PM || 49

1.8K 59 7
                                    

Happy Reading ❤️

***

Hari ini, di salah satu bandara yang ada di Kota Yogyakarta, terdapat satu keluarga yang baru saja menginjakkan kakinya di tanah kota pelajar itu.

Mereka adalah Masha dan keluarganya.

Sejak gadis itu turun dari pesawat, kedua orang tuanya terus berada di sampingnya karena Masha yang takut untuk kontak mata dengan orang lain.

Karena tak ingin fobia gadis itu muncul, Mami dan Papinya meminta Masha untuk menundukkan kepalanya saja. 

Mereka pun berjalan keluar bandara dan menunggu taksi datang. Tak butuh waktu lama bagi taksi untuk datang, mereka pun segera mendudukkan tubuhnya disana dan Papinya segera menyebutkan alamat tujuannya.

Mobil taksi itu pun melaju membelah jalanan kota yang cukup ramai. 

Setelah berkendara selama beberapa saat, akhirnya mereka telah sampai ditempat tujuannya. Dengan dibantu oleh supir taksi, koper-koper mereka pun berhasil diturunkan dari mobil.

Setelah membayar taksi, mobil itu pun tampak berlalu pergi meninggalkan pekaran rumah itu, menyisakan Masha bersama keluarganya.

Karena dirasa tak ada orang lain didekatnya, Masha mencoba memberanikan dirinya untuk menatap bangunan dihadapannya.

Rumah dua tingkat berwarna putih itu terlihat sangat menawan dan tak jauh berbeda dari rumah lamanya.

"Ayo sayang," ucap Maminya mengajak Masha untuk memasuki rumah barunya.

Mendengar perkataan Maminya, Masha menganggukkan kepalanya. Mereka bertiga pun segera berjalan memasuki rumahnya. 

Masha menyapukan pandangannya ke seisi rumah yang tampak sudah terisi oleh beberapa perabotan rumah tangga, meskipun nyatanya ada beberapa tempat yang masih tampak kosong. 

"Gimana sama rumahnya? Kamu suka nggak?" Tanya Mami yang diangguki oleh Masha.

"Kamar Masha dimana?" Tanya Masha 

"Di lantai atas, ayo Papi anterin ke kamarnya," ucap Papi yang diangguki oleh Masha.

Masha dan orang tuanya pun segera melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, menuju ke kamar Masha berada.

Papinya berhenti tepat disebuah pintu. Saat pintu itu dibuka, mereka semua dapat melihat kamar yang didominasi oleh warna putih dan abu-abu. 

Dari tempatnya berdiri, Masha juga dapat melihat ke arah lemari kaca yang terletak tak jauh dari tempatnya sudah terisi oleh beberapa figura anime kesukaannya.

"Papi sengaja desain kamar ini mirip kayak kamar kamu sebelumnya, supaya kamu bisa merasa nyaman di kamar ini," ucap Papi yang membuat Masha tersenyum senang.

"Makasih Pih, Mih," ucap Masha yang diangguki oleh kedua orang tuanya.

"Yaudah kamu kalau mau istirahat, istirahat aja ya, Mami mau beres-beres dulu," ucap Mami yang diangguki oleh Masha.

Maminya pun segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar Masha.

"Papi juga pergi dulu ya, kalau ada butuh apa-apa kasih tau Papi," ucap Papi.

"Iya Pih,"

Setelah mendengarkan jawaban dari Masha, Papinya pun segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar, meninggalkan Masha seorang diri di kamarnya.

Masha pun segera menutup pintunya dan segera melangkahkan kakinya menuju ke kasurnya. Ia menghela nafasnya pelan saat mendudukkan tubuhnya di kasur.

Pasha & Masha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang