l i m a

3.5K 480 10
                                    

Votement!

⚠️ Semua isi cerita 100% FIKSI ⚠️

⚠️ Semua isi cerita 100% FIKSI ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau menatapku begitu?"

Jeno mengerjapkan matanya antara percaya atau tidak, bagaimana bisa mahkluk yang dikatakan mitos itu sekarang berdiri tidak jauh dari hadapannya?

"Siapa kau?"

"Aku renjun,"

"Renjun?" Ulangnya, mengernyit heran kala melihat sesuatu di belakang pemuda tersebut.

Sedangkan pemilik nama hanya mengangguk

"Sebenarnya kau mahkluk apa?"

"Menurutmu aku mahkluk apa?" Bukanya menjawab pemuda tersebut malah balik bertanya.

"Kau mahkluk mitos itu? Tapi kenapa sekarang ada di hadapanku? Aku pasti sudah gila?" Jeno mengusap wajahnya kasar.

"Tch," Renjun berdecih. "Kaum yang kau sebut mitos ini memang nyata."

Jeno terduduk lemas. "Oh astaga! Benar-benar tidak bisa dipercaya." Katanya dengan suara pelan.

Tiba-tiba mahkluk kecil menggemaskan datang di antara mereka berdua.

"Kau! Yang aku kejar tadi kan?" Suara jeno yang keras membuat makhluk tersebut berlari di belakang renjun.

Renjun menatap tajam Jeno. "Apa?" Tanya jeno bingung merasa ia tidak melakukan kesalahan.

"Kau menakutinya!"

"Ah...maaf," jeno menggaruk tengkuknya. "Apa bisa aku mengadopsi dia?" Tanya jeno

"Untuk apa kau mengadopsinya?"

"Aku ingin memilikinya, makanya aku mengejar dia sampai ke tempat ini."

"Tidak bisa." Renjun melindungi mahkluk tersebut di belakangnya.

"Kenapa? Dia tidak sama seperti dirimu kan? Jadi aku bisa memilikinya."

"Siapa bilang? Dia sama seperti ku dan dia juga adikku, jadi kau tidak bisa membawa apalagi mengadopsinya!" Marah Renjun

Jeno menggigit bibirnya karena secara tidak sadar Renjun telah membuat seorang pangeran jeno merasa gemas sendiri.

"Kalau begitu kau saja yang aku adopsi."

"Tidak mau!"

"Ap-"

Telinga Renjun bergerak tidak bisa diam dan itu tidak lepas dari penglihatan Jeno.

Renjun melotot seketika dirinya secara refleks menarik tangan jeno lalu menyuruh Jeno masuk kembali kedalam goa.

"Cepat masuk!" Renjun panik benar-benar panik

"Ada apa? Aku belum selesai bernegoisasi denganmu, aku masih ingin memiliki dia." Tunjuk Jeno pada makhluk berbulu yang di ketahui adik Renjun.

"Sudah kau masuk saja dulu kedalam nanti aku akan menyusul,"

Mau tidak mau Jeno masuk kedalam goa kecil itu tapi sebelum itu. "Janji kau akan menyusul?"

"Iya aku janji."

Jeno mengangguk menuruti permintaan Renjun. Melihat Renjun panik begitu Jeno yakin akan terjadi sesuatu jika masih nekat tetap di sana.

Renjun menatap goa kecil itu memastikan bahwa manusia bernama Jeno itu sudah benar-benar masuk ke dalam.

Suara yang terdengar jelas semakin mendekat masuk ke indra pendengaran Renjun. Rubah yang ingin di adopsi Jeno perlahan merubah wujudnya.

"Kak Renjun." Renjun menoleh pada adiknya lalu tersenyum tipis untuk menenangkannya. "Maaf kak, aku telah membawa masuk manusia kedalam negri kita." Cicitnya

"Tidak apa Chenle. Sekarang kita harus bersikap biasa saja nanti ketika para penjaga datang kesini." Chenle mengangguk.

Tidak lama setelah itu rombongan pasukan kerajaan datang menghampiri Renjun dan Chenle yang sedang bermain, berlakon seperti tidak ada kejadian apapun.

"Apa kalian sudah lama disini?" Tanya salah satu dari mereka.

"Tidak kami baru saja bermain disini." Jawan Renjun sopan

"Kau yakin?"

Renjun dan Chenle mengangguk

"Baiklah, apa kau ada melihat penyusup yang masuk kesini? Aku tadi mencium aroma manusia walaupun samar-samar. "

"Tidak," Renjun menatap sekitarnya seolah mencari penyusup itu. "Aku tidak melihatnya."

Orang tersebut mengangguk. "Kalau begitu kalian pulanglah kami disini akan melakukan penjagaan sementara waktu."

Renjun dan Chenle saling menatap lalu menjawab secara bersamaan. "Baiklah kami akan pulang, semoga orang yang kalian sebut penyusup itu tertangkap." Ucap Renjun lalu menarik pelan Chenle meninggalkan kawasan tersebut.

" Ucap Renjun lalu menarik pelan Chenle meninggalkan kawasan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedangkan Jeno sudah sampai keluar dari goa kecil itu. Terlihat dirinya sedang mondar-mandir menunggu kehadiran Renjun.

"Apa dia membohongiku?" Tanyanya pada diri sendiri

Ketika ingin masuk lagi kedalam goa kecil, Jeno di kejutkan oleh teriakan Taeil.

"PANGERAN! PANGERAN JENO!"

"Astaga kenapa dia berteriak? Apa suaranya tidak terdengar sampai keluar apa? Jika para penjahat itu mendengarnya bagaimana?" Dengan terpaksa Jeno berlari kecil menghampiri Taeil di iringi gerutuan jengkel.

Sampai di hadapan Taeil yang. "Kenapa kau berteriak? Jika ketahuan bagaimana?" Jeno menatap tajam lawan bicaranya membuat Taeil merasa ciut.

"Maaf pangeran, tapi mereka sudah dikalahkan oleh jendral Jaemin."

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Maaf kalo gak jelas :v

Kamis, 14 Oktober 2021

Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang