d e l a p a n

3K 427 6
                                    

Kayak biasa aku minta vote sama komen ya, sebagai apresiasi kalian :)

Jeno menyipitkan matanya ketika mendapati jaemin tengah menggendong se-ekor rubah.

Taeil yang kebetulan sedang lewat di lorong yang sama dengan jeno menghentikan langkahnya lalu menunduk hormat pada calon penerus kerajaan.

"Kau," jeno menunjuk Taeil. "Bisa kah membantu ku?"

"Sebuah kehormatan bagi saya bisa membantu yang mulia."

Jeno tersenyum mencurigakan lalu membisikkan sesuatu pada taeil.

Taeil mengangguk paham lalu berlalu pergi dari hadapan jeno.

"Semoga rubah yang di pegang jaemin itu hybrid yang ku temui minggu lalu." gumamnya.
















Jaemin merebahkan rubah yang tertidur di gendongannya itu di kasur miliknya.

Setelah itu tanganya sibuk mencari sesuatu di lemari.

"Nah, dapat." senyumnya mengembang ketika sudah mendapatkan apa yang ia cari yaitu kotak yang berisi racikan-racikan obat yang terbuat dari tumbuhan.

Jaemin mendekat pada rubah itu dan duduk di pinggir kasur.

Renjun yang merasa ada sedikit guncangan di tempat yang ia tiduri ini membuka matanya perlahan.

"Uh? Aku menganggu tidurmu ya? Maaf kan aku ya rubah imut." kekeh jaemin merasa gemas mendapati raut linlung rubah di hadapannya.

Jaemin mulai mengelap luka di kaki mungil rubah itu dengan kain basah lalu mengoleskan sesuatu disana.

Renjun memejamkan matanya menahan sakit di kakinya. Namun itu hanya terasa sakit sebentar sebelum tergantikan dengan rasa dingin di sekitar kaki mungilnya.

Jaemin mengelus kepala renjun. "Merasa baikan?" tanya jaemin mengajak bicara pada hewan di depannya.

Renjun hanya mengerjapkan matanya. "Baiklah, sekarang apa rubah kecil ini merasa lapar? Kalau iya aku akan mengambilkan makanan untukmu sebentar." jaemin beranjak dari duduknya dan meletakkan kotak obat itu ke asalnya.

Tok tok tok

"Permisi jendral, saya Taeil di utus oleh pangeran jeno untuk mengambil rubah yang tadi kau bawa masuk ke istana."

Jaemin mengeryitkan keningnya mendangar penuturan Taeil dari luar.

"Apa maksudnya?" jaemin membuka pintu dan mendapati taeil di hadapannya.

Taeil menunduk hormat lalu mendongak kembali. "Saya tidak tau jendral tapi yang pasti rubah yang kau bawa tadi ingin saya ambil lalu menyerahkannya pada pangeran." jelasnya.

Jaemin mendengus mengumpati jeno yang pastinya hanya bisa di dalam batinnya tidak mengucapkan secara gamblang di hadapan taeil.

"Kau pergilah, sampaikan padanya nanti aku sendiri yang akan datang kesana." Perintahku

Taeil mengangguk mengerti dan segera berlalu dari hadapan jaemin.














Jeno mengangguk setelah mendengar penjelasan Taeil, yang katanya jaemin sendiri yang akan datang ketempatnya.

"Terimakasih, kalau begitu kau boleh pergi."

Taeil menunduk hormat sebentar lalu mengundurkan diri.

Jeno merebahkan tubuhnya di kasur besar miliknya sambil bergumam tidak jelas.

Tidak lama suara ketukan terdengar. "Masuk," ucap jeno yang dia yakin itu adalah jaemin.

Dan, benar jaemin yang datang memperlihatkan batang hidungnya. Jeno menatap jaemin seolah 'dimana sesuatu yang dia minta?'.

Sebelum jaemin berkata terlebih dahulu ia tutup rapat pintu kamar jeno.

"Dia tidak ku bawa kesini." ucap jaemin yang mengerti arti tatapan jeno. "Dan apa maksudmu yang ingin rubah itu? tidak biasanya." Cerca jaemin

"Aku hanya ingin," jawab jeno

"Aku tidak percaya."

Seperti dugaan jeno, jaemin pasti tidak akan mudah menyerahkan sesuatu yang sudah ia klaim miliknya begitu saja walaupun yang meminta raja sekalipun.

"Rubah itu milikku jaemin, aku menemukannya di hutan saat itu tapi sebelum ku bawa ke istana dia sudah kabur." Jelas jeno mencoba meyakinkan jaemin.

"Apa kau yakin itu rubah mu?"

Jeno mengangguk mantap.

Jaemin menghela nafas. "Baiklah besok akan ku antar kesini, rubah itu sedang istirahat setelah ku obati lukanya dan memberikanya makan."

"Luka? Kenapa bisa?" tanya jeno penasaran.

"Tadi aku menemukannya saat terjebak di jebakan pemburu dan kakinya terluka yang kutebak terkena panah."

Jeno mengangguk paham. "Kalau begitu terimakasih telah menolongnya jaemin, aku akan memberikan mu bonus saat kau mendapat upah."

Jaemin memutar bola matanya malas tapi tak lama senyum lebar tercetak di bibirnya. "Ku pegang kata-kata mu jeno." lumayan batin jaemin.

Jeno hanya mengangguk sambil memberikan jempol pada jaemin tanda oke.




***
TBC

Kamis, 13 januari 2022














Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang