After merried
01
--Tiga bulan berlalu setelah pernikahan Jeno dengan renjun yang sempat menggemparkan rakyat Neviar.
Raja baru mereka tiba-tiba meminang seorang pemuda cantik yang tidak di beri tahu dari mana asalnya.
Unjuk rasa terjadi sebentar karena bibit bobot calon ratu mereka tidak jelas, namun Jeno dengan cepat menangani hal tersebut.
Menyebut renjun berasal dari negara yang jauh dan ia tersesat dan menjawab hal yang klasik kenapa menjadikan renjun sebagai pendamping hidupnya 'aku mencintainya pada pandangan pertama, jika ada yang menentang berhadapan langsung dengan ku. Lalu apa haknya mengatur hidupku?'
Untungnya hal tersebut dapat damai setelahnya dan acara pernikahan pun di jalankan dengan resmi.
Renjun yang memang anak bangsawan juga walaupun berbeda dunia, perbedaannya hanya sedikit, dan renjun bisa secepat mungkin untuk memperlajari tata Krama kerajaan.
Jaehyun, ayah Jeno? bagaimana reaksinya saat tiba-tiba saja anak tunggal kesayangannya membawa seseorang dan ingin meminta restu untuk menikahinya.
Terkejut tentu saja. Tapi apapun keputusan sang anak jaehyun percaya bahwa itu adalah hal yang terbaik untuknya, sebagai ayah jaehyun hanya bisa mendukung dari belakang.
Lagipun menantunya sangatlah cantik dan anggun terlihat dari perilakunya yang bisa berbaur cepat mempelajari tata Krama kerajaan, terbesit kecurigaan pada sang anak bahwa menantunya itu berasal juga seorang bangsawan.
Tapi ia abaikan walaupun was-was karena bisa saja dia adalah musuh.
Di kamar pasangan pengantin baru itu renjun mengelus lembut permukaan perutnya.
Kandungannya yang jalan hampir 4 bulan lebih sudah cukup untuk membuat tonjolan yang lumayan besar pada perutnya.
"Anak bunda nanti kalau lahiran mirip bunda, ya?"
"Jangan mirip ayahmu, dia jelek. Nanti anak bunda di ejek teman-teman."
Sibuk mengobrol dengan si jabang bayi, pintu kamar terbuka pun tak mengalihkan atensi renjun.
"Sayang~"
Renjun memutar bola matanya malas ketika sang suami datang-datang sudah membuat telinganya panas.
"Tidak dengar, aku tidur." ketus renjun.
Jeno cemberut dibuatnya. "Haechan mengejek ku kalau aku– aku gampang menangis~ huhu..."
"Kau itu menyebalkan sekali, apa lagi yang kau tangisi?"
"Aku tadi melihat anjing yang mati kelaparan, orang-orang tidak ada yang ingin memberi makan ketika anjing itu masih hidup." jelasnya dengan raut sedih.
"Mungkin anjing itu sedang sakit bukan tidak di beri makan oleh orang-orang."
Jeno terdiam. Benar juga tadi saat di sana ia melihat satu mangkuk bekas yang tergeletak begitu saja di biarkan makanan di sana menjadi basi.
"Tapi tetap saja anjing itu menderita tidak di beri tempat tinggal."
"Jeno, anjing itu pasti anjing liar. Dia tidak memiliki majikan. Sudahlah dia matipun tidak akan merasakan sakitnya dunia lagi."
"Kau benar, dia tidak akan merasakan rasa sakit lagi."
Renjun mengangguk saja dan ide cemerlang mampir di otaknya. "Kalau begitu suamiku tercinta, tolong ambilkan aku buah apel yang matang di pohonnya."
"Di dap–"
"Aku memintamu untuk mengambil langsung dari pohonnya bukan dari dapur istanamu."
Jeno dengan pasrah mengiyakan. Sebelum membuka pintu kamar yang megah itu renjun berkata.
"Jangan berani-beraninya membodohiku Jeno, aku tau mana apel yang baru di petik dan tidaknya. Kalau kau lupa aku bukan manusia seutuhnya."
Untung saja ia punya jaemin yang kebetulan mempunyai perkebunan apel milik keluarganya.
Jadi Jeno tidak perlu repot-repot mencari pohon apel di hutan.
Setelah mengambil beberapa apel, ia masukkan kedalam keranjang yang sengaja Jeno bawa.
"Terimakasih jendral terbaikku."
Jaemin hanya tertawa kecil. "sama-sama raja, cepat kembali bidadari ku ingin cepat memakan buahnya."
Jeno mendengus. "Mulutmu ingin sekali aku hilangkan."
Di perjalanan pulang menuju istana jaemin tidak ikut untuk mengawal Jeno, ibundanya menahan jaemin untuk tetap tinggal sementara waktu di kediamannya dan tentu juga atas izin Jeno.Raja muda itu pasti paham bagaimana rindunya beliau pada anaknya yang jarang pulang kerumah karena tugasnya yang menjadi jendral kerajaan.
Dengan selamat Jeno bersama beberapa pengawalnya selamat sampai memasuki gerbang istana.
Jeno turun dari kuda barunya karena tidak mungkin ia menaiki Lucas setelah tau kalau Lucas adalah hybrid bangsawan sama seperti istri tercintanya.
Keranjang yang ia bawa menarik perhatian para orang istana. Apel-apel itu Jeno susun serapi mungkin dan di hias bunga-bunga kecil untuk mempercantiknya.
"Sayang aku membawakan apelnya– woahh..."
Pemandangan yang menyegarkan mata itu Jeno tutup langsung pintu kamarnya takut ada orang lain yang memandang kulit punggung putih susu milik renjunnya.
Renjun cepat-cepat memakai pakaiannya. "Ketuk dulu sebelum membuka pintu."
"Maaf, biasanya kan juga aku masuk saja tanpa mengetuk terlebih dahulu."
"Oke salahku, aku seharusnya ke kamar mandi tadi."
Mengabaikan rentetan gerutuan renjun, jeno bertanya. "Apa kamarnya terasa sangat panas, sayang?"
Mulai lah saatnya renjun mengadu pada jeno. "Semenjak aku hamil, aku sering merasa gerah. Mungkin karena aku lama tidak merubah wujudku dalam bentuk rubah."
Jeno tau itu, pasti renjun merasa gelisah mungkin efek Renjun jarang merubah wujudnya dalam sehari pun itu bisa tidak di lakukannya.
Kamarnya ini sering di datangi oleh para dayang istana untuk mencek keadaan renjun paling sedikit 3 jam sekali.
"Baiklah kau bisa merubah wujudmu sesuka mungkin mulai hari ini, sayang. Aku akan bekerja di dalam kamar kita dan melarang para dayang untuk sering datang kesini, karena ada aku langsung yang menjagamu."
-24062023
KAMU SEDANG MEMBACA
Noren; Secret Forest
Short Story-completed- Jeno, pangeran dari negeri Neviar tidak sengaja masuk ke alam yang berbeda dari manusia, dunia di mana para makhluk yang di anggap mitos itu berada di balik lubang sempit sebuah goa. start : 13-09-2021 finished : 24-04-2023 story by ©al...