d u a s e m b i l a n

1.8K 236 2
                                    

-HAPPY READING-

Typo bertebaran!

Akibat terlalu kelelahan berlari untuk menghindari kejaran para prajurit istana baik renjun dan chenle kini terduduk bersandar lemas pada dinding goa dengan mata terpejam, tidak bisa dikatakan jika mereka tengah tertidur saat ini.

Telinga tajam renjun dari jauh mendengar langkah kaki dua orang disana.

"Apa ada orang yang masuk kedalam goa?" tanya chenle yang juga mendengarnya.

"Aku rasa iya." jawab renjun dengan mata terpejam.

"Perlu kita pindah tempat terlebih dahulu? aku takut itu adalah pemburu."

"Tenaga ku belum pulih chenle, insting ku mengatakan jika itu bukanlah orang jahat. Jadi tenang lah sedikit, oke?"

"Baiklah."

Suara langkah kaki itu semakin dekat juga omongan orang itupun terdengar semakin jelas di telinga renjun.

"Apa aku terlalu merindukannya sampai-sampai mendengar suara Jeno?" batin renjun.

"Aku bertemu dengan renjun berawal dari tempat ini, jaemin."

Renjun diam namun tidak dengan chenle. Mata anak itu seakan ingin keluar dari tempatnya karena mendengar nama kakaknya di sebutkan belum lagi nama yang familiar itu, jaemin?

"Apa itu raja Jeno dengan jendral jaemin?!"

"Chenle, kau harus pastikan itu mereka aku ingin bertemu Jeno, hiks..."

Mungkin efek kehamilannya membuat perasaan renjun sedikit sensitif, mau tidak mau chenle harus menuruti permintaan kakaknya.

"Baiklah, kau tunggu disini aku akan mengeceknya."

Renjun mengangguk kecil.






"Dimana lorong yang kau maksud Jeno? disini sudah sangat gelap."

Jeno berdecak mendengar rengekan jaemin. "Mungkin sebentar lagi akan sampai, bersabarlah."

"Lebih baik kita putar balik saja, kita tidak tau bahaya apa di dalam sana."

"Tapi-"

"Kita kembali saja yang mulia. Aku percaya jika pertemua pertamamu dengan mahkluk hybrid itu di tempat ini. Jadi bisakah kita kembali sekarang?"

Jaemin benar, di dalam sana keadaannya tidak tau apakah ada bahaya mengancam atau tidak. Lebih baik menghindari dari pada berakhir naas.

"Ayo kita kembali."

Jaemin tersenyum lebar. "Pilihan yang tepat tang mulia."

Keduanya melangkah kembali ke bibir goa dimana ada kuda mereka menunggu tuannya datang.

"Tunggu-!"

"Tunggu yang mulia."

Baik Jeno maupun jaemin berbalik menatap kebelakang. "Bukankah itu suara hybrid pangeran jisung?" tanya jaemin.

Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang