d u a t u j u h

2K 249 7
                                    

Happy Reading ✨

Typo bertebaran!

~noren fanfiction~

Tiga hari renjun dan chenle di kurung dalam menara kastil tertinggi sebagai hukuman mereka tidak boleh menapakkan kaki di permukaan tanah sampai hukuman selesai hingga renjun mau untuk menggugurkan kandungannya.

Awalnya renjun ingin melakukannya tapi chenle mencegah, ia membujuk kakaknya dengan berbisik karena ia sedang memikirkan cara bagaimana masalah yang mereka hadapi tidak mengorbankan nyawa.

"Anakmu juga ingin hidup, kak. Ikuti ucapanku kau tidak akan menyesal nantinya." bisik chenle pada renjun saat itu.

Renjun menopang dagunya di dekat jendela melihat keluar dimana penduduk negeri Nhybride terlihat sibuk masing-masing. "Bagaiman lukamu? apa masih terasa sakit?" nada khawatir terdengar dari belah bibirnya.

"Ya, sudah lebih baik dari hari sebelumnya. Ini karena kakakku yang rajin memberikan aku obat." jawab chenle.

"Lalu apa rencana mu chenle? ini sudah tiga hari kita terkurung, rasanya aku hampir gila."

"Aku sudah menemukan caranya tapi aku berpikir terlalu sangat beresiko." jawab chenle memijat kepalanya yang terasa pusing.

"Kita belum mencobanya, walaupun beresiko kita harus keluar dari sini. Ibu ratu sudah gila karena ketakutannya pada manusia."

"Apa kau sudah menerima keberadaan anakmu sekarang?" kekeh chenle.

"Ya, karena itu berkatmu yang memberikan aku patuah panjang lebar."

"Aku senang mendengarnya. Kakakku sudah menerima calon keponakanku." renjun tersenyum saat chenle mendekatinya lalu memeluk ia dari belakang.

"Terimakasih chenle."

"Sama-sama."

"Dan... rencananya?"

"Baik akan ku jelaskan nanti saat para penjaga memberikan makan, aku sangat lapar dan tidak mungkin aku akan berbicara sangat panjang dengan perut kosong."

"Terserah padamu."



Di negeri Neviar, seorang pemuda yang menyandang sebagai raja tersebut tengah uring-uringan di atas kasurnya.

Hari-harinya begitu muram setelah kepergian renjun, hybrid miliknya. "Hah! aku merindukan dia." dengusnya.

"Bagaimana keadaannya? apa dia benar-benar akan kembali padaku? karena aku yakin firasat ku mengatakan bahwa ia sedang hamil sekarang."

Sekelebat ingatan di mana ia dan renjun sedang berbagi kehangatan dalam setiap sentuhan. Adegan panas yang membuat buku kuduknya berdiri, renjun yang merintih di bawahnya itu membuat Jeno merasakan panas pada pipinya saat ini.

"Benar-benar seksi," gumamnya. "Aku mencintaimu renjun sejak pertama kita bertatap muka saat itu aku langsung tertarik padamu. Menjeratmu di dalam kamarku, bahkan aku tidak melaksanakan janjiku untuk mencari adikmu saat itu. Tapi untungnya pangeran jisung datang sendiri menolong mu." kekeh Jeno. Bukan maksud untuk ingkar janji tapi Jeno terlalu sibuk dengan urusannya sendiri mengatur negeri yang ia pimpin.

Sibuk membayangkan kebersamaannya dengan pujaan hati tanpa sadar seseorang tengah berdiri menatapnya datar.

"Jeno," belum merespon. "Jeno!" jaemin berdecak kesal. "JENO!"

"AARGH!" Jeno terlonjak kaget bahkan ia bangun dari tidurnya. "Kenapa kau berteriak, jaemin!"

"Dari tadi aku memanggil mu tidak menjawab, bahkan ketukan pintuku saja tidak kau respon." cercanya memandang Jeno kesal.

Jeno mengusap wajahnya, jaemin menganggu dan merusak suasana saat dirinya mengingat renjun yang tengah ia gagahi.

"Ada apa?" tanya Jeno.

"Kau ingin ikut pergi berburu ke hutan bersamaku?"

"Tidak buruk,"

Jaemin tersenyum mendengarnya. "Baiklah, kau persiapkan dirimu aku akan menyuruh beberapa orang kepercayaan ku untuk mengikuti kita."

Jeno mengangguk saja sebagai respon. Jaemin pamit undur diri dari kamar raja dan mempersiapkan keperluan berburu mereka yang pastinya menggunakan seekor kuda untuk di tunggangi.

"Lama tidak bertemu, Luke." sapa Jeno pada kudanya lalu tangannya mengelus permukaan kepala kuda dengan lembut.

Di sebelah sana terlihat jaemin menggeret kuda miliknya untuk keluar kandang. "kita akan berburu di hutan hari ini." Jeno terus saja mengajak kudanya berbicara padahal sudah jelas tidak akan di jawab.

Sesampainya di lapangan luas milik kerajaan. Jaemin menyerahkan perlengkapan memanah.

"Ini perlengkapan berburu yang mulia" ucap jaemin setelah pelengkapan memanah itu di ambil oleh jeno. Jaemin membungkuk hormat.

Jeno menaiki kudanya di ikuti oleh yang lain, jaemin membawa tiga orang bawahnya.

Mereka berlima memacu kudanya yang di pimpin Jeno dan di belakangnya tentu ada jaemin memasuki kawasan hutan.

Dalam pikiran Jeno akan terjadi sebuah keajaiban yang tengah menantinya di depan sana.



TBC

Selasa, 07 Februari 2023





















Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang