d e l a p a n b e l a s ❌

3K 268 7
                                    

Kalian, apa kabar?

[100% hanya cerita fiktif-tidak nyata]

***

"Ughh....Jeno,"

"Kenapa sayang?" jawab Jeno dengan bibir menjilat sana sini sekitaran leher renjun.

"Jangan terus mengigit. Awww!" Renjun mengerang ketika gigi tajam Jeno mengigit permukaan kulitnya.

"Owhh maafkan aku,"

Twhop Twohp

"Masukkan aku sudah tidak kuat!" bibirnya bergetar menahan hasrat ketika batang itu menggesek pangkal pahanya dengan cepat.

"Ahh...tidak, tidak akan ku masukkan."

"Ah,...Jeno~" dengan suara mendayu. "Tolong masukkan saja itu tidak akan terlalu sakit. Kumohon dia menginginkan milikmu mengisinya."

"Baiklah. Beritahu aku jika itu terlalu menyakitkan untukmu."

Jeno melihat kebawah dimana miliknya mengacung tegak dengan lendir dimana-mana, sedangkan milik renjun yang mungil itu memerah dan lubang merah muda itu terlihat berkedut sesekali dengan cairan yang meleleh dari sana.

Melebarkan kaki renjun lalu memposisikan miliknya di depan lubang tersebut.

Dengan perlahan Jeno memasukkannya. "Renjunhh,...lubangmu seperti akan memotongku."

"Ngahh...ah.. Jenoh pelanh...kurasa lubangku akan robek...hiks."

Seketika perasaan menyesal menyuruh Jeno untuk memasukkannya muncul. Ia tidak mengira jika rasa sakitnya seperti ini.

Jleb

"AHHH...JENHNOHH! SAkitttt."

Cengkraman dinding rektum itu membuat Jeno gila. Dengan tidak sabarnya dirinya menghentakkan pinggulnya dengan ritme cepat tanpa melihat renjun yang di bawah sana tengah meracau.

Suara kecipak mengalun di kamar megah Jeno di iringi desahan renjun tentunya.

"Nghh...haaa...ahh."

"Teruslah mendesah renjun, aku menyukainya."

"Ahh...itu terlalu dalam Jeno...Angghh!"

Jeno mendongak dengan nikmat ketika pelepasannya sampai.

Sedangkan renjun memejamkan matanya guna menormalkan nafasnya yang memburu, rasa hangat mengalir deras di dalamnya.

Plak

"Aww!! Kenapa kau memukulku?" tanya Jeno dengan penis yang masih menancap di lubang.

"Aku sudah katakan jangan keluar di dalam! Kenapa kau tak mengindahkan ku?"

Jeno mengerjapkan matanya, lalu. "Maaf renjun sungguh aku lupa." Katanya sambil menggaruk tengkuknya.

"Jika aku hamil bagaimana?"

"Berarti aku akan jadi ayahnya."

Renjun menatap Jeno jengkel. Manusia ini sangat bodoh!

"Minggir kau berat, aku ingin tidur."

Jeno menyingkir dari atas tubuh renjun namun enggan untuk melepaskan miliknya yang sudah nyaman di dalam sana.

"Cabut milikmu," renjun memiringkan badannya berlawanan arah dari Jeno.

Dan itu semakin mudah untuk jalan akses Jeno.

"Ahh!...ughhh kenapa kau makin menekannya?"

"Biarkan dia tetap di dalam sana renjun, dia sudah merasa nyaman."

"Apanya!? Nanti kau mengeras lagi, aku lelah ingin tidur." Menoleh sebentar pada Jeno." Kau sudah menggempurnya habis-habisan tadi."

"Aku tidak akan menganggu. Jadi kau bisa tidur."

Renjun mendengus. "Awas saja kau!"

Saat memejamkan mata beberapa menit terasa sangat jelas benda yang berada di dalam dirinya itu tengah membesar. Itu terjadi karena Jeno sebelumnya memaju mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan, tapi ia biarkan.

"Hmmhh...Jenooo bisakah kau berhenti bergerak?"

"Aku hanya bergerak sedikit."

"Jangan bergerak atau cabut?"

Jeno mengerucutkan bibirnya. "Baik, jangan bergerak."

"Bagus."

Sebelah tangan Jeno memeluk pinggang ramping renjun dan satunya lagi mengelus telinga rubah yang terasa lembut itu.

Dengan senyum menawan Jeno berucap dalam hati. Ah sungguh sangat lezat jika aku melakukannya setiap hari.

Pengalaman bercinta pertama Jeno maupun Renjun benar-benar sangat menggairahkan untuk perasaan mereka masing-masing.







***
TBC

Minggu, 25 Desember 2022









Noren; Secret Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang