dress nggak mau, nemenin Pasha cari cincin nggak mau," kata Mami.

"Kan Masha nggak minta ada tamu, ngapain pake undangan, dress-nya terserah Mami aja, dan kalau Pasha, dia kan udah besar yakali masih ditemenin," kata Masha.

Pasha & Masha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang