e m p a t b e l a s

2.8K 332 6
                                    

Happy Reading
______

Sore hari dengan awan jingga membuat kerajaan yang di pimpin oleh raja Jaehyun terlihat indah. Hiruk piruk suasana di masyarakat aman dan tentram.

"Andai kau masih ada di sini istriku. Lihatlah putra tunggal mu itu di umur yang sudah dewasa dirinya masih belum mempunyai pasangan hidup. Jika kau disini ku pastikan anak itu akan kau jewer telingannya dan memberi wejangan pajang lebar." Jaehyun terkekeh membayangkan.

"Aku merindukanmu taeyong, sebenarnya sampai saat ini pun aku masih belum percaya jika kau meninggalkan ku secepat itu."

"Kau tau? dulu sebelum kau ku jadikan permaisuri dan ratuku, aku berjuang keras untuk mendapatkan cintamu. Kau semahal itu dulu dengan ku, haha..."

"Kuharap kau dapat mendengar semua yang ku ucapkan taeyong. Biar kau tau tidak ada orang lain yang aku cintai setelah kepergianmu. Hatiku selalu terisi olehmu." monolognya.

Satu tetes air mata mengalir begitu saja. Kerinduan jaehyun pada kekasih hatinya benar-benar dalam, tapi apa daya mereka dipisahkan dunia.

Mendiang ratu taeyong meninggal saat melahirkan jeno, tabib bilang ratu taeyong mengalami kontraksi parah dan beliau tidak tahan merasakan sakitnya.

Jeno adalah anak pertama dan terakhir mereka, jaehyun saat itu merasa sangat terpukul. Tidak tau perasaan senang atau sedih semua campur aduk. Senang karena anaknya telah lahir tanpa cacat dan sedih karena kekasihnya terkulai lemah tanpa nyawa di atas kasur.

"Ayah, kenapa kau melamun? dari tadi aku memanggilmu."

Jaehyun menoleh dan mendapati anaknya--jeno dengan ekspresi alis terangkat satu.

"Kau menangis?" tanya Jeno.

Jaehyun refleks mengusap pipinya, dan ya! Ada bekas aliran air mata di sana.

"Aku hanya sedang merindukan ibumu." jawabnya dengan senyuman tipis.

Jeno terdiam. "Maafkan aku," ucapnya lemah.

"Sudahku katakan itu bukan salahmu, itu sudah tercatat di dalam takdir. Aku dan ibu mu memang sudah di takdirkan begini." jawab Jaehyun.

Jeno menggengam tangannya erat, tidak mungkinkan ia menangis di hadapan ayahnya sekarang? di usia yang bukan lagi anak-anak.

Apalagi dirinya tidak pernah bertemu ibunya dari lahir, tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu kandungnya. Memang benar saat kecil ia di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya seperti pelayan perempuan dengan usia yang tidak muda itu mengurus dan menyayanginya dari kecil.

Baginya semua itu tidak akan sama dengan kasih sayang seorang ibu sesungguhnya.

Dirinya merasa bersalah karena telah lahir kedunia tetapi ibunya malah sebaliknya.

"Bagaimana dengan haechan?" tanya jaehyun mencairkan suasana.

Jeno menghembuskan nafas pelan. "Tidak ada,"

Kening jaehyun mengerut. "Kau benar-benar tidak tertarik dengannya?"

Jeno menggeleng

Jaehyun menijat pangkal hidungnya. "Kau sudah dewasa jeno di umurmu sekarang seharusnya kau sudah beristri dan melahirkan penerus."

"Karena tinggal beberapa jam lagi tahtaku akan turun padamu, dan aku hanya tinggal menikmati masa tua bersama dengan cucu cucuku."

"Apa kau benar-benar tidak tertarik dengan semua wanita dan submissif yang pernah ku kenalkan padamu?" tanya jaehyun lagi.

Jaehyun menghela nafas. "Jika masih ada ibumu di dunia aku akan bilang  kau akan di jodohkan olehnya dengan orang pilihannya sekarang."

"Jangan terlalu lama melajang jeno carilah pasangan hidupmu." tutur jaehyun dan berjalan melewati jeno.

Jeno menatap ayahnya. "Sekarang ayo ke bawah karena hari penobatanmu akan dimulai sebentar lagi." ucap jaehyun membuat jeno menghela nafas sesaat.

Hari dimana akan menjadi hari yang di ingat jeno di hidupnya. Penobatan sebagai generasi penerus kerajaan. Menggantikan tahta sang raja terdahulu.



_______

TBC

Kamis, 09 juni 2022


Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang