d u a t i g a

1.9K 251 5
                                    

👁️👄👁️

Typo bertebaran!

***

Jisung mengintip pada celah semak belukar, memantau haechan dan Jeno dan juga menunggu kode dari sang kakak.

Sedangkan chenle dalam wujud rubahnya berada di gendongan jisung tak dapat melihat apa yang di lihat pangeran muda ini.

Jisung menunduk dan berbisik pelan. "Jeno tidak membawa rubahnya chenle. Ia datang seorang diri, bagaimana?"

Chenle hanya memberi anggukan saja tanda setuju. Jisung tidak akan paham bahasa hewan.

"Ku anggap kau setuju. Baiklah kakakku sudah memberi kode."

Jeno melihat suara seseorang yang tak lain adalah jisung.

"Terimakasih sudah mengijinkan saya raja." ucapnya sambil menunduk hormat, rubahnya ia biarkan berjalan sendiri.

"Kau ingin memberitahukan apa pangeran? sepertinya sesuatu yang sangat mendesak dan penting?"

Jisung melirik sebentar kebawah. "Benar, mohon maaf sebelumnya raja jika lancang. Rubah peliharaan-mu dimana?"

Haechan menatap adiknya heran. Pertanyaan tidak penting apa itu?
"Jisung! apa-apaan pertanyaan konyol mu." bisiknya mendekat pada jisung namun tidak di hiraukan.

"Untuk apa kau bertanya dimana rubahku?"

"Memang terdengar konyol, tapi aku bertanya apa rubah mu itu bisa berubah menjadi manusia?"

Jeno melotot begitupun haechan. Adiknya ini benar-benar ingin di pukul. Berbeda dengan jeno yang benar-benar terkejut.

Jisung yang paham melanjutkan perkataannya. "Dia, rubah ini bisa menjadi manusia. Dan ia memberitahuku jika samar-samar mencium bau kakaknya mungkin saja rubah milikmu adalah kakaknya. Jadi ku mohon kau menjawab sejujurnya." Jantungnya berdetak keras ketika senyum mencurigakan milik Jeno muncul.

"AW! KAK...RAMBUTKU!" Jisung terkejut bukan main saat kakaknya- haechan, menjambak helaian rambutnya kuat.

"Kau ini membuatku malu jisung. Kau sepertinya tidak waras." Melirik Jeno sungkan. "Maafkan adikku raja--"

"Tidak apa, bisakah kau tinggalkan kami berdua? Aku dan jisung. Aku ingin berbincang dengannya sebentar." potong Jeno.

Haechan menatap tak yakin tapi ia mengangguk setuju dan pamit mengundurkan diri sebelum itu ia berbisik pelan pada jisung. "Kau berhutang penjelasan pada ku jisung."

Sepeninggal haechan Jeno mengajak adiknya pergi dari sana. Ia akan merapikan barang-barangnya karena besok ia sudah akan pulang di kediaman aslinya.

Di tempat lain, Jeno mengajak jisung menuju kamarnya. "Jadi apa maksud bicaramu itu jisung? Aku perlu penjelasan lebih."

Jisung meneguk ludahnya. "Rubah ku itu hybrid raja, mahkluk mitos yang tidak di percaya keberadaannya oleh manusia. Sama seperti rubah milikmu."

Jeno mengangguk. "Aku tidak tau kau berbohong atau tidak. Tapi bisa kau tunjukkan sesuatu agar aku percaya?"

Jisung mengangguk sedikit tidak yakin. Takut sekali ia mengambil keputusan yang salah, jadi ia berbisik pada chenle yang duduk di bawah sana dekat kaki jisung.

"Kau setuju jika berubah ke bentuk manusia mu di hadapan raja?"

Chenle mengangguk.

"Boleh aku meminjam selimutmu raja Jeno? Dia akan mengubah dirinya menjadi manusia tapi dalam keadaan telanjang jadi untuk-"

"Ambil saja, jika itu harus di gunakan."

Jisung dengan cepat mengambil selimut tebal jeno dan menutup tubuh rubah chenle.

Tidak lama kemudian selimut itu berdiri seperti ada seseorang di balik selimut itu. Dan benar chenle menyembulkan kepalanya dan melilit tubuh polosnya.

Respon Jeno biasa saja berarti benar ini bukan sesuatu yang pertama kali ia lihat.

"Nama kakakmu renjun?"

"Iya, namanya renjun." jawab chenle antusias.

Jeno meringis sama saja menyebalkan dengan renjun. Berisik dan cerewet.

"Jadi dimana renjun?" tanyanya.

"Kalian berdua tunggulah disini aku akan mengambilnya dari jaemin. Jisung berikan pakaian untuk dia ambil di lemari kecil itu."

Jisung menurut, setelah di tinggal berdua oleh jeno ia mengambilkan dan memberikan pakaian pada chenle.

"Pakailah,"

"Kau keluar dulu sana!"

"Ck, pakai saja disini kau kan sudah pernah bertelanjang di hadapanku. Aku juga tidak melakukan hal yang tidak-tidak padamu." Jisung ingin menyuruh berganti di kamar mandi milik Jeno tapi ia takut di anggap terlalu lancang nanti.

"Tetap saja itu memalukan, berbalik jangan menghadapku."

Jisung mendengus dan berbalik menuruti.

Tidak lama kemudian. "Sudah, kau boleh berbalik."

Mata tajam itu menyusuri chenle yang memakai pakaian polos yang hanya menutupi sampai setengah pahanya. "Kau ini mayat atau bagaimana? Kulitmu pucat sekali." gerutu jisung lalu mengembalikan selimut Jeno ketempat semula.

Jeno masuk dengan jaemin yang tersenyum, jangan lupakan rubah yang berada di gendongan jaemin.

"Hai, wah rubah jisung cantik sekali." ucap jaemin dengan tampang konyolnya.

Buru-buru jisung memelototi jendral konyol itu. "Jangan menatapnya seperti itu. Dia nanti akan takut."

Mengabaikan perdebatan dua manusia itu Jeno melirik mata rubah renjun menatap adiknya yang juga menatapnya.

"Hiks...kak, renjun aku menemukanmu hiks." Jisung menoleh dan mendapati chenle yang sudah memeluk renjun yang masih dalam bentuk rubahnya.

Tiga laki-laki yang berbeda status itu menatap haru chenle yang masih sesenggukan.

"Ra-raja, renjun ingin meminjam pakaianmu." ucap chenle dengan hidung sembab.

Jeno mengangguk, "Renjun kau masuk kedalam kamar mandi aku akan menyiapkan pakaianmu."

"Apa kau ingin berbuat mesum raja Jeno?" cibir jaemin.

"Kau ini!" Jeno mendengus dan berjalan menuju kamar mandi dimana rubah itu mengikutinya. Sebelum itu Jeno mengambil pakaian yang layak terlebih dahulu sebelum masuk dan keluar dari kamar mandi.

Jaemin menyenggol jisung. "Apa pangeran Haechan tau ini?" Jisung menggeleng. "Tidak, tapi nanti ia akan tahu sebentar lagi. Lalu kau jendral, kau tau soal ini?"

Jaemin tersenyum sombong. "Tentu aku tau dan berhak tau hehe...karena renjun aku yang menemukannya saat itu."

"Kau tau karena kau beruntung, dasar jaeman."

"Hey! namaku jaemin bukan jaeman."

Sedangkan chenle sibuk mengelap hidungnya yang memerah dan menunggu kakaknya keluar dari pintu itu.


***

Rabu, 25 Januari 2023




Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang