e n a m

3.5K 463 16
                                    

Hii! Masih ada yg nunggu cerita ini up?

Seminggu setelah kejadian dimana Jeno bertemu dengan makhluk yang di katakan mitos itu, dirinya merasa uring-uringan.

"Beraninya dia membohongiku." Geram jeno

"Jika aku bertemu dengan mu lagi....maka akan ku bawa langsung kau ke istana." Ucapnya lalu berjalan menjauh dari taman kerajaan.

***

Di sebuah ruangan terlihat seseorang sedang berkutat dengan kertas-kertas penting di atas mejanya.

Tangan yang begitu kelihatan kekar itu mengambil cangkir yang memang sudah di sediakan di tempat kerjanya.

Brak

"Hei! Tak bisakah kau membuka pintunya pelan?" Tegurnya

Alisnya mengerut saat orang yang membuka pintu tadi kini duduk tak jauh darinya.

"Tumben sekali kau kesini?" Tanyanya ketus

"Hanya ingin," jawabnya cuek

Jaemin memutar bola matannya malas

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, apa kah kau akan percaya, jaemin?"

"Katakan apa yang ingin kau bicarakan,"

Jeno mulai menceritakan apa yang di alaminya seminggu yang lalu. Tentang ia bertemu dengan hybrid di sebuah goa.

"Kau terlalu berkhayal Jen," jaemin terkekeh menanggapi cerita Jeno. "Aku tau kau maniak cerita mitos, tapi apa yang kau ceritakan tadi tidak masuk akal sama seperti koleksi buku fantasi mu."

Ada-ada saja pikir jaemin

Jeno menatap datar Jaemin. Memaksanya untuk percaya pun rasanya tidak mungkin. Apa yang dikatakan pria bermarga Na itu benar juga, mungkin saat di goa dirinya hanya bermimpi.

Kejadian minggu lalu hanyalah khayalan dirinya saja.

Jeno berdiri dari duduknya. Jaemin yang melihat panik. "Apa kau marah Jen?" Tanyanya hati-hati.

"Tidak. Mungkin apa yang kau katakan memang benar Jae." Ucap Jeno." Merjakan pekerjaanmu yang benar Jaemin, sampai jumpa lagi."Jeno keluar dari ruangan Jaemin.

Setelah jeno tidak ada lagi di dalam ruangannya, jaemin menggendikkan bahunnya lalu melanjutkan pekerjaannya.

***

Renjun yang sedang berjalan bersama adiknya di tengah hutan dengan wujud rubah sepenuhnya, sekarang merasa sedang di awasi oleh sekelompok orang.

"Kak," cicit Chenle merasa takut

"Sstttt bersikaplah biasa saja Chenle," ucap Renjun berbisik

Renjun tau sekarang dia sedang di buru oleh seorang manusia, tapi jika ia gegabah menyeret adiknya untuk berlari, takutnya akan ada jebakan yang menunggunya di depan sana.

Matanya melirik kesana kemari meneliti arah mana saja yang ada jebakannya.

Kriett

Telinganya yang memiliki pendengaran yang tajam itu bergerak, tahu akan ada ancaman yang mungkin bisa mengenai dirinya atau adiknya. Renjun berteriak dengan suara rubahnya untuk menyuruh Chenle berlari ke arah kiri.

Renjun maupun Chenle kiri berlari cepat menghindari kejaran dan anak panah sang pemburu.

Saat keduanya hendak memasuki goa sebagai jalan keluar masuk dunianya dengan dunia manusia, tiba-tiba muncul dua orang manusia yang menghadang mereka.

Jadilah tanpa sadar keduanya berlari berlawanan arah dan terpisah.

Renjun yang melihat adiknya berlari ke arah yang berbeda seketika panik, dan tanpa pikir panjang ia memutar arah larinya untuk menyusul Chenle. Namun nasib sial menimpa Renjun, ia berhasil di tangkap oleh manusia-manusia itu dengan menancapkan anak panahnya yang tepat mengenai kaki kecil Renjun.

"Shh...sakit." ringisnya

"Haha akhirnya kau tertangkap juga rubah kecil." Ucap salah satu dari pemburu itu.

Renjun meringsut takut saat tubuhnya di angkat oleh manusia dan di bawa entah kemana.

Chenle yang melihat kakaknya ditangkap ingin mengejar sang pemburu tapi sayang Renjun yang melihat tindakan Chenle menggeram memperingati adiknya untuk tidak mengejar.

Chenle menatap sedih Renjun yang makin lama tidak terlihat lagi dimatanya.

Renjun juga sama sedihnya karena harus berpisah dengan adiknya dan juga memikirkan nasibnya setelah di tangkap oleh manusia.

Apakah dirinya akan dibunuh lalu dagingnya akan disantap oleh mereka? Pikir Renjun.

***

TBC

Senin, 20 Desember 2021


















Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang