PM || 11

2.9K 117 0
                                    

Happy Reading ❤️

***

"Gue suami lo," ucap Pasha yang membuat Masha menatapnya.

"Suami? mungkin maksud lo SEPUPU kali ya," ucap Masha dengan menekankan kata sepupu dalam kalimatnya.

Setelahnya Masha pun segera melangkahkan kakinya ke kamarnya dan membanting pintu dengan kuat. Tak lupa, ia juga mengunci pintu kamarnya.

Pasha yang mendengar hal itu menggeram kesal dan melangkahkan kakinya ke arah pintu kamar.

"APA MAKSUD LO NGOMONG KAYAK GITU KE GUE? LO GAK SUKA?" Teriak Pasha

"MIKIR DONG, LO PUNYA OTAK GAK!" Teriak Masha dari dalam kamar.

Pasha yang merasa geram pun mendobrak pintu kamar itu hingga terbuka yang membuat Masha menatap ke arahnya.

Pasha melangkahkan kakinya mendekat ke arah Masha yang kini merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"APA MAKSUD PERKATAAN LO TADI!" Kata Pasha dengan mencengkram pergelangan tangan Masha dengan kuat.

"Gue cuma bilang kalau lo itu SEPUPU gue, lo sendiri kan yang ngomong kayak gitu." kata Masha dengan santai, mencoba untuk menahan rasa sakit akibat cekalan tangan Pasha.

"SEPUPU? LO ANGGEP SEMUA INI CUMA SEPUPU?" Tanya Pasha

"Kenapa? apa perkataan gue salah?" Tanya Masha dengan menyunggingkan sebelah senyumnya.

"Nggak mungkin kan lo nganggep hubungan ini serius? Lo nggak lupa kan kalau kita nikah cuma karena keinginan orang tua. Lo juga ada hubungan sama perempuan lain, jadi jangan ikut campur masalah satu sama lain." Lanjut Masha yang membuat Pasha tertawa kecil.

Pasha pun melepaskan cekalan tangannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ya, pernikahan ini nggak berarti apapun," kata Pasha dengan segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Masha yang melihat Pasha sudah pergi pun menyunggingkan senyumannya dan menatap pergelangan tangannya yang memerah.

***

Saat ini Masha sedang melajukan mobilnya menuju ke sekolahnya. Ia sengaja pergi lebih pagi hari ini karena malas untuk berdebat dengan Pasha.

Pagi ini pergi ke sekolah, tanpa membuatkan sarapan untuk Pasha. Bahkan untuk membangunkannya saja, Masha terlalu malas.

"Biarin aja dia telat," pikir Masha.

Masha pun terus melajukan mobilnya, hingga tak berselang lama ia pun sampai di sekolahnya. Ia pun segera turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Saat memasuki kelas, ia hanya melihat Raka disana seorang diri.

"Ngapain lo dateng sepagi ini? jadi penjaga kelas?" Tanya Masha sambil melangkahkan kakinya menuju ke bangkunya.

"Lo yang ngapain, kalau gue memang selalu dateng pagi." Jawab Raka

"Oh" kata Masha dengan memanggut-manggutkan kepalanya.

"Temen sebangku lo itu siapa? kayak udah akrab banget." Tanya Raka penasaran

"Temen SMP," jawab Masha.

"Oh, tapi lo yakin kalau cuma temen?" Tanya Raka yang membuat Masha menatapnya.

"Yakinlah, kenapa emangnya?" Tanya Masha

"Kayaknya dia suka sama lo," kata Raka.

"Gue-"

Sebelum Masha menyelesaikan kalimatnya, Kelvin melangkahkan kakinya memasuki kelas yang membuat Masha tak melanjutkan perkataannya.

Pasha & Masha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang