d u a b e l a s

2.8K 362 18
                                    

Kangen gak?

_____________________
_____________

"Bisakah kau diam, haechan."

"Tidak," jawabnya cuek

Jeno memutar bola matanya malas. Kerajaan jeno kedatangan tamu siapa lagi kalau bukan dari kerajaan tetangga, Haechan.

Haechan terus bergerak kesana kemari sambil bernyanyi tidak jelas.

Membuat kepala jeno terasa sakit dibuatnya. "Haechan kau benar-benar menyebalkan."

"Memang,"

"Hahh....haus aku membutuhkan air." ucap haechan ngos-ngosan. "Jeno tolong ambilkan aku air," rayu haechan dengan mengedipkan matanya.

Jeno melotot tidak terima. "Berani kau menyuruh ku? Calon raja."

Haechan mengangguk semangat. "Tau, aku juga akan menjadi calon ratu." ledeknya.

"Menjadi pasangan dari kerajaan mana kau hingga berhayal menjadi calon ratu?"

"Siapa lagi kalau bukan kau yang akan menjadi pasanganku. Kita juga ingin di jodohkan oleh orang tua kita."

"APA! Aishhh! Aku tidak ingin kau menjadi pasanganku." tajam jeno menatap haechan yang tertawa geli namun hanya sebentar karena tergantikan oleh ekspresi merengut tidak terima dengan ucapan jeno.

"Apa aku seburuk itu? Kau jahat sekali jeno. Asal kau tau saja, aku juga tidak ingin kau menjadi pasanganku, bisa-bisa aku akan mati muda karena keras kepalamu."

"Mengacalah, kau juga sama keras kepalanya."

Haechan dengan sebal pergi meninggalkan jeno sendirian.

.
.
.

Jeno memasuki kamarnya guna mengecek rubah cantiknya sedang apa.

"Renjun, apa kau ingin sesuatu?" tanya jeno. Matanya menatap renjun yang rebahan di kamarnya sambil memegang perutnya.

Renjun menoleh. "Aku lapar, ingin makan."

"Ingin makan apa? Biar ku bawakan nanti kesini."

"Aku ingin ma--"

"JENO KENAPA KAU BERADA DI KAMAR?" Haechan berlari kecil menghampiri jeno yang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Haechan! Apa kau benar-benar bangsawan? jaga etika mu disini kalau tidak ingin mendengar gosip buruk yang beredar nanti."

"Aww kau perhatian sekali." goda haechan dengan tangan terulur ingin mencubit pipi jeno. Namun tidak jadi karena sudah di tatap tajam sang-empunya.

Sadar jika renjun ada berada di kamarnya apalagi ia sedikit membuka pintu, kalau haechan melihat habis sudah jeno.

Buru-buru ia menutup pintu kamarnya. Haechan mengernyit melihat sikap mencurigakan jeno.

Haechan mengintip kebelakang. "Kau kenapa?"

Jeno menggeleng. "Tidak ada,"

"Kau terlihat mencurigakan kau tau?"

Haechan menyipitkan matanya. "Apa kau menyembunyikan sesuatu? Jika iya beritahu aku, jika tidak? akau akan melakukan hal yang nekat jeno."

Sial

Jeno mengumpat dalam hati, tau benar ucapan haechan bukanlah main-main ia tau jika teman gila nya ini memiliki sifat ambisus dan nekat.

"Sudah kubilang tidak ada apa-apa." Jeno mengapit kepala haechan di ketiak dan menggiringnya menjauhi kamar.

"Hei! Lepaskan aku bajingan. Ketiakmu bau!"

Jaemin yang tidak sengaja melihat jeno dan haechan bersama diam-diam sedikit menguping. Dirinya hanya menatap takjub pangeran kedua itu, "Wahh! dia benar-benar luar biasa."

.
.
.

Jaemin tampak ragu ingin membuka pintu kamar jeno, terlihat sangat lancang walaupun dirinya adalah teman kecil sang calon raja.

Tapi ia di buat penasaran apa yang dikatakan haechan. Jeno terlihat mencurigakan, karena ia juga bependapat sama dengan pangeran dari kerajaan Amiler.

"Semoga kepalaku masih aman sampai besok." dengan nekat jaemin membuka pintu itu itu sedikit dan mengintip didalamnya.

"Tidak ada apa-apa?" gumam jaemin.

Namun tak disangka sesuatu menarik tangan jaemin masuk kedalam sampai ia tersungkur kedepan.

Cklek

Bunyi pintu di tutup rapat kembali membuat jaemin melotot terkejut.

"Si-siapa kau?" tanya jaemin sedikit gemetar melihat penampilan sosok didepannya.

"Renjun." jawab renjun dengan menggerakkan telinga dan ekor rubahnya.

Rasanya jaemin ingin pingsan.








***
TBC

Sabtu, 26 maret 2022



Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang