e m p a t

3.7K 504 22
                                    

Votement!

⚠️Semua isi cerita 100% FIKSI⚠️

"Kenapa mereka belum pergi juga? Aku mulai lelah menunggu, disini juga banyak nyamuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa mereka belum pergi juga? Aku mulai lelah menunggu, disini juga banyak nyamuk." Jeno mendengus kesal. Matanya mengintip dari celah-celah tanaman menjalar yang turun dari atas goa seperti air terjun, dan masih menangkap siluet tubuh orang-orang yang berkeliaran di luar sana.

"Sebenarnya apa tujuan mereka sampai mencari kita sebegitu gigihnya?" Taeil hanya diam setia mendengarkan ocehan sang pangeran.

"Kalau begini aku kebelakang dulu, aku tidak tahan lagi." Jeno berlari kecil ke lorong goa meninggalkan Taeil yang menganga melihat kelakuannya.
Jeno berjalan menelusuri ujung goa yang ternyata tak ada habisnya, dahinya mengerut heran.

"Tidak ku sangka goa ini sangat dalam." gumamnya

Jeno memutuskan berhenti berjalan karena semakin masuk kedalam pasokan cahaya semakin tipis. Setelah selesai menuntaskan hajat kecilnya, jeno tak sengaja menangkap siluet tubuh hewan berbulu yang sedang tertidur di atas batu.

"Rubah lucu," dengan senyum manisnya jeno mendekati hewan berbulu tersebut hati-hati takut menganggu juga takut mengejutkan mahkluk manis tersebut.

"Aku baru tau hewan ini ternyata menggemaskan jika di lihat dari dekat."

Tangan itu tanpa di duga mengelus lembut surai oren si rubah membuat sang empunya terganggu dari tidur.

Jeno menarik tangannya dari kepala si rubah yang tengah mengerjap dan menguap, tampak menggemaskan.

"Aishh...rasanya ingin ku bawa kau pulang."

Mendengar suara jeno yang menggema, rubah tersebut terlonjak kaget sampai-sampai terjungkal dari atas batu. "Maaf aku tidak bermaksud mengagetkanmu," jeno terkekeh gemas. "Astaga pandangan polosmu itu sangat lucu, rasanya ingin ku peluk kau se'erat mungkin." Katanya melupakan fakta sebentar bahwa dirinya masih terjebak dalam bahaya yang kapan saja datang jika ketahuan tengah bersembunyi di dalam goa.

Merasa takut rubah tersebut berlari menjauh dari jeno yang terlihat ingin menangkapnya.

"Hey! Kau mau lari kemana?" Jeno berlari mengejar rubah lincah itu yang tanpa ia sadari dirinya semakin dalam memasuki goa.

Dan sekarang di dalam kegelapan jeno yang tidak terlalu jelas melihat sekitarnya, dan juga ia telah kehilangan jejak si rubah.

Dirogohnya kantung yang ada di celananya mengambil sintar kecil. Menyalakan senter tersebut menerangi goa walaupun hanya cahaya kecil yang keluar.

Sepertinya keberuntungan kali ini berpihak pada jeno yang ingin memiliki hewan berbulu yang ia temui tadi kini terlihat berlari kecil menuju sebuah lorong kecil. Jeno yang tidak berpikir dua kali itu dengan nekat kembali mengejar si rubah walaupun sedikit kesulitan karena dirinya berlari kecil sambil membungkuk.

"Kenapa lorong ini semakin bertambah kecil?" Gerutunya karena dirinya sudah merangkak kesusahan mengejar si rubah dan tidak ingin menyerah.

"Hei! Kau rubah kecil!"

Rubah itu menengok sebentar pada jeno lalu kembali berlari sampai berhasil keluar dari lorong kecil itu membiarkan jeno yang masih berada di dalamnya.

Rubah itu terlihat berdecih sinis setelah menatap sebentar ujung lorong kecil itu dan terdengar samar-samar gerutuan si manusia. Meninggalkan tempat itu dan berjalan santai menelusuri hutan, iya hutan rahasia yang isinya mahkluk-mahkluk mitologi ataupun hewan langka.

Hutan yang belum pernah terjamah manusia, dan semoga manusia yang di tinggalkan si rubah tidak sampai ketempat ini.

Tapi sepertinya manusia tersebut telah sampai ke tempat ini, di dalam hutan rahasia.

"Tempat apa ini? Kenapa hutan bisa ada di dalam goa?" Berbagai pertanyaan hinggap di kepala jeno.

"Hutan ini sedikit berbeda dari hutan biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hutan ini sedikit berbeda dari hutan biasa." Jeno terus begumam di setiap langkahnya menelusuri hutan.

Matanya menatap takjub ketika melihat bunga-bunga langka yang terlihat bermekaran di tengah pepohonan rimbun yang nampak sangat asri dan belum tercemar.

Matanya menatap takjub ketika melihat bunga-bunga langka yang terlihat bermekaran di tengah pepohonan rimbun yang nampak sangat asri dan belum tercemar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sebenarnya aku ada dimana? tempat ini benar-benar terlihat tidak nyata." Menampar pipinya keras lalu mengaduh sakit. "Ternyata aku tidak berhalusinasi."

"Kau memang tidak berhalusinasi, dasar manusia bodoh."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC

Rabu, 06 oktober 2021

Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang