t u j u h

3K 424 14
                                    

Votement ny jangan lupa yak!
:)

Renjun meringkuk ketakutan di dalam kandang yang sempit.
Berpikir untuk mencoba mencari celah untuk kabur.

Manusia yang menangkapnya mendekat. "Nah kau akan ku pelihara, bersikap menurutlah jika ingin mendapatkan makanan." Ucapnya setelah itu dia pergi masuk kedalam rumahnya.

Tak membuang kesempatan Renjun berusaha membuka kunci dengan tangan mungil rubahnya.

"Ayolah..." lirihnya masih berusaha membuka kunci

Klik

Renjun memekik senang tanpa sadar suara rubahnya terdengar sampai ketelinga manusia yang berada di dalam rumah.

Bruk

Bantingan pintu menghentikan pekikan Renjun, matanya melotot lalu merutuk diri sendiri karena membuat kebisingan.

"Kau rubah yang pintar ya!" Manusia itu berjalan mendekat

Renjun bergegas keluar dari kandang dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju arah hutan.

"Hei rubah! Kembali!"

Kakinya terus melangkah sambil sesekali menoleh kebelakang mengecek apa manusia tadi masih mengejarnya?

Lari lajunya mulai memelan saat tau jika manusia itu sudah tertinggal jauh.

Pikirannya sekarang mencari sang adik yang mungkin saja sedang mencarinya, tidak mungkin chenle kembali sendirian ke dalam goa. Renjun tau sifat adiknya itu.

Kruk kruk

"Aish...aku bahkan lupa jika belum makan." Gumamnya ketika mendengar perutnya berbunyi minta di isi.

Mata bulat cantik itu menatap di sekeliling hutan. "Buah," bibirnya tersenyum manis ketika menemukan pohon apel di hutan.

Renjun mendekati pohon itu, setelah sampai renjun melirik kesana-kemari memastikan tidak ada orang.

Perlahan wujudnya ia rubah menjadi manusia. Walaupun dalam keadaan tanpa sehelai benang.

Toh! Tidak ada yang melihat juga.

Tangan putih susu tanpa cacat itu memetik apel yang tidak terlalu sulit di jangkau.

Satu gigitan saja sudah membuat renjun seperti orang gila karena tersenyum-senyum sendiri.

"Aku tidak tau buah ini kalau sangat manis dan enak." Manolognya.

Renjun memang baru pertama kali memakan buah apel, jadi maklumkan saja.

Puas memakan apel hingga tiga buah, renjun kembali mengubah wujudnya menjadi rubah.

Berjalan menyusuri hutan sambil mengendus tanah atau rumput rendah siapa tau dia menemukan aroma adiknya yang tertinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berjalan menyusuri hutan sambil mengendus tanah atau rumput rendah siapa tau dia menemukan aroma adiknya yang tertinggal.

Srak srak srak

Telinganya bergerak mempertajam pendengarannya.

Karena sedikit was-was jika itu adalah pemburu yang lain, renjun berlari tanpa berpikir kalau akan ada jebakan yang menghadangnya.

Kakinya tergelincir membuat tubuhnya masuk kedalam kandang yang di taruh didalam tanah.

"Hiks...lagi-lagi kau ceroboh renjun." Batinya

Tapi tak menampik matanya berkaca-kaca.

Tap tap tap

Langkah seseorang mendekat di mana renjun terjebak.

Tidak mau mengangkat kepalanya, renjun menunduk tidak mau melihat wajah orang yang sudah membuatnya lagi-lagi terjebak.

"Rubah?" Suara laki-laki asing masuk kedalam pendengarannya.

"Siapa yang membuat jebakan? Tolong atau tidak? Kalau ku tolong bagaimana nanti dia mengigit?" Ucap manusia itu

Mendengar kata 'siapa yang membuat jebakan?' Membuat renjun paham kalau laki-laki ini bukan pemburu.

Perlahan renjun mendongak menatap orang tersebut dengan mata yang mengalirkan air mata.

Mata mereka bersibobok. Namun laki-laki itu mengerutkan keningnya.

"Dia menangis?" Tanyanya pada diri sendiri. "Aku jadi kasihan."

Laki-laki asing itu mengambil renjun hati-hati dari dalam kandang jebakan.

"Jangan gigit aku ya?" Ucapnya takut-takut

Perlahan renjun keluar juga dari jebakan sialan itu. "Teriama kasih tidak mengigit, eh? Kakimu terluka?"

Pantas saja saat dia berlari tadi kakinya terasa sakit dia lupa  jika kakinya terluka gara-gara terkena panah manusia pemburu sialan itu!

Laki-laki tersebut terlihat sedang berpikir. "Kau kubawa pulang sajalah, biar ku obati nanti disana sampai sembuh."

***

"Jendral? dari mana saja? ku kira tadi kau hilang."

"Eh? Apa yang kau bawa jendral?"

Pertanyaan dari bawahannya itu membuat Jaemin terkekeh lalu sedikit mengangkat rubah yang ada didalam gendongannya.

"Aku sudah bilang bukan jika aku tadi pergi karena ingin kencing? Yang kubawa ini rubah."

Muncul kernyitan di dahi bawahannya itu. "Untuk apa kau membawa rubah?"

"Tidak tau, aku hanya mengikuti isi hatiku untuk membawa rubah ini. Lagipula kasian juga rubah ini jika dibiarkan terjebak dalam jebakan pemburu dan juga kakinya terluka cukup parah." Jelas jaemin.

Bawahannya hanya mengangguk merespon ucapan jendral mereka. Lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju istana setelah mengecek area hutan aman.

***
TBC

Kamis, 30 desember 2021

Yeay! Gak lama lagi bakalan tahun baru🥳
Gak sabar mau nonton konser online gratis
Ehekkk

Sampai jumpa lagi kawan di tahun depan 🙌

Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang